[2] The B's New Life

153 9 0
                                    

[BRIAN POV]🌼


Siapa yang bilang kalau jadi orang tua itu gampang? Yang bilang gampang maju sini buruan, ajarin gue how to be sabar.

Baru juga tiga bulan jadi orang tua, dan gue mulai merasakan gimana dulu rasanya Mama sama Papa membesarkan gue. Beneran deh, Bintang ini luar biasa banget anaknya.

Luar biasa bikin gue sama Bina lembur momong bocah.

Bintang tuh, sering banget nangis minta nyusu antara jam 1 sampai jam 3 pagi. Dan setiap habis nyusu, giliran gue yang ambil alih bintang. Bintang itu anaknya kalau haus bakal nangis kencang dan yang bisa nenangin cuma Mamanya. Pas giliran sudah kenyang tapi masih nangis, itu yang bisa nenangin cuma gue. Kayak gini misalnya,

"Bin, ngantuk?" Bina mengangguk. Sekarang sudah jam 3 pagi dan kita bertiga masih terjaga. Gue yang lagi sibuk memperhatikan Bintang minum ASI sampai mikir, ini anak kok minumnya kuat banget ya nggak kelar-kelar dari tadi.

Keturunan Bapaknya apa ya?

Tapi kan Bapaknya itu gue.

"Yaudah, tidur aja. Biar Bintang aku yang gendong sampe tidur."

"Bri, udah kamu tidur aja. Besok kan kamu kerja. Sebentar lagi juga Adek tidur," kata Bina sambil menepuk-nepuk pelan bokong Bintang.

Bintang melepas hisapannya pertanda udah kenyang. Tapi seperti biasa, Bintang selalu nangis setelah kenyang.

"Eh—eh sayang, kok nangis?" tanya Bina pada Bintang.

"Tuh, Bintang nangis. Berati emang dia harus digendong aku dulu baru tidur."

"Yaudah, tapi habis itu kamu juga tidur ya?"

"Iyaaa, udah sana tidur." Dan akhirnya Bina benar-benar tidur. Tersisalah gue sama Bintang.

"Bentar ya Dek, Papa buka kaos dulu," kata gue pada Bintang yang masih nangis di kasur.

"Mau digendong nggak sama Papa?" Ya gue nanya begitu pun nggak akan dijawab juga, sih. Tapi dari tadi Bintang terus mengangkat kedua tangannya, gue anggap itu sebagai jawaban dari Bintang kalau dia memang mau digendong sama gue.

"Uuu, Bintang kok belat? Mimi cucu mulu ya? Jadi belat nih," kata gue sambil mencium pipi gembulnya.

[Notes : Belat : Berat]

"Tapi tuh ya, kalau siang kamu sering banget kemusuhan sama Papa, tapi kalau lagi begini, kamu malah seneng nempel sama Papa."

"Tapi nggak apa-apa, itu artinya kamu tahu kalau Papa ganteng! Kalau nggak ganteng, mana mungkin Mama kamu sama kamu suka nempel sama Papa." 

.

.

.

.

.

Bintang tuh, kalau sudah kenyang nyusu, biasanya suka nangis. Kenapa? Menurut insting keayahannya Brian, ini adalah cara dia minta dikelonin sama Papanya. Dan anehnya, Bintang baru bisa diam kalau digendong Papanya dalam keadaan shirtless.

Kalau kata naluri keibuannya Bina, "Adek tuh lebih nyaman tidur dipelukan kamu kayak gitu, mungkin karena Adek bisa langsung ngerasain kehangatan kamu secara langsung." Ini maksudnya karena Brian nggak pakai baju atasan, makanya Bintang merasa hangat.

Coba Bina yang nggak pake atasan, bisa-bisa Brian yang anget.

WKWK, canda anget.


"Bintang kecil, di langit yang biru... Amat banyak, menghias angkasa..." Brian bernyanyi dengan suara merdunya membuat Bintang yang tadinya menangis, kini menatapnya dengan tatapan bingung.

My Unexpected Life 2 (Laatste)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang