[31]FAIZ AL-HAFIDZH

21.6K 1K 21
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

[ ayok sholawat dulu sebelum mulai membaca 😊]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

[ Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'alaa aali sayyidinaa muhammad ]

“manusia terindah adalah mereka yang khawatir omongannya melukai orang lain.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak terasa kini usia kandungan Adiba sudah memasuki usia 9 bulan, perkiraannya ia akan melahirkan dua minggu lagi.

Hubungannya dengan Faiz juga membaik bahkan Adiba kini semakin lengket dengan Faiz.

Seperti saat ini, Adiba enggan melepaskan pelukannya, sudah berbagai macam cara yang di lakukan Faiz.

"Bentar doang, Dek." Ujar Faiz untuk yang kesekian kalinya.

"Nggak mau, Kamu nggak boleh pergi, pokoknya kamu harus di sini terus." Ujar Adiba.

"Udah lah Iz, turutin aja. biar gue yang jemput Abi sama Umi sekalian pergi beli keperluan dapur." Ujar Haikal yang sudah jengah melihat pasutri tersebut.

Faiz menghela nafas beratnya
"Ya udah, Hati-hati bang." Haikal mengangguk kemudian berpamitan untuk pergi ke supermarket, setelah itu baru menjemput Abi dan Umi nya ke bandara.


🌻🌻🌻



"Masih mulas?" Tanya Faiz.

"Nggak terlalu." Jawab Adiba sambil rebahan di kasurnya.

Faiz duduk di samping Adiba, kemudian tangannya terulur untuk mengelus perut Adiba.

"Anak ayah nggak boleh nakal, kasian Bundanya." Ujar Faiz.

Adiba menutup matanya merasakan elusan tangan Faiz di perutnya.

Suara bell apartemen mengalihkan tatapan Faiz dari Adiba.

"Siapa?" Tanya Adiba

"Nggak tau, Aku buka pintu bentar ya." Ujar Faiz dan kali ini di angguki Adiba.

"Assalamu'alaikum Iz." salam keempat orang tersebut.

Faiz Al-hafidzh [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang