[18] FAIZ AL-HAFIDZH

20.9K 979 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

[ ayok sholawat dulu sebelum mulai membaca 😊]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

[ Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa aali sayyidinaa muhammad ]

“jangan tertipu oleh tampilan luar, karna heningnya kuburan bukan berarti seluruh penghuninya dalam kenikmatan.”

Indahnya rembulan sudah di gantikan oleh terangnya cahaya matahariHari ini adalah hari terakhir Adiba menginjakan kakinya di kota kelahirannyaSetelah penjelasan panjang dari Haikal semalam akhirnya Abi Ammar mengizinkan mereka berdua untuk pergi d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indahnya rembulan sudah di gantikan oleh terangnya cahaya matahari
Hari ini adalah hari terakhir Adiba menginjakan kakinya di kota kelahirannya
Setelah penjelasan panjang dari Haikal semalam akhirnya Abi Ammar mengizinkan mereka berdua untuk pergi dari kota ini

Adiba sudah rapi dengan baju abaya berwarna hitam di padukan dengan jilbab berwarna coksu

Kini ia tengah makan bersama kedua orang tuanya dan juga Haikal menuju bandara.
Setelah hampir 1 jam perjalanan akhirnya mobil yang di tumpangi ol3h Adiba dan juga keluarganya sampai di bandara

Kini saatnya Haikal dan juga Adiba pamitan kepada Umi dan juga Abinya, ia sudah memutuskan untuk menuruti perkataan Haikal untuk pindah keluar negri, Singapura adalah negri yang akan ia tempati untuk beberapa bulan hingga beberapa tahun kedepan.

Mereka sudah berada di bandara tidak hanya Umi dan Abi nya tapi juga ada kedua sahabatnya yang akan ikut mengantarkan kepergiannya keluar negri.
Adiba mencium punggung tangan Umi Naila kemudian memeluk Umi nya dengan erat. "Umi baik-baik ya di sini, Adiba bakalan kangen bangat sama Umi hiks... " Ujar Adiba mulai terisak
Jujur, berat rasanya untuk Adiba meninggalkan kota tempat kelahirannya ini, sudah banyak kenangan yang ia ukir di kota ini

Umi Naila membalas pelukan Adiba tak kalah erat. "Kamu jaga diri baik-baik di sana ya, jangan ngebantah kalau di bilangin sama abangmu, InsyaAllah Umi sama Abi bakalan sering-sering jengukin kalian." Ujar Umi Naila ikut meneteskan air matanya.

Kini Adiba beralih ke Abinya, Adiba memeluk erat Abi Ammar dan di balas tak kalah erat oleh Abinya "jaga diri baik-baik ya,Nak. InsyaAllah kalau Abi ada waktu luang Abi bakalan jengukin kalian." Adiba hanya menganggukan kepalanya
Setelah itu ia beralih menatap kedua curutnya, Arumi dan Hana sudah menangis dari tadi, mata keduanya sudah sembab dengan hidung yang memerah

Tanpa aba-aba mereka berdua langsung berhamburan kepelukan Adiba
"Diba hiks... Kita bakalan kangen banget sama lo hiks... " Ujar Hana

"Jaga diri lo baik-baik ya, jangan lupain kita berdua, pokoknya lo harus sering-sering telpon kita!!" Ujar Arumi
Adiba membalas pelukan kedua sahabatnya itu

"Pasti, aku bakalan baik-baik aja, aku nggak bakalan lupain kalian berdua, kalian itu udah kayak sodara aku sendiri mana mungkin aku lupain dua curut kesayangan aku ini, nanti kalau kalian libur kuliah kalian harus nyamperin aku" Ujar Adiba yang di angguki oleh mereka berdua

Faiz Al-hafidzh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang