" And cut! Nice shot! Scene sekarang bisa istirahat untuk dinner yaa! ", seru Khru A - sang Director. " Untuk scene selanjutnya bisa mulai prepare! Kita shot 20 menit lagi! ", lanjutnya.
Akhirnya!
Tak perlu waktu lama bagi Sisi - asistenku untuk menghampiri dan menyuguhkan sebotol air mineral. Yaa, air mineral. Tenggorokanku sedari tadi memang meronta ingin disegarkan, tapi bukan dengan air biasa. " Gamau. ", tolakku. Karena aku menginginkan sesuatu yang manis.
" Maunya milk tea. Yang tadi masih ada kan? Cuma minum dikit. ", tanyaku.
" Ada sih, cuma— "
" Yaudah kalo masih ada, mana? Gue mau itu aja! ", kataku memotong ucapannya. Bukannya memberikan yang ku mau, Sisi malah terlihat bingung.
" Ah, lama lo! Gue beli sendiri aja deh! Indomaret deket gini. ", kesalku dan bersiap untuk pergi.
Namun, panggilan dari seseorang menghentikan langkahku, " Becky Rebecca Patricia Armstrong! "
Panggilan itu cukup untuk membuat kaki ku enggan melanjutkan langkah. Karena aku tau betul siapa yang memanggil dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hanya ada satu orang yang akan memanggil nama lengkapku seperti itu.
Aku akan diceramahi!
" Mau kemana? ", katanya. " Beli milk tea lagi? Iya? ", sambungnya kembali dengan santai namun tegas.
" Udah habis berapa gelas hari ini? Hmm? "
Aku bisa melihat bagaimana ia berjalan kearahku dengan tatapan garang sembari membuka tutup kemasan botol air yang tadi sempat ku tolak, " Konsumsi gula manusia dalam sehari itu cuma 50 gram, Becky. Tau berapa kandungan gula dalam segelas milk tea? 44 gram! Kalo sehari habis sampe 3 gelas, kamu bisa kena diabetes. Tau? "
Yup! Here we are.
" Enough for today, okay? No more milk tea! U hear me?! ", sambungnya.
Ah! Tatapan mata itu. Tatapan yang selalu terlihat lembut namun memancarkan ketegasan yang luar biasa. Usually she'll let me win about everything, tapi jika itu berkaitan dengan kesehatan, maka aku tidak akan punya celah sedikitpun untuk menang.
" Can i have another milk tea tomorrow? ", kataku usai menegak air mineral tadi dengan terpaksa.
" Ofcourse! Mulai besok, kamu cuma boleh minum 3 gelas. "
" Sehari? "
" Gila kali! Apaan sehari? Gada, gada. 3 gelas seminggu! "
" WHAT?!!! U're joking right?!! How can i only have 3 cups for a week?!! ", protesku lantang.
" Ok, then I'll make it 2 cups for a week! "
I dropped my jaws! Bisa'bisanya dia membuat keputusan seperti itu? Ditambah sekarang ia berani memperingatkan Sisi untuk tidak memberiku milk tea selain hari Kamis dan Sabtu.
Ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya yang lembut, " Becky, kamu inget siapa yang ngenalin minuman itu ke kamu? Aku kan? Jadi aku juga merasa berhak buat ngelarang kamu minum minuman itu. Bukan gaboleh sama sekali kok, boleh cuma ada batasnya aja. Buat kesehatan kamu juga, ya? "
" P'Freen! ", aku merengek dengan harapan ia menarik kembali ucapannya.
Namun nihil. Ia tetap pada keputusannya. "Remember! Twice in a week! Thursday and Saturday, okay? I'm watching you! ", katanya sambil memberikan gestur tangan pada matanya dimataku.
Aku ingin menangis. Bagaimana aku bisa hidup dan menjalani hariku tanpa milk tea?
" Do not try to cheat on me, Rebecca! I tell everyone on here to not buy you a milk tea except those 2 days! ", serunya sembari berjalan ke arah set scene miliknya.
" Nyebelin! ", geramku kesal.
Ia tidak merespon apapun. Hanya mengangkat tangannya dan memberikan gesture love sign versi Thailand kemudian menyelenginya dengan tawa renyah.
- MenolakBubar • 2023 -
Pesan dari yang nulis :
Selamat atas pernikahannya, Freen & Becky! Maaf belum bisa hadir karena ada kesibukan. Ditunggu official announcement dating in real life nyaaaaaaaaaaaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
FreenBecky • Private, Not Secret
Fanfiction⚠️WARNING : GxG Content⚠️ Homophobic? 나가 너 새끼야! - Freen - Becky dibelakang layar.