Part 23

39 6 0
                                    

Happy Reading 💕💕

•••

Tak terasa kini sudah 2 semester telah berlalu, saatnya memasuki semester ke 3 untuk Gunung. Banyak sekali suka dan duka yang telah dilalui oleh Gunung. Apalagi tugas yang semakin banyak membuatnya harus bekerja lebih ekstra. Banyak waktu yang memang harus ia habiskan di dalam kostnya. Rasa ingin menyerah pasti ada dalam dirinya, tetapi ia ingat perjuangan masuk sini itu tidak mudah maka ia tak boleh menyia - nyiakan begitu saja.

Ditahun ini, Langit juga telah lulus dari SMA. Pada hari kelulusan hari ini Gunung sedang sibuk, jadi ia berhalangan tidak bisa hadir di acara kelulusan Langit. Langit merasa sedikit kecewa, namun ia tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menerima keadaan yang dijalankannya saat ini.

Tapi ditengah kesibukan itu, Gunung juga menyempatkan diri untuk menelpon Langit yang masih ada di dalam acara graduation. Meskipun sibuk, komunikasi bagi Gunung masih sangat penting agar hubungannya tidak pecah begitu saja.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ada sekitar 1 jam Gunung habiskan untuk menelpon Langit. Mereka saling bertukar cerita tentang hari - hari yang dihabiskan selama ldr. Ternyata banyak cerita seru dan unik yang dilalui masing - masing dari mereka. Lelah yang Gunung rasakan sedikit hilang dengan adanya Langit di depannya sekarang.

"Kamu tau gak, katanya ada orang yang suka sama aku tapi aku tolak dia."

"Ada yang nembak kamu?" Tanya Gunung sedikit cemburu.

"Enggak nembak sih, cuma ngungkapin aja kalo dia suka sama aku."

"Ooh, terus reaksi kamu?" Tanya Gunung lagi.

"Biasa aja, emang harus bahagia gitu? Gak lah orang ada hati yang aku jaga."

"Di depan ngomong begitu, dibelakang belum tentu."

"Kak, gak usah begitu bisa?"

"Kenapa? Mau marah?"

"Kak, udah ya sekarang nenangin masing - masing dulu. Kalo kita ngobrol terus bisa ngebuat kita makin jauh."

"Assalamualaikum." Tutup Langit.

"Waalaikumsalam." Entah hal apa yang tiba - tiba membuat mood Gunung berubah begini. Meskipun ia tahu Langit tidak akan melakukan hal yang dipikirkannnya tapi tetap saja itu membuat hati Gunung panas.

Gunung menenangkan diri terlebih dahulu dengan berjalan - jalan entah kemana. Langit yang berada di acara itu juga merasa tidak tenang, tapi dia berusaha untuk tetap professional juga.

GUNUNG & LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang