Part Terusan

15 0 0
                                    


Part Terusan ini menceritakan versi detail bagian yang menggantung di part 60 M.U.L yang pertama & sambungan part 23

Yah, moga ga bingung yes. Wkwk

Met baca.


~~~~~~~~~~~~~~~

"Mama, Bintang juga mau punya Adek, ish! Papa juga nih, iya-iya doang jadi nggak!" ucap Bintang tiba-tiba membuat semua orang di sini tertawa.

Brian dan Bina antara malu sama kaget nyampur aduk, tuh. Brian malah menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ya iyalah, ditagih Adek baru sama anak semata wayangnya.

"Sabar ya, Bintang. Tujuh bulan lagi kamu ketemu kok sama Adek kamu," ucap Bina membuat semua orang di sini terkejut.

"Bin? Kamu hamil lagi?!" tanya Brian. Bina hanya mengangkat kedua bahunya, pura-pura nggak tahu.

Brian yang paham maksud gestur istrinya itu pun langsung memeluk Bina dan mengecup singkat kening Bina.

Tidak berlarut dalam situasi tersebut, Bintang yang dari tadi masih diam karena bingung akan ucapan Ibunya, kini mulai mendekat dan duduk di atas pangkuan Ibunya.

"Maa..."

"Ya, sayang?"

"Maksudnya Itang ketemu Adek aku tujuh bulan lagi tuh apa? Adeknya Itang udah jadi?" tanya Bintang dengan polosnya. Bina tersenyum, dengan sabar mengusap rambut sambil membenarkan sedikit poninya.

"Iya, Adeknya Bintang udah jadi. Bintang sebentar lagi dipanggil Kakak Itang beneran sama Adeknya Bintang. Seneng, nggak?"

Senyum Bintang mengembang begitu manis begitu mendengar bahwa sebentar lagi ia akan resmi dipanggil Kakak Itang oleh Adiknya sendiri. "YEEEYYY, Alesa, Jeni, Darlin, aku sebentar lagi dipanggil Kakak Itang di rumah!!"

Badan Bintang bergerak-gerak dengan begitu semangatnya membuat Bina agak sedikit takut pergerakan anaknya yang lagi mode bahagia itu secara tidak sengaja menyenggol perutnya. Brian yang menyadari perubahan ekspresinya pun langsung paham dan segera mengambil alih Bintang dari pangkuan istrinya. "Kakak Itang, sama Papa dulu sini." Bintang pun menuruti apa kata Papanya.

Ucapan selamat dan doa pun terucap dari para sahabatnya. Tak disangka bahwa berita kehamilan Bina juga menjadi sebuah kebahagiaan untuk semua yang ada disini. Itu artinya, sebentar lagi pasukan para Bocils akan bertambah.

Obrolan para orang dewasa pun masih berlanjut, sedangkan anak-anak lagi pada main di depan TV tidak jauh dari tempat para orang tua berkumpul. Hingga ada satu hal yang menginterupsi, hal itu membuat semua orang yang ada di sana sangat terkejut bukan main.

"Hai. Sorry, gue telat banget ya?"

Semua menatapnya tidak percaya. Ini nyata, kan?!

Naya bahkan sampai berdiri saat melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini. Dengan mata yang berkaca-kaca, wajah yang mulai memerah, menyiratkan rasa kesal, marah, kecewa, juga kerinduan yang begitu dalam.

"Hug me?" tanyanya sambil merentangkan tangannya.

Tidak butuh waktu lama untuk Naya menghampiri dan memeluk erat lelaki itu. Ia bahkan marah, sangat marah, meluapkan segala emosinya, yang hanya bisa dibalas oleh usapan lembut yang diberikan lelaki itu di kepalanya.

"LO JAHAT! LO NGAPAIN PULANG?! BUKANNYA MAS UDAH GAK SAYANG GUE?! LO JAHAT NGGAK PERNAH PULANG! GAK PERNAH BALAS PESAN GUE! GUE BENCI... LO BUKAN MAS GUE...." Naya menangis, memukul dada Devan tanpa tenaga, karena begitu Naya melihat Kakaknya hadir, seketika seluruh tulangnya melunak, kakinya terasa sangat lemas, bahkan sekedar untuk mengepalkan tangannya sekuat tenaga untuk meninju sang Kakak pun rasanya tak sanggup.

My Unexpected Life 2 (Laatste)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang