[23] New Page

22 1 0
                                    

What's past is past.
We don't live in the past,
but we also don't know if we will live in the future.

But that's not the point.

We can create our own world,
make it new like a blank sheet of paper, white with no scribbles.

We can write The Journey Of Us on the first page.
Write down the million wishes we have,
and we will realize them one by one.

We have so much time to make so many memories, we can do it like there's no tomorrow.

There is your name written on every page of our story.
My last wish is to spend the rest of my life with you 'til the last page of us.

.

.

.

.

.

Setelah melewati masa-masa sulit dimana Jaedan dan Gilsha nyaris berakhir di meja hijau, mereka bertekad untuk memulai semuanya kembali dari awal. Dimulai dari saling memaafkan, saling menerima kekurangan dan keadaan, dan saling mendukung satu sama lain. Jelas, hal itu sangat didukung baik oleh keluarga dari kedua belah pihak.

Mami dan Papinya Jaedan memang sempat sedih karena pada akhirnya mereka harus menyaksikan bagaimana hubungan antara Cucu dan Kakek itu terpaksa harus memutuskan ikatan keluarga. Jaedan yang menegaskan itu.

Namun orang tua Jaedan juga berpikir, mungkin ini adalah jalan terbaik untuk puteranya. Puteranya sudah dewasa, sudah punya keluarga sendiri. Mereka yakin bahwa apa yang sudah diputuskan oleh puteranya itu sudah dipikirkan matang-matang baik buruknya. Dan sekarang, mereka sebagai orang tua sudah pernah memberi nasihat, saran, dan saat ini yang mereka bisa lakukan hanya memberikan dukungan.

Sang Papi pun membantu membimbing dengan memberikan sedikit arahan-arahan mengenai rencana yang hendak dilakukan oleh Jaedan dalam membangun karirnya sendiri.

Soal perusahaan, ternyata bukan hanya Jaedan yang mengundurkan diri, tapi juga Julia sebagai calon pemegang perusahaan cabang yang ada di Bandung. Ia tidak akan mengambil alih perusahaan tersebut setelah lulus sebagaimana yang telah dibicarakan oleh Papinya dulu pada Julia.

Tidak sudi rasanya Julia menginjakkan kaki di perusahaan milik orang toxic yang hanya memikirkan diri sendiri, egois, pokoknya hal-hal negatif ada pada diri Kakeknya. Bukan maksud menjelek-jelekkan Kakeknya sendiri, tapi kenyataannya memang begitu. Bahkan kehadiran dirinya di tengah-tengah keluarga Arkana saja seperti bukan sesuatu yang diharapkan oleh Kakeknya. Ditambah setelah melihat bagaimana Kakaknya menderita karena tekanan dari Kakeknya yang nyaris berujung pada perceraian.

Jaedan memulai langkah awalnya sebagai pekerja dengan mengajar di tempat kursus bahasa Inggris sampai mengajar siswa secara private. Jaedan juga membuka les Bahasa Inggris di rumahnya setiap hari Minggu yang dihadiri anak-anak di daerah perumahannya. Gilsha ikut mempromosikannya dari mulut ke mulut, dan itu sangat membantu.

Satu tahun setelahnya, seorang kenalan lamanya semasa sekolah di Amerika dulu, ada yang memintanya untuk menjadi penerjemah buku novel karyanya ke dalam bahasa Indonesia. Lama kelamaan merambat jadi penerjemah buku bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris juga, kadang-kadang. Hingga seiring berjalannya waktu, dan sepertinya memang takdir baik memihak padanya, ia mendapat tawaran untuk menjadi penerjemah film. Memang freelance, tapi penghasilan dari apa yang ia kerjakan sangat berarti.

My Unexpected Life 2 (Laatste)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang