"Yamato mengirimkan buktinya. Dokumen itu berisi laporan penelitian Gotoo Chishiki dari awal sampai akhir. Saya rasa dia terobsesi untuk bisa menyaingi Orochimaru di bidang yang aneh-aneh begitu." Rokudaime Hokage menjelaskan perkembangan kasus yang sedang hangat diperbincangkan pada hokage sebelum, Tsunade.
Wanita paruh baya itu buru-buru pulang dari ekspedisinya karena mendengar berita aneh di Konoha, terlebih menyangkut soal Shizune, seseorang yang sudah dianggap sebagai putrinya sendiri.
"Tetapi sayang sekali, orang itu malah tewas bunuh diri." Komentarnya. Kakashi mengangguk, "mungkin karena dia sudah mencapai keinginannya. Namun, entah mengapa saya masih merasakan sesuatu yang janggal dalam kasus ini."
"Apa maksudmu? Bukankah semua buktinya sudah jelas?"
Kakashi menghela napas, "entahlah, itu hanya firasat. Saya juga akan menanyakannya pada anak itu apabila kondisinya sudah lebih baik." Cucu Hashirama melipat kedua tangannya di depan dada, "kalian belum juga menamainya?"
"Eh?"
"Sejak tadi kau terus memanggilnya dengan sebutan 'anak itu'. Dia itu anak kalian, mau dicoba ribuan kali tes DNA pun hasilnya tetap sama. Cih, seperti orang asing saja." Tsunade memarahinya.
Rokudaime menyandarkan punggungnya pada kepala kursi, ia menghela napas. "Kami sudah memberinya nama. Saya hanya agak canggung karena tiba-tiba kedatangan seorang anak dengan pertemuan pertama yang absurd."
Tsunade tampak tak peduli dengan perasaan Kakashi. "Siapa namanya?" Tanya Tsunade dengan penasaran.
"Masaki. Hatake Masaki."
Godaime merasa itu nama yang bagus dan (akan) penuh arti, jadi dia tak bisa berkomentar apa-apa. "Di mana anak itu sekarang?"
"Namanya Masaki, Tsunade-sama."
"Aduh, ya, Masaki. Dia tinggal bersama siapa?" Sepertinya Godaime sangat tertarik dengan cucu laki-lakinya yang tiba-tiba hadir di tengah mereka.
"Bersama kami. Apartemen Shizune sedang diselidiki karena TKP, selain itu Masaki ada di TKP saat tragedi berlangsung, jadi kami takut akan menjadi trauma untuknya."
"KALIAN TINGGAL BERSAMA?!?!" Empat buah siku-siku tercetak di pelipis Tsunade. Kakashi sudah mengira akan seperti itu reaksinya, jadi dia mempertahankan ekspresi datarnya. "Tenang saja, Tsunade-sama. Saya tidur di sofa." Semoga itu dapat membantu Tsunade agar tidak memporak-porandakan kantor hokage.
"Huft, pindahkan mereka ke Mansion Senju. Akan lebih naik untuk anak-anak."
"Saya menolak. Anda tidak bisa memisahkan seorang Ayah dengan putranya."
Pada akhirnya pria Hatake blak-blak-an perkara anaknya.
-
Shizune cuti untuk beberapa waktu-baik sebagai asisten hokage ataupun Kepala Departemen Kesehatan-hingga semua masalah berhasil ditemukan jalan keluarnya. Kakashi memintanya untuk tidak keluar dari apartemennya untuk beberapa saat. Karena tak ada yang bisa dilakukan, lebih baik dia membuat bonding yang kuat dengan Masaki.
"Mama, Mama suka memelukku?" Masaki bertanya dengan suara kekanakannya. Sejak tadi Shizune memeluknya sambil memangku Masaki. Mereka membaca buku bersama di ruang tengah-tentu buku anak-anak, bukan buku mesum yang biasa dibaca Kakashi ataupun buku yang biasa dibaca Masaki saat masih bersama Chishiki.
"Tentu saja! Rasanya nyaman dan teduh saat Mama memeluk Masaki. Seperti bersantai di bawah pohon."
Masaki tertawa kecil. Tangan kecilnya menggenggam tangan Ibunya erat. Dia menyukai pelukan yang hangat seperti itu, seperti keluarga yang nyata, seperti ada yang menjaganya sehingga dia tidak lagi takut untuk bertemu meja laboratorium dan disetrum siang-malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Existence Manipulation
FanficA Kakashi & Shizune fanfiction __ Tujuh tahun sejak berakhirnya Perang Dunia Shinobi Keempat, masa-masa yang damai dihebohkan oleh kedatangan seorang anak laki-laki bersurai perak yang dapat menundukkan siapapun dan apapun di daratan muka bumi. Itu...