[20] Ikatan Batin Pertama

66 5 0
                                    

Sudah 3 negara yang Devan singgahi dalam 4 tahun terakhir. Setelah cukup lama sekitar 6 bulan tinggal di Hongkong dulu, ia memutuskan untuk pindah ke Korea, lebih tepatnya di Seoul selama satu tahun.

Devan di Korea tidak tinggal sendiri, melainkan tinggal bersama teman masa sekolahnya dulu waktu masih tinggal di Singapore, namanya Seo Jang Min. Selama di Korea, Devan jauh lebih produktif dari sebelumnya. Devan ikut belajar dan membantu Ibunya Jang Min membuat kerajinan tangan yaitu syal dan sweater rajut.

Ternyata kehidupannya Jang Min nggak sebaik dulu, karena semenjak Ayahnya meninggal saat Jang Min yang baru saja lulus SMA, ia harus langsung mencari pekerjaan dan kini Jang Min bekerja di salah satu pabrik tekstil, gajinya memang nggak seberapa, tapi cukup untuk hidup berdua. Semenjak saat itu, Jang Min dan Ibunya harus berjuang untuk tetap melanjutkan hidup. Hal itu yang membuat hati Devan tersentuh. 

Devan dengan inisiatifnya ingin mengembangkan usaha milik Ibu Jang Min. Karena sayang, hasil rajutan Ibu Jang Min terlalu bagus untuk hanya di jual di pasar kecil. Jadi, Devan membeli sebuah tempat seperti toko untuk mengembangkan usaha Ibu Jang Min termasuk iklan dan pemasarannya.

Tempatnya juga nggak begitu jauh dari rumahnya. Jang Min awalnya sempat menolak, tapi Devan melakukan semua itu tulus sekaligus sebagai bentuk terima kasih karena sudah diizinkan tinggal bersamanya selama setahun. Anggap lah ini hadiah perpisahan dari Devan sebelum akhirnya Devan kembali meneruskan perjalanannya. Devan meninggalkan Korea dan tinggal di Jerman. 

Devan tinggal di Jerman lumayan lama, sekitar satu setengah tahun. Selama di Jerman, Devan bekerja selama beberapa kali untuk menghilangkan rasa bosannya. Mulai dari bekerja di toko roti, di restoran, Devan melakukan banyak hal yang belum pernah Devan lakukan seumur hidupnya. 

Sebenarnya bukan karena Devan kekurangan uang, tapi ia ingin melakukan banyak hal yang bisa ia jadikan sebagai pengalaman, di samping ia ingin melupakan Yesline tentunya.

Dulu, saat sebelum Devan memutuskan untuk meninggalkan rumah dan berkelana seperti ini, Devan sudah lebih dulu membahas ini dengan Yohan, dan hanya Yohan yang tahu keberadaan Devan selama ini. Karena ya hanya Yohan yang selalu ia hubungi untuk tetap mengetahui semuanya yang terjadi di Indonesia. Yohan dipercaya oleh Devan untuk tetap meng-handle perusahaan sekaligus mengelola club taekwondo miliknya. Itu sebabnya, meskipun Devan nggak kerja, Devan tetap mendapat pemasukan ke rekeningnya. Karena club taekwondo miliknya berjalan dengan baik bahkan semakin berkembang. 

Setelah merasa puas dengan pengalaman di Jerman, akhirnya Devan memutuskan pindah ke New York selama 1 tahun setengah. Dan belum lama ini Devan memutuskan untuk kembali ke Hongkong. Entah apa yang membuatnya ingin kembali ke Hongkong, tapi perasaannya seperti menuntunnya untuk kembali ke sana. Karena jujur saja, Devan lebih nyaman saat tinggal di Hongkong dulu, padahal nggak ada yang spesial. 

.

.

.

.

.

[NB : Karena lokasi berlatar di Hongkong dan penulis nggak bisa bahasa Mandarin ataupun Kanton, jadi akan tetap ditulis dalam bahasa Indo, cuma ya anggap aja ngomongnya pakai bahasa sana.]




[DEVAN POV]🌼






Bruukk!

"Ya ampun, kamu nggak apa-apa? Maaf-maaf, Om nggak sengaja." Gue membantu anak lelaki itu berdiri. 

Gue melihat anak lelaki ini seperti sedang menahan sesuatu, ternyata lututnya terluka. 

"Astaga, kaki kamu berdarah! Biar Om bantu obatin dulu!" Gue dengan sigap menggendong anak itu dan mendudukkannya di bangku taman. 

My Unexpected Life 2 (Laatste)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang