"Aku bisa menjaganya, membahagiakannya, dan membuatnya selalu merasa di cintai."
-Athar Malik---
Alara sudah tertidur dengan pulas nya bersama dengan ibunda tercinta––hal itu sedikit membuat Altaf tenang. Wajah mereka yang begitu tenang saat tidur membuat hatinya juga damai. Pria itu segera menyelimuti keduanya, setelah itu ia mengecup kening keduanya dan mengusap kepalanya dengan penuh cinta.
"Mimpi indah kehidupan ku," gumam Altaf dengan senyuman tak pudar di wajahnya. Setelah itu ia memilih keluar dari kamar, dan malah menemukan Athar yang hendak kembali ke kamarnya.
"Athar..." panggil Altaf.
Athar menoleh. "Iya Papa?"
"Bisa kita bicara sebentar?" ajaknya. "Kita berbicara diluar saja,"
"Bisa Pah..." Athar dengan gugup segera mengikuti langkah ayahnya Alara itu keluar rumah––mereka pun terduduk di kursi yang tersedia diluar.
"Sebenarnya kau punya hubungan apa dengan Alara?" tanya Altaf langsung ke-inti pembicaraan yang ingin ia bicarakan dengan pria ini.
"Kami hanya teman," balas Athar gugup––dibilang teman juga bukan sebenarnya. Kapan kebohongan ini berakhir? Ia selalu di tanyain statusnya dengan Alara––gadis itu benar-benar membuatnya kacau.
"Putriku tidak pernah se-takut itu saat kehilangan seseorang, padahal hanya keluar sebentar," timpal Altaf benar-benar membuat Athar tak berkutik.
Putri mu begitu karena hanya aku yang mau menerima ajakan konyol yang dia buat! batin Athar.
Athar tak merespons, hal ini membuat Altaf kembali menyeletuk, "Putriku selalu di anggap gila gara-gara Obsesinya sendiri; dulu kami berpikir bahwa dia hanya berimajinasi saja, dan akan menghilang seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata setelah dewasa, ia semakin menjadi. Dia boleh berimajinasi sesuka hatinya tapi aku hanya takut hal itu tak kesampaian, dan membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Kekhawatirkan kami ternyata menjadi nyata."
"Aku juga tak tega; aku takut Alara mendengar ucapan orang-orang yang berpikir bahwa dia tidak waras. Itu akan membuat hatinya sakit, selama ini banyak yang mengejeknya tidak waras, aku takut tiba-tiba ada orang yang membawanya ke rumah sakit jiwa..."
"Aku pernah kehilangan putraku. Sekarang hanya Alara putriku––kami tidak ingin kehilangan anak lagi. Saat Ayan datang melamar putri kami, kami sangat senang karena akan ada seseorang yang menolongnya tapi ternyata malah sebaliknya. Alara kami menjadi seperti ini gara-gara Ayan..."
"Papa mohon, jelaskan sekarang apa hubungan kalian? Alara sampai tak mau kehilangan mu, kau harus menuruti semua keinginannya, luka di lengan mu, dan kedekatan kalian? Katakan yang sejujur-jujurnya..." pinta Altaf demi kebaikan bersama juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARA SECRET : Obsesi Penculikan [Lengkap]
Любовные романы[SANA seri 4] Alara Faiq seorang gadis yang terobsesi dengan yang namanya 'Penculikan' dan mempunyai cita-cita ; kelak dirinya akan di culik oleh seseorang pangeran tampan. Bagaimana gadis itu tidak terobsesi? Orangtuanya bersatu karena penculikan...