Sesuai info dadakan semalam, hari ini kami melakukan syuting yang ditunggu'tunggu oleh khalayak ramai. Yaaa, apalagi kalau bukan Trailer Pilot.
Aku tidak tau apa yang membuat Saint merubah keputusannya, yang jelas aku dan Freen tidak memiliki pilihan selain mengikuti keinginan sang empunya project.
Hari ini syuting bertemakan office life. Aku hampir saja gagal melalui syuting ini karena tidak tahan melihat bagaimana konyolnya ekspresi Freen saat melemparkan sendal dan memarahi kami para staff.
Namun dalam beberapa jam kemudian, kekonyolan itu berubah menjadi ketegangan.
Ada scene dimana kami berhimpitan di dalam lift dan harus memojokkan Freen serta meletakkan tanganku di aset miliknya. Meski Freen mengatakan tidak keberatan atas scene tersebut, aku tetap mempertanyakan pada Khruu A kalau'kalau ada alternatif lain. Namun sialnya, tidak ada.
But show must go on. Seberapa besarpun jantung ini ingin melompat keluar, aku tetap harus melakukannya.
Namun sialnya, meski keyakinan sudah bulat, eksekusi menyatakan sebaliknya.
Entah sudah cut keberapa yang diteriakkan oleh Khruu A karena aku kembali gagal melakukan scene tersebut.
" Khruu khap! We need a break. ", seru Freen.
" 20 minutes? "
" More than enough. ", sautnya. " Kamu, ikut aku. ", sambungnya sambil membawaku keluar dari lift.
Freen membawaku masuk ke ruang kantor yang sebelumnya sempat kami gunakan. Ia mendudukanku disebuah kursi dan mulai berucap, " What's wrong, Becky? I told u im fine, right? "
Aku menghela nafas kasar. " Tapi aku enggak. Seumur'umur aku gapernaa megang punya orang lain! ", sautku sambil menatap dadanya.
" Kamu pasti pernah megang punya mama kamu pas beliau kasih ASI, kan? Nah itu sama aja. "
" Itu gasama yaa, Freen Sarocha. Beda konteksnya. Lagipula itu udah lama banget dan aku juga ga ingat. "
" Kita bahkan udaa pernah ciuman, jadi kenapa perkara naroh tangan aja harus seribet ini?! "
Aku hanya menatapnya dalam diam. Kepalaku benar'benar buntu. Dan semakin buntu kala Freen mengambil sebelah tanganku dan meletakkannya pada dadanya. Aku berusaha menarik namun ia menahan, " Taroh aja disini. Nanti aku minta wardrobe buat kasii bantalan atau apapun biar keliatan lebih nonjol. Jadi kamu gaperlu benar'benar pegang aset punyaku, okay? "
Mataku terasa panas. Rasanya aku ingin menangis karena tidak bisa mengatasi pikiranku sendiri. " I'm sorry. ", ucapku lirih.
" Gapapa, wajar kalo khawatir. ", katanya sambil membawaku dalam peluk. Ia juga mencium pucuk kepalaku untuk menenangkan. " Nanti kalo ada hal lain yang kamu ragu atau khawatir, bilang yaa. Kita cari jalan keluarnya bareng, okay? ", sambungnya lagi dan aku mengangguk.
Pelukan kami berakhir saat Nam mengetuk pintu dengan gusar. Ia lebih seperti orang yang melakukan penggrebekan daripada mengingatkan jika syuting harus di lanjutkan.
;
Setelah krisis yang dilalui oleh Becky, akhirnya kami berhasil melalui scene elevator dengan baik. Aku secara pribadi meminta kepada Khruu Acuntuk membiarkan gadis blasteran itu beristirahat dengan tidak membebankan semua scene intim di hari ini. Karena bagaimanapun ia tetaplah seorang gadis yang baru menginjak usia 19 tahun.
Beliau yang menyetujui usulan tersebut segera mengarahkan team untuk pergi kedua tempat berbeda. Becky, Irene dan Nop pergi ke area perumahan yang tak jauh dari studio. Sedangkan aku, Nam dan Tee pergi kesebuah cafe untuk melanjutkan scene yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
FreenBecky • Private, Not Secret
Fanfiction⚠️WARNING : GxG Content⚠️ Homophobic? 나가 너 새끼야! - Freen - Becky dibelakang layar.