coming

737 65 1
                                    

Walaupun ruangan gadis berponi itu di kerubunin banyak orang tapi suasana ny hening mereka semua menunggu sang empu untuk membuka matanya

Jisoo yang duduk di kursi sebelah Lisa tangannyapun tak lepas dari tangan Lisa, rose Jennie yang berdiri gusar di area dekat pintu sedang orang tuanya duduk di sofa dengan pandangan terus melihat ke arah putri bungsunya, setelah memberikan penjelasan tadi kai langsung pamit ke ruangannya karena ada banyak hal yang mesti dia urusi

Nghhh

"Ly" panggil jisoo pelan

"Shhhh.." Lisa meremas bagian perutnya dan meringis kesakitan hal itu membuat semua keluarga panik

Jennie dengan cepat memeriksa tubuh sang adik

"Appo" keluh Lisa menatap lekat mata jennie yang berada di sebelahnya

Baik jisoo dan semua anggota keluarga menatap Lisa penuh kekhawatiran

"Gwenchana eonni usap yah" jisoo mengarahkan tangannya ke perut gadis berponi itu dan mulai mengelus lembut perut rata Lisa

"Arghhh eonni perut Lily sangat sakit" Lisa kembali berucap di sertai erangan kecil dan dengan air mata yang mengalir

"Sebentar lagi sembuh kok Lily kan kuat" jisoo berucap dengan senyuman berharap sang adik dapat tenang

Tapi bukannya melihat Lisa tenang mereka malah mendapati tubuh Lisa yang mulai meringkuk menahan sakit

Tanpa ba-bi-bu Jennie mengambil suntikan penenang dan menyuntikkan ke infus Lisa

Semua anggota merasa lega karena sekarang gadis berponi itu kembali tenang dan menyambangi alam mimpinya

"Jenn apa itu tadi?" Tanya sang ibu

"Gwenchana eomma itu efeknya, karena tadi aku dan kai memompa habis racun yang ada di perut Lisa"

"Berapa lama lagi Lisa akan merasakan sakit seperti tadi?"

"Sekitar tiga hari eomma, selama itu Lisa tidak akan Jennie biarkan pulang dia harus Jennie pantau di sini" jelas Jennie menatap lekat wajah cantik milik adiknya yang mungkin sekarang telah berada di mimpi indahnya

"Sooya kau tidak ke kantor nak" jisoo melihat sekejap pada sang ibu setelahnya dia melihat kembali ke arah Lisa

"Tidak eomma aku akan menemani Lisa di sini" Hye Kyo hanya mengangguk dia tidak akan berani memaksa sang anak apalagi ini menyangkut si bungsu

"Kau chaeng?" Rose yang d panggilpun lantas melihat ke arah sang ibu dan menggeleng sebagai jawaban

Inilah hebatnya keluarga song mau sesibuk apapun mereka, mereka akan berkumpul dan meluangkan waktu untu satu sama lain

Mereka berempat sangat bersyukur memiliki orang tua seperti Minho dan Hye Kyo, mereka tau orang tua mereka sibuk tiap jam, menit bahkan detik tapi demi anak anaknya mereka akan melepaskan pekerjaan mereka sejenak. Keluarga song memang hangat akan kebersamaan dan banjir akan kasih sayang.

~~~~~

Di lain sisi Sohee nampak mondar mandir di kamar miliknya

"Eomma wae geure" Kyung-soo merasa pusing melihat sang ibu terus mondar mandir tidak jelas seperti itu

"Kyung-a eomma sedang memikirkan sesuatu" sang anak mendongak ke arah Sohee merasa bingung dengan penuturan ibunya itu

"Eomma bingung bagaimana cara untuk menghancurkan keluarga ini"

"Eomma kenapa eomma selalu ingin membuat keluarga samchon hancur bukankah eomma adik Hye Kyo imo?" Tanya sang anak

Mendengar pertanyaan sang anak Sohee nampak menatap area langit langit kamar miliknya guna membendung air mata yang akan mengalir

"Dulu kita pasangan adik Kaka yang bahagia nak" ucap sang ibu menatap wajah putranya sekilas setelah Sohee berjalan ke arah jendela

"Dulu eomma Sangat menyayangi bibimu tapi ketika anak itu hadir d keluarga ini sikap eonni dan oppa berubah mereka mencabut sahamnya dari perusahaan appamu sehingga membuat kita bangkrut nak" awalnya Sohee bercerita dengan deraian air mata dan nada yang rendah tapi di kalimat terakhir dia menekan setiap katanya dengan gigi yang sedikit menggertak

"Kyungsoo-a berjanjilah pada eomma kau akan menghancurkan Lisa dan keluarganya" sang anak terkejut dengan ucapan sang ibu yang tiba tiba bahkan Sohee menekan kedua bahu kedua anaknya

"Tenanglah eomma aku akan membayarkan setiap air mata yang keluar dari mata eomma, aku tidak akan membiarkan keluarga kita tersakiti lagi" kyungsoo berucap dengan tangan yang meremas tangan milik sang ibu kemudian mengusap air mata sang ibu

Sohee tersenyum miring setelah mendengar ucapan sang anak, dia selalu bangga akan anaknya

"Baiklah nak sebentar lagi ulang tahun anak sialan itu kita beri dia kejutan besar" keduanya tersenyum licik

~~~~~~~

"Kemana anak itu kenapa dia sulit sekali di hubungi" Sehun terus menggerutu sembari menatap handphone miliknya, Sehun menunggu kabar balasan dari sahabatnya itu

"Sehun-a" karena merasa ada yang memanggil Sehun melirik ke arah suara dan terkejut setelahnya dia tersenyum bahagia

"Yak kooki"

Jeon jongkook adalah sahabat Sehun maupun Lisa tapi Lisa sangat membenci namja ini karena jongkook yang sering menjahilinya bahkan sebelum Lisa menangis Jungkook tidak akan berhenti

Jongkook menghampiri Sehun dan menubruk tubuh milik sahabatnya itu dengan sebuah pelukan hangat

"Kapan kau kemari kook" tanya Sehun melepas pelukannya pada tubuh sahabatnya itu.

"Kemarin malam, eoh dimana dia"

"Nugu?.... Ahhhhh Lisa maksudmu" Jungkook tersenyum dan mengangguk atas ucapan Sehun

"Aku juga tidak tahu dari tadi kuhubungi tapi ponselnya tidak aktif"

"Kebiasaan Lisa tidak pernah berubah sedikitpun" ucap Jungkook merangkul pundak Sehun dan membawanya berjalan menuju kantin sekolah

"Eoh kook kau akan sekolah di sini"

"Iyah aku akan bersekolah di sini mulai hari ini juga, lihatlah seragamku" jomgkook berdiri dan membuka jaketnya kemudian memamerkan seragam miliknya.

"Kau tau kook kmrin Lisa sangat sedih pas tau kau akan pindah ke sini"

"Wae, kenapa dia sedih harusnya bahagia dong"

"Sedihlah karena setiap hari dia akan di jahili olehmu" kedua namja itupun tertawa terbahak seraya memikirkan ekspresi kesal Lisa nanti

~~~~~~~~~~

Note: terimakasih

sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang