PART 8

61 5 0
                                    

Happy reading 💕💕

•••

Hari sabtu pun tiba, sabtu pertama akan dijalankan nya ekskul. Pada hari ini semua siswa ekskul musik telah berkumpul di studio musik sekolah, lalu mereka menjalankan kewajibannya masing - masing. Kini mereka sedang berkumpul, berunding untuk persiapan acara 17 Agustus nanti.

"Semuanya duduk di tempat duduk nya masing - masing ya." Perintah Reta selaku wakil koordinator ekskul, mereka semua pun langsung duduk di tempat nya masing - masing.

"Guys, gua minta perhatiannya sebentar boleh?" Ujar Gunung dengan lantang, yang lain pun mengangguk sebagai jawaban.

"Ya gua tahu kita baru 2 kali pertemuan sama hari ini. Tapi boleh gak gua minta perwakilan dari kelas 10 buat tampil nanti pas 17-an nanti?" Tanya Gunung.

"Yang keberatan boleh angkat tangan." Ujar Reta menimpali, dan tidak ada satupun yang menjawab maupun mengangkat tangannya.

"Berarti gak ada yang keberatan?" Tanya Reta memastikan.

"Kalo belom ditentuin siapa yang akan tampil, kayak nya saya tidak keberatan, mungkin kalo sudah ada yang terpilih baru mereka tahu keberatan atau tidaknya." Ujar Langit membuka suara.

"Nah, kalo soal itu gua mau liat progres kalian dulu dari selasa kemarin sampai sabtu minggu depan, mungkin. Karena kita punya waktu tinggal 2 minggu ini aja dan nanti h- berapa akan tampil kalian akan mulai latihan intens." Jelas Gunung.

"Gimana ada yang kurang jelas?" Tanya Gunung lagi memastikan.

"Kira - kira bagian apa aja yang akan tampil?" Tanya Azriel salah satu murid kelas 10 yang berposisi di gitar.

"Vocal sih sudah pasti, yang lainnya kemungkinan gitar, bass, cajon. Keyboard dan drum akan dilihat selama beberapa hari kedepan, kalo ada yang udah mulai bagus dan ada progres akan tampil juga." Jelas Gunung lagi.

"Oke kak, terimakasih."

"Ada yang mau bertanya lagi?" Tak ada lagi pertanyaan yang keluar dari mulut mereka semua.

"Oke, kalo gak ada kalian bisa ambil posisi kalian masing - masing ya." Ujar Gunung lalu meninggalkan ruangan tersebut sejenak.

Langit berjalan ke arah tempat drum di taroh, ia mencoba sesuai dengan yang sudah diajarkan oleh Kak Gamang, kemarin selasa. Setelah beberapa menit mencoba, Langit pun beristirahat sejenak. Saat beristirahat di sofa yang ada disediakan disana sambil bermain hp, ada seseorang yang datang ke arah Langit.

"Udah bisa Langit?" Tanya seseorang tersebut, yaitu Gamang.

"Bisa apa kak?" Tanya Langit balik sambil meletakkan handphone nya.

"Bisa mainin dasar - dasar nya yang saya kasih kemarin?" Tanya Gamang lagi dengan lembut.

"Lumayan bisalah kak." Jawab Langit singkat.

"Kalo diajak tampil 17-an besok bisa?" Langit berpikir sejenak dengan pertanyaan tersebut, ia harus memikirkan nya matang - matang.

"Belum bisa memastikan sih kak." Jawab Langit sangat ragu.

"Kalo belom mau ngambil, gapapa sih. Yang penting belajar aja dulu pelan - pelan." Ujar Gamang. Langit yang mendengar penyataan tersebut langsung bernafas lega, karena ia masih takut jika harus tampil didepan banyak orang.

"Ya udah sekarang saya mau lihat kamu main yang kemarin sudah saya ajari." Ujar Gamang lalu berjalan ke arah drum dan diikuti dengan Langit dibelakangnya. Langit bermain dengan santai dan perlahan agar tidak salah.

"Gam, udah lancar mainnya?" Tanya Gunung dari belakang sambil menepuk pundak Gamang. Gamang yang mendengar suara tersebut langsung membalikkan badannya.

GUNUNG & LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang