17. Misi pertama

106 11 3
                                    

       Matahari bahkan masih nyenyak tidur di peluk awan tapi Nadien sudah berkutat dengan wajan dan sodet nya, setelah tadi malam ia membelanjakan hampir setengah dari uang yang di janjikan oleh ibunya sesaat setelah ia mengiyakan misinya.

       Dengan insting ceteknya tentang memasak, berbekal video tutorial yang ia dapat dari You**be yang ia cari semalaman suntuk Nadien pun memulai pertempurannya. Apron berwana navi bertuliskan 'i love cooking' yang ia beli saat belanja tadi malam- menempel sempurna di badan Nadien. Rambut yang ia gelung asal itu mulai memberontak dari ikatannya helai demi helai, mendramatisir suasana di dapur pada jam dua subuh saat itu.

       Bukan tanpa alasan ia nekat memulai pertempurannya pada dini hari, melainkan karena tidurnya tidak nyenyak ia terlalu memikirkan misi dari ibunya sampai sampai ia tak kunjung lelap. Hanya kepala yang pening yang didapat dari memaksa kelopak matanya untuk terpejam. Ia pun memutuskan untuk beranjak dari kasur saat itu juga.

       Gadis itu memulainya dari yang termudah, tempe orek kacang panjang yang menjadi menu wajib setiap ayahnya pulang dari perjalanan bisnis. Namun nampaknya Nadien terlalu menganggap enteng menu yang satu ini, untuk pemula sepertinya tentu bukanlah hal sepele.

       Dimulai dari memotong bahan bahan yang diperlukan seperti bawang putih, bawang merah yang irisannya tidak berbentuk, berbagai jenis cabai yang ia sendiri tidak tahu apa nama jenisnya- ia potong - potong dengan jumlah semaunya, mengutip dari video yang ia tonton untuk menambahkan cabai 'sesuai selera'. Bahan utamanya pun sudah siap dengan potongan yang sama kacaunya seperti bawang putih dan teman - temannya. Kecap dan persausan duniawi sudah tersusun rapi, di susul penyedap rasa, gula dan beberapa bahan penunjang pun sudah berkumpul di atas meja dapur.

"Bisa kok, Dien. Bisa!" Ia bermonolog sebelum meraih knob kompor dan memutarnya. Dituangnya minyak kedalam wajan dengan ragu. Kemudian ia masukkan tempe dan kacang panjang yang sudah ia potong - potong kedalam minyak saat ia rasa suhu minyak itu cukup panas. Sejauh ini semuanya berjalan dengan mulus meski Nadien sempat terkena percikan minyak panas sebelum meraih tutup teplon sebagai tameng. Nadien rasa semuanya aman terkendali sampai ia beralih keperbumbuan,

"Masukan lima bawang merah dan tiga bawang merah yang sudah di iris tipis."

"Oke! Udah." Sahut Nadien seperti sedang berdialog dengan seseorang didalam video yang sengaja ia putar di laptopnya.

"Aduk perlahan dan tunggu hingga kecoklatan, lalu masukan irisan cabai."

Tangan kikuk itu mengikuti arahan. Belum sempat Nadien menambahkan cabai, irisan bawang yang seharusnya berubah warna menjadi kecoklatan itu justru berubah menjadi hitam pekat, kemudian terdengar lagi suara dari arah laptop disampingnya.

"Oh iya, jangan lupa apinya kecil aja ya guys. Biar ga gosong."

Nada bicaranya yang ceria itu justru membuat gadis itu sontak mengumpat.
        
"Shit!"

"Lo harusnya bilang itu sebelum gue nyalain kompor, Mba!! Hey, what's wrong with you?" Gerutunya di depan layar dengan tangan yang buru - buru mematikan kompor.

"Lo bikin gue kerja dua kali kalo gini caranya. Demi tuhan, lo tau ngga sih motong bawang itu perih?" Meski mulutnya terus menggerutu sementara kedua tangannya tetap melanjutkan tugasnya. Butuh waktu cukup lama bagi Nadien untuk menyelesaikan potongan - potongan bawang yang sialnya seberapa sering Nadien memotongnya hasil potongannya tetap aneh. Ia mencobanya dengan api yang lebih kecil kali ini.
 
       Tak sesuai dengan kehendaknya, kegagalan justru menyambanginya berkali - kali.  Mulai dari hampir satu toples garam masuk ke olahannya, sampai salah menuangkan kecap alih - alih kecap manis yang ia tuang justru kecap asin dan banyak kegagalan lainnya yang kalau nekat di jabarkan dalam tulisan mungkin akan penuh satu bab. Setelah semua kegagalan itu Nadien tetap pada pendiriannya, ia tidak akan menyerah sebelum berhasil membuat satu porsi orek tempe kacang panjang yang di idamkan Ayahnya,

HAPPY SOON [JIHOON TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang