14. Kunjungan tak terduga

269 39 6
                                    

Nadien melirik jam yang tertera pada layar ponselnya, sesaat sebelum memasuki koridor fakultasnya. Akhirnya tinggal satu mata kuliah lagi, lalu ia bisa pulang dan merebahkan diri di kasur kesayangannya. Atau mungkin tidak, sebab matanya baru saja menangkap sebuah notifikasi pesan.

Pesan tersebut datang dari nomor yang sempat ia hubungi pagi tadi. Berisi sebaris pesan yang lantas, mengingatkannya pada hal yang ia janjikan pada pemilik nomor telepon itu.

 Berisi sebaris pesan yang lantas, mengingatkannya pada hal yang ia janjikan pada pemilik nomor telepon itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat melihat pesan itu, ia berniat untuk segera membalasnya. Namun karena saat ini situasi koridor cukup ramai oleh warga kampus yang berlalu lalang kesana-kemari, ia lantas mengurungkan niatnya. Ia bisa saja tertabrak atau menabrak seseorang, jika ia fokus pada ponselnya meski hanya beberapa menit saja.

Keramaian ini adalah hal yang lumrah terjadi, apalagi saat jam - jam makan siang seperti sekarang. Bagai menyebrangi lautan manusia, Nadien berjalan menyelusuri koridor menuju ke ruang kelasnya.

Berbagai jenis manusia berlalu - lalang dengan tujuan yang berbeda - beda. Ada yang hendak ke kantin, ada yang datang dari kantin lalu hendak kembali melanjutkan mata kuliah yang tersisa seperti dirinya, ada juga yang bergegas pulang setelah berkutat dengan rentetan mata kuliah hari ini.

Ada juga mahasiswa dan mahasiswi yang duduk bergerombol, di kursi yang tersedia di sepanjang koridor. Jangan lupakan juga mereka yang asik bersenda gurau, di taman kecil yang terletak persis di depan bangunan fakultasnya. Kemudian, atensi berpindah saat menangkap ada yang tertidur pulas di bawah pohon rindang dengan wajahnya yang tertutup selembar koran. Ada juga yang fokus membaca buku, dilautan kebisingan yang berasal dari manusia - manusia di sekitarnya, dua pemandangan itu tak ayal membuatnya berdecak kagum.

Saat Nadien masih sibuk meneliti sekitar, matanya tak sengaja melihat beberapa orang tengah berkumpul dan berbincang. Sialnya, salah satu dari mereka merupakan orang yang tidak ingin ia lihat saat ini. Buru - buru ia menutupi wajahnya, dengan kipas gagang ia pinjam dari Ell saat di kantin tadi.

Nadien mempercepat langkahnya secara pasti, sesekali melirik sekilas untuk memastikan orang itu tidak melihatnya. Saat itu Nadien sama sekali tidak berniat untuk menguping percakapan mereka, namun semakin dekat posisi Nadien ke arah tiga pemuda yang tengah berbincang itu, semakin terdengar jelas pula percakapan di antara mereka.

"Tadi katanya ada yang liat Jidan di FSRD, emang iya?" Tanya pemuda berambut ikal. Nadien mengenalnya, pemuda itu akrab di panggil Raka. Raka adalah teman satu prodi dari sahabatnya Rey. Raka juga kenal dengan Nadien, karena mereka sering kali berpapasan saat dirinya sedang bersama Rey atau mungkin karena alasan lain.

Pertanyaan itu kemudian di jawab oleh pemuda lainnya yang wajahnya tampak tidak asing bagi Nadien. Namun sayangnya, ia tidak berhasil mengingat namanya.

"Jidan mana cuk? Jidan yang kuliah di sini, ga cuma sebiji dua biji."

"Ck, Jidan anak musik." Saat nama itu di sebut, Nadien langsung menajamkan pendengarannya dan bermonolog dalam hati. apa orang yang dimaksud sama dengan orang yang beberapa menit lalu mengiriminya pesan.

HAPPY SOON [JIHOON TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang