Setelah Jonas dan Gara mengikat tangan dan kaki korbannya di kursi––mereka pun akhirnya bisa terduduk santai, rasanya memang berat sekali menjadi sepupu atau sahabat Alara yang memang pemikirannya selalu gila––selalu kurang di mengerti oleh mereka.
Alara sendiri sekarang sedang senyum-senyum sumringah, gadis itu bahkan berputar-putar dengan dress-nya yang berwarna putih bermotif bunga sederhana hingga roknya itu berputar juga.
Kedua pria itu hanya menggelengkan kepalanya terheran-heran. Kini gadis itu beralih membuka karung yang menutupi wajah calon suaminya dan setelah dibuka--
"AAA! DIA SIAPA?!"
Jonas dan Gara langsung terbelalak. "Ha? Kenapa bisa jadi orang lain?"
Alara berkacak pinggang. "Kalian salah seret orang?!"
"Benar kok, yang kepalanya ditutupi karung kan hanya Ayan," bela Gara yang merasa tak bersalah––ia hanya menyeret orang yang kepalanya di tutupi karung.
Pandangan Gara dan Alara beralih pada Jonas yang sedang menunduk. "Aku buru-buru menutup kepalanya, jadi salah orang--"
"KAK JONAS!!!"
---
Jonas memilih untuk kabur dari pada terkena amukan lagi dari Alara atau Gara; pria itu sendiri marah karena perjuangannya merasa sia-sia saja karena Jonas––si burem yang meresahkan, mengacaukan segala rencana mereka. Jujur saat tadi dirinya cukup panik dan takut tiba-tiba ada orang yang menangkap basah mereka jadi Jonas langsung menutup kepala orang lain dan bukan Ayan makanya jadi 'salah sasaran.'
"HEI JONAS!"
Baru saja menghela nafas lega beberapa kali, kini jantungnya kembali tak normal saat mendengar pekikan peri jahat––siapa lagi jika bukan Naira; gadis galak, seenaknya tapi pikirannya masih jernih, tak seperti Alara.
"Dimana Gara?!" tanya Naira dengan nada membentak.
Jonas lagi-lagi hanya bisa memasang raut wajah pasrah. "Kenapa mencari dia? Aku dan Alara tak di cari?"
"I-iya m-maksudnya k-kalian," terang Naira kali ini agak gugup––seperti tengah menyembunyikan sesuatu.
"Tapi aku ada disini," terang Jonas.
"YA AKU TAHU MAKANYA BERTANYA PADAMU! KAU PIKIR AKU BUREM SEPERTI MU?!" jelas Naira marah-marah.
Jonas mengelus dadanya pasrah. "Hm, Gara sedang pergi ke tongkrongan sedangkan Alara––dia sedang menculik seseorang, eh maksudnya dia sedang mengkhayal di culik, biasalah dia, si Obsesi penculikan," ujar Jonas agak-agak gugup apalagi hampir keceplosan, mau bagaimana pun Naira tak boleh tahu kejahatan Alara.
"Tongkrongan mana si Gara-gara?"
Jonas agaknya heran; mengapa Naira terus bertanya dimana Gara? Apa pentingnya bagi dia, toh nanti juga akan bertemu pada waktunya, lupakan––makan malam juga akan bertemu.
"Ya di tempat biasa," setelah mendengar jawaban itu, lantas Naira segera pergi menyusul kesana seorang diri.
Jonas menghela nafas lagi. "Nai... Kenapa kau selalu cuek padaku?"
---
Seorang laki-laki bertubuh tinggi membuka matanya secara perlahan-lahan, hal pertama yang dia lihat adalah seorang perempuan yang sedang terduduk di depannya––gadis itu memandanginya dan tersenyum kala dirinya benar-benar membuka matanya.
Hal yang membuatnya terkejut adalah; tangannya terikat bahkan kakinya, tunggu-tunggu, ia mencoba mengingat kejadian tadi ketika temannya di pukul dari belakang dan ketika dirinya hendak menoleh seorang gadis yang sama malah memukulnya dan berakhir terkurung di tempat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARA SECRET : Obsesi Penculikan [Lengkap]
Romans[SANA seri 4] Alara Faiq seorang gadis yang terobsesi dengan yang namanya 'Penculikan' dan mempunyai cita-cita ; kelak dirinya akan di culik oleh seseorang pangeran tampan. Bagaimana gadis itu tidak terobsesi? Orangtuanya bersatu karena penculikan...