reality

789 66 3
                                    

Dengan langkah terburu seo Jun menyusuri lorong rumah sakit mencari keberadaan keluarganya, walaupun dia tidak suka pada Lisa dan Segera ingin mengungkap identitas sang cucu tapi seo Jun juga manusia yang masih punya rasa empati, dia juga khawatir terhadap kondisi Lisa makannya ketika saat Minho menghubungi dirinya dan memberitahukan akan kondisi Lisa seo Jun langsung pergi ke rumah sakit.

"Appa" ketika melihat sang ayah yang menghampiri dengan langkah cepat Minho menubruk tubuh yang tak lagi muda itu dengan sebuah pelukan setelahnya Minho menangis sejadinya

Seo Jun hanya bisa mengusap lembut punggung sang anak mencoba menyalurkan ketenangan dan seolah berkata semua akan baik baik saja.

"Hye kyo-a kemarilah" walaupun status Hye Kyo hanya sebatas menantu tapi seo Jun sudah menganggap dia sebagai anak kandungnya sendiri

Klekk

Mendengar pintu ruangan itu terbuka semua anggota berdiri dan menghampiri Jennie yang keluar dari ruangan tempat Lisa berada

Jennie menarik nafas panjang saat harus mengatakan kabar buruk ini pada semua keluarganya, sekarang Jennie harus memberitahukan itu seorang diri karena sang kekasih kai sedang di tugaskan di luar kota

"Mianhae appa" ucap Jennie tertunduk lesu

"Wae geure nak, Lisa tidak papa kan" Hye Kyo menghampiri Jennie dan mengguncang pelan bahu sang anak

"Lisa mengidap jantung koroner" setelah mengatakan kabar menyakitkan itu dengan spontan Jennie menutup mulut dengan kedua tangannya dan di sertai Isak tangis.

Hye Kyo meluruh ke lantai, Minho berbalik dan menangis menghadap tembok, sedangkan jisoo dan rose menangis sejadinya di pelukan kekasih mereka, kijoon maupun Sohee hanya tersenyum seringai merasa ini adalah kabar baik bagi mereka, seo Jun menunduk mengepalkan kedua tangannya.

"Hiks Lisa Chan Lisa" rose terisak di pelukan chaenyol. Chaenyolpun ikut merasakan bagaimana sakitnya rose sekarang, kedua mata chaenyol memerah menahan tangis.

"Bagaimana ini bisa terjadi pada Lily ku oppa, dia gadis baik, apa yang sudah tuhan lakukan padanya" jisoo merasa tuhan tidak adil pada adiknya, Lisa adiknya yang paling baik tapi kenapa cobaan yang di berikan tuhan begitu berat baginya. Jisoo meraung di pelukan Suho

Jennie sudah mengabari kai tentang kondisi Lisa tapi mau bagaimana lagi kai hanya bisa mengatakan hal penenang di sebrang sana hanya lewat telepon dia tidak bisa langsung terbang ke Seoul karena di tempatnya sekarang sedang darurat.

Bagaimana Lisa akan baik baik saja setelah tau sahabat baiknya yang dulu pergi sekarang kembali ke hadapannya dan setelah pulang dia mendengar perkataan menyakitkan dari sang bibi di tambah bentakan dari sang ayah,  setelah kejadian tadi bagaimana dia bisa baik baik saja? Tentu tidak.

Setelah cukup lama akhirnya Lisa di pindahkan ke ruangan VVIP dan semua anggota keluarga masuk ke dalam untuk menemani sang bungsu.

Begitu masuk mereka semua menangis melihat Lisa terbaring lemah di atas ranjang dengan masker oksigen yang menutupi sebagian wajahnya di tambah entah alat apa yang menempel di bagian dada Lisa dengan tangan yang terbalut Infus.

"Nak maafkan appa karena appa kau seperti ini" Minho terisak di samping tubuh putrinya itu, dia menggenggam tangan Lisa yang terbebas dari Infus.

"Tiga hari yang lalu kau di sini nak dan sekarang ke sini lagi, bangun yuk kita pulang, Lisa pasti tidak mau terus di sini kan" jisoo menghampiri sang ibu dan memeluk tubuh ringkih ibunya yang tak lagi muda itu, jisoo begitu sakit mendengar tangisan pilu sang ibu

"Tenanglah eomma lisa akan baik baik saja" jisoo mencoba meyakinkan sang ibu walau kenyataan diapun tidak yakin

~~~~~~

Malam yang indah ini seharusnya di penuhi dengan canda tawa tapi di malam yang indah ini bagi keluarga song adalah malam yang buruk, mereka harus melihat tubuh Lisa yang terbaring lemah, sudah hampir 5 jam dari kejadian itu tapi Lisa tidak juga membuka matanya membuat seluruh anggota keluarga merasa cemas

"Eonni kenapa Lily belum bangun juga" tanya rose pada gadis berpipi mandu

"Kita tunggu chaeng, sebentar lagi Lisa pasti bangun" jawab Jennie mengelus Surai rose

"Nghhhhh...."

Mendengar suara gadis berponi itu semua anggota keluarga menghampiri Lisa dan mengelilingi ranjang Lisa.

Lisa mengerjap ketika cahaya masuk ke dalam matanya, dengan perlahan kedua mata itu berhasil terbuka sempurna. Lisa mengelilingi pandangan ke segala arah dan dia dapat melihat raut wajah semuanya yang khawatir. Ketika hendak berbicara lisa memegangi baju bagian dadanya.

"Aniya, jangan di remas itu akan semakin sakit nantinya" dengan langkah cepat Jennie memegang tangan Lisa.

"Aniyeo Lily, jika di lepas nanti Lisa tidak bisa bernafas, biarkan dulu seperti ini eoh" Jennie juga menghalau tangan Lisa yang hendak melepas masker oksigen itu

"Tahan sebentar eoh setelah beberapa saat sakitnya akan hilang" Lisa ingin menyahut tapi tidak bisa.

Ketika melihat wajah sang ayah Lisa mendadak takut dan membuat layar monitor di sampingnya berbunyi nyaring, hal itu berhasil membuat Jennie kalang kabut. Dengan langkah cepat Jennie memeriksa semuanya dengan teliti, Jennie menyuntikkan obat penenang untuk Lisa dan hal itu berhasil membuat tubuh Lisa tenang monitor di sampingnya tadipun yang berbunyi nyaring sekarang berbunyi normal kembali.

"Appa Lisa ketakutan saat melihatmu" Minho kaget ketika mendengar ucapan dari Jennie

"Untuk beberapa hari kedepan sampai kondisi Lisa kembali stabil Jennie mohon appa jangan menemuinya, kalian juga" tunjuk Jennie pada paman dan bibinya

"Mana bisa seperti itu Jen, appa tidak akan tenang jika tidak melihat wajahnya" ucap Minho protes

"Terus appa mau apa? Appa ingin melihat kondisi Lisa terus memburuk? Appa ingin kondisi jantung Lisa semakin parah? Ini semua juga salah appa jika appa bisa mengontrol emosi maka lisa tidak akan seperti ini" dengan nafas memburu setelah mengeluarkan unek unek yang Jennie tahan sedari tadi akhirnya Jennie merasa sedikit lega.

Minho tau ini salahnya maka dari itu dia akan menurut apa perkataan Jennie, Hye Kyo mengangguk mengiyakan hal itu.

"Maafkan appa Jen, baiklah appa tidak akan menemui Lisa sebelum kau yang menyuruhnya" setelah mengatakan hal itu Minho di susul seo Jun berjalan keluar untuk menenangkan diri.

"Kau juga imo, pergilah".

"Tenangkan dirimu Jen" usapan hangat itu berhasil menenangkan emosi Jennie yang sedari tadi menggebu.

Jennie menatap lekat wajah sang adik yang tertutup masker oksigen.

"Bersyukurlah penyakit ini segera di ketahui, jika terlambat nyawa Lisa jadi taruhannya" mendengar penjelasan Jennie secara tiba tiba mampu membuat Hye Kyo bertanya tanya

"Separah itu nak?" Tanya Hye Kyo ikut menatap wajah Lisa

"Nee eomma, jalan satu satunya untuk Lisa sembuh dengan cara operasi"

"Lalu kenapa jika ada cara itu lakukanlah, kenapa wajahmu sedih seperti itu" tanya jisoo penasaran

"Tapi presentase nya 20% eonni dan Lisa juga masih di bawah umur, di usia 19 tahun baru kita bisa mengoperasi jantung Lisa dan menunggu waktu segitu cukup lama eonni" Jennie mengatakan itu sembari menatap wajah sang Kaka kemudian air mata itu lolos mengalir di pipi mulus miliknya.

"Kita harus bagaimana Jen, eonni tidak akan bisa jika harus melihat Lisa kesakitan seperti tadi"

Jennie juga tidak akan sanggup tapi mau bagaimana lagi jika kenyataannya seperti itu, mereka harus bersabar selama mungkin.

~~~~
Vote and komen juseyeo 😁

sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang