PART 10

43 4 0
                                    

Happy Reading 💕💕

•••

Sebulan telah berlalu, Langit hiatus dari ekskul seminggu setelah acara 17-an. Entah hal apa yang membuatnya menghindar seperti ini, apakah saat itu Langit sedang ingin mengubah dirinya? Atau ada hal lain yang membuatnya pergi begitu saja tanpa izin yang pasti? Hanya Langit yang tahu pasti alasannya.

Namun alasannya tiap ekskul hari selasa tetap sama yaitu, "saya izin ada les ya, kak." Mungkin kesibukan inilah yang membuat Langit sedikit lelah dan membuat dirinya harus bisa membagi waktu lebih.

Saat Langit tidak mengikuti ekskul, dirinya dan Gunung juga saling menjaga jarak, tidak ada komunikasi intens seperti sebelum - sebelumnya, entah hal apa yang membuat mereka seperti ini. Gunung menjadi seperti orang yang cuek tiap kali bertemu dengan dirinya, tak ada lagi tegur sapa diantara mereka berdua.

Tanpa diketahui oleh Langit, sebenarnya Gunung juga sedang berusaha dekat dengan seseorang. Seperti yang diketahui Gunung mencintai Laut, ia akhir - akhir ini pun semakin sering bertemu dengannya hanya sekedar untuk berbasa - basi, dan mungkin hal itu yang membuat Gunung semakin menjauhi Langit.

Langit selalu penasaran, namun ia tak berhasil mencari tahu. Setiap ia berusaha mencari tahu, selalu ada saja hal yang menghalanginya. Mungkin itu cara Tuhan agar tidak membuatnya sakit.

"Langit, ngapain lo bengong aja daritadi?" Tanya Mita yang duduk disampingnya. Sekarang mereka sedang berada di taman sekolah, tempat kesukaan mereka sekarang.

"Gapapa, cuma kepala gua lagi sedikit berisik." Jawab Langit dengan arah pandang menatap langit mendung kala itu.

"Mau cerita gak?" Tawar Mita.

"Enggak, lagi pengen liat alam aja buat ngobatin semuanya." Tolak Langit.

Teman - teman nya sedikit khawatir dengan kondisi Langit yang akhir - akhir ini sering melamun sendiri, seberat itukah masalahnya?

"Kayaknya gua yang terlalu naroh harapan lebih. Lo kayak ngasih harapan dan buat gua terbang habis itu dihempasin gitu aja. Jujur, sakit banget kak." Gumam Langit dalam hati, dengan perasaan yang sudah tak bisa digambarkan.

"Lo beneran gapapa ngit?" Tanya Aisyah memastikan.

"Iya gapapa kok, santai aja."

"Tapi muka mu gak bisa bohong." Ujar Mita dengan memaksa.

"Mit, aku gapapa. Lagian juga kalo diceritain kalian gak bakalan ngerti."

"Lo aja belom cerita gimana kita mau ngerti?" Tanya Mita.

"Emang semua harus diceritain?" Tanya Langit balik.

"Ya enggak, tapi seenggaknya lo ngomong lo kenapa biar kita - kita gak panik." Jawab Mita.

"Tiba - tiba dia ngejauh." Ujar Langit dengan sendirinya.

"Hah!?" Ujar semuanya.

"Gak, gak ada." Elak Langit.

"Dia siapa?" Tanya Fitri penasaran.

"Yang itu ngit?" Tanya Mita menimpali.

"Iya mit."

"Siapa - siapa? Kasih tau dah." Tanya Fitri semakin penasaran.

"Ytta." Jawab Langit.

"Siapa gak ngit!?"

"Gak mau."

"Ooh gitu, mainnya rahasia - rahasiaan gak seru." Ujar Fitri ngambek.

"Inisialnya apa?" Tanya Aisyah

GUNUNG & LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang