Aku memencet bel beberapa kali hingga akhirnya seorang pria berparas blasteran membuka pintu untukku. " Oh hai! ", sapanya.
" Hei Rich! ", balasku. " Becky's here? ", sambungku lagi.
Ia mengangguk, " Ada di kamar. Langsung samper aja, gue mau keluar soalnya. "
Aku mengacungkan jempol dan mengucapkan terima kasih sebelum masuk ke dalam. Mengikuti arahan yang tadi sempat diberikan oleh Richie dan menemukan Becky tengah melakukan video call dengan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Freen Sarocha. Dan karena tidak ingin mataku terus ternodai oleh aksi bucin mereka, aku memutuskan untuk menunggu di ruang tamu saja.
Tidak lama, karena Becky akhirnya keluar. " Loh udaa sampe? Udaa lama nunggunya? "
Aku menggeleng, " Btw makasih yaa. "
" Makasih kenapa? "
" Makasih karena udah bolehin gue mampir kesini. Gue merasa terhormat banget bisa main ke apartment yang jadi saksi cinta antara FreenBecky. ", guyonku.
Becky melemparkan bantal yang berada paling dekat dengannya. Dan itu membuat tawaku semakin menjadi.
Apakah ini sebuah kekerasan?
Tidak.
Ini adalah sebuah kebiasaan dari Becky Armstrong. Ia memang terbiasa akan memukul atau melempar sesuatu kepada seseorang saat ia merasa salah tingkah atau malu. Tapi ini hanya berlaku jika ia sudah dekat dengan orang itu yaaa. Jadi tidak asal main geplak saja. Minimal nyaman dulu.
" Ok, to the point! Maksud dan tujuan lo ngundang gue kemari apaan nih? Ga mungkin kan lo tiba'tiba mengizinkan sembarang orang buat mampir kesini tanpa ada alasan pasti? "
" Sembarang orang apaan anjir??!!! Emang lo pemulung?!! "
" Iyaaa! Pemulung gue! Pemulung kepastian tanggal jadian lo berdua. ", kesalku.
Dan lagi'lagi ia melemparkan satu bantal lain. Bedanya sekarang aku berhasil menghindar lebih dulu.
" Buruan deh lo mau apa?! Kalo gada, gue balik nih! ", ancamku.
" Anjir! Bisaan gitu ngancem temen sendiri. "
" Soalnya gue mo ada janji sama nenek gue tar sorean ke makamnya kakek. ", jelasku.
" LO KENAPA MALAH DATANG KESINI ANJIR?!! BUKANNYA NOLAK!! "
Aku sampai harus menutup kedua telingaku, karena suara gadis ini benar'benar melengking kencang. " Yaa makanya buru kasii tau gue lo mau apa? Kalo ga penting'penting banget gue balik nih. ", ucapku lagi.
" Gue mo ke storenya YSL. Mo ngambil lipstick buat graduation giftnya Freen nanti. ", sautnya kemudian.
Aku menghembuskan nafas.
Jika Nam adalah saksi bucin Freen, maka aku adalah saksi dari bucinnya seorang Becky. Seperti sekarang contohnya :)
Aku dan Becky memang baru bertemu melalui project GAP The Series dan usiaku hanya terpaut 2 tahun lebih tua darinya. Meski kami baru mengenal sebentar, aku cukup pandai melihat bagaimana gadis ini sebenarnya.
Ia adalah anak yang baik dan cerdas, tapi tidak pandai menyembunyikan perasaan. Becky adalah type gadis yang jika sudah menyukai seseorang, maka ia akan sangat amat terang'terangan menunjukkannya. Ia juga rela memberikan apapun untuk orang tersebut.
Sagitarius emang sebahaya itu kalau sudah bucin :)
" Mo pergi kapan nih? ", tanyaku.
Ia beranjak kembali dari dapur dengan membawa snack juga minuman, " 20 menit lagi? Gue siap'siap dulu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
FreenBecky • Private, Not Secret
Fanfiction⚠️WARNING : GxG Content⚠️ Homophobic? 나가 너 새끼야! - Freen - Becky dibelakang layar.