1st Night

6.8K 331 0
                                    

Chapter 8

********

Aku menggigit bibirku,berusaha menahan air mata untuk tidak lagi keluar.

Aku sudah cukup banyak menangis akhir-akhir ini karena ide gila pria menyebalkan yang kini –tanpa kupercaya berstatus suamiku.

Aku keluar dari mobil,begitu mobil berhenti didepan bangunan besar bernuansa minimalis dengan ornament kayu dan cermin.Meninggalkan Justin dibelakangku.

Aku menaiki undakan tangga yang ada diteras. Membuka pintunya,terkunci.

Aku melipat tanganku didada. Sibuk memandangi bagian rumah yang bisa kujangkau.

"Kau akan tetap berdiri disitu?"

Aku terkesiap ,terkejut dengan keberadaan Justin yang tiba-tiba.

"Kau mengejutkanku Bieber" ujarku jengkel.

"Justin" ia memperbaiki.Tangannya bergerak menyisipkan rokok pada bibirnya.

Aku memutar bola mataku.

"Please jangan merokok Mr.Bieber.Aku tidak suka" aku menarik rokok dari tangannya dan membuangnya kesudut ruangan.

Ia mendekatkan wajahnya padaku.Wajahnya datar dan tanpa emosi apapun. Aku mengatupkan bibirku dan bergerak menjauh.

"Catania Bieber" jantungku serasa melompat keluar. Benar,namaku sudah berubah."Kau tahu apa yang aku tidak suka?"

"Apa?" sahutku dengan suara menantang tapi aku tidak bisa menutupi rasa takut dari suaraku.

"Gadis sepertimu" bisiknya ditelingaku.

"Terserahmu Mr Bieber" aku mendorongnya menjauh dan melangkah meninggalkannya.

Ketika aku masuk , aku diam di tempat dalam waktu yang cukup lama.Memandangi bagian dalam rumahnya yang terlihat lebih menawan, dengan banyaknya lukisan didinding, sofa nyaman didekat perapian, piano disudut ruangan dan jendela besar disetiap sisi.

Oh Catania berhenti mengagumi dan bersikap wajar.

Oh Tidak pemandangan yang indah. Aku mendekat pada dinding yang terbuat dari kaca –terlihat seperti jendela besar,tanganku menyentuh jendela dan mataku tak bisa lepas memandang kerlipan lampu yang berasal dari pemandangan kota Atlanta malam hari.

"Do you like it darling?" tangan Justin melingkari tubuhku dari belakang.

Aku segera bergerak menjauh"Get off, Fool"

"Relax Catania" ujarnya santai "Aku hanya bersikap manis pada istiriku"

"Oh ,kau baik sekali. Tapi aku berani bertaruh kau mengatakan itu kepada semua gadis yang kau temui"

Sepasang mata hazelnya mendadak serius dan ia mengeluarkan senyum. "Hanya padamu Catania."

Nafasku tertahan, dan jantungku berdetak lebih cepat.

"Gee,kau harus melihat wajahmu Catania,aku bercanda" Justin tertawa dengan puasnya.

Mataku menyipit dan menatapnya kesal.Aku memukul dadanya dengan kesal.

Tawanya semakin menjadi. "You are cute Catania"

"Oh Shut Up Bieber. Just show me my bedroom"ucapku datar,pergi mendahuluinya.

"Did you mean our bedroom?" aku hampir berteriak ketika ia mengangkatku dan menggendongku.Membawaku menaiki tangga dalam dekapannya.

Tubuhku merapat didadanya dan aku bisa merasakan suhu tubuhnya yang hangat.Pipiku memanas dan aku menjadi bisu tanpa kuketahui alasannya.

Justin membuka salah satu pintu kamar,lalu ia menurunkanku ketika kami benar-benar memasuki sebuah kamar dengan luasnya yang empat kali lebih luas dari kamarku.

Setelah itu dengan segera ia menjatuhkan tubuhnya ketempat tidur –masih dengan tuxedo ditubuhnya

"Mr Bieber kau tidak bersungguh-sungguhkan?" tanyaku menyunggingkan senyum terpaksa kearahnya.

"Tentang apa Mrs Bieber?" ia balik bertanya dan aku terserang pusing mendadak dengan panggilan baruku.

Aku memutar bola mataku jengkel."You should leave. By now"

"Why would I leave?"

"This is my bedroom,right?" dahiku berkerut.

"Ah-ah. This.is. our bedroom" dia turun dari tempat tidur dan berjalan mendekatiku.

Aku menyelipkan helaian rambutku kebelakang telingaku dengan gugup "We.. can't"

Justin menyeringai dan semakin mendekatiku "Why? We are married. Aren't we?"

"No..yes. But w-"

"Well .." ucapnya dengan lambat."We are husband and wife. We are sharing a bedroom. And I think it should be perfectly fine if we –"

"NO" ucapku nyaris berteriak.

Justin menaikan satu alisnya menatapku. "This is our first night,Catania"

Aku terkesiap dan segera menstabilkan wajahku "Where is my bedroom?"

"Our bedroom?" tanyanya menyeringai senang."Here"

"Gee" pekikku frustasi dan melangkah keluar. Aku tidak akan berbagi kamar dengannya. Tidak. Dan tidak akan pernah.

Masih dengan gaun yang kukenakan aku melangkah menuruni tangga ,mataku menyapu setiap sisi rumah yang bisa kujangkau. Wow aku akan tinggal di rumah ini untuk 3 bulan kedepan?

Aku menghempaskan tubuhku diatas sofa kulit hitam yang nyaman.

Aku menguap dan merasa benar-benar mengantuk. Hari ini memang sangat melelahkan.             Dan segala hal yang kujalani hari ini benar-benar menmpermainkan emosiku. Well, aku masih belum percaya aku telah menikah tapi itulah kenyataannya.

Aku menyandarkan kepalaku dan mulai memejamkan mataku.Ketika rasa kantuk menguasiku aku jatuh terlelap diatas kenyamanan sofa kulit yang terasa hangat untukku.

****

"Gee"

Ia melangkah keluar dari kamar dengan kesal. Begitu pintu tertutup aku tidak bisa menahan tawaku lebih lama.

Malam ini aku tidak bisa berhenti menggodanya,aku suka ketika melihat ekspresi terkejut melintas diwajahnya.Aku rasa aku akan sangat menikmati 3 bulan bersamanya.

Aku melirik jam dinding yang terpajang diatas tempat tidur.Hampir tengah malam. Sudah 30 menit ia meninggalkan kamar ini.

Ponselku berdering menandakan satu pesan masuk keponselku.

Congratulation Son. I can't believe you have married and didn't invite me to come.

Tomorrow.Bring her to me. Meet me in my office.

Show me my daughter-in-law

 

Her? Ayahku memintaku membawa Catania kehadapannya?

Meskipun tidak sepenuhnya aku setuju untuk melakukan ini  tapi bukankah ini alasanku menikahi Catania?Membawanya kehadapan ayahku sebagai istriku dan aku tidak perlu menikahi gadis pilihan Ayahku.

Aku harus member tahu Catania tentang ini.Setidaknya ia harus tahu mengenai bagaimana bersikap didepan ayahku.

Akhirnya aku keluar dari kamar dan mencarinya. Dari tangga aku bisa melihatnya  berada disofa ruang keluarga. Aku berjalan mendekatinya dan menemukan matanya sudah terpejam.Ia tertidur.

Aku menyisipkan tanganku dibawah tubuhnya dan mengangkatnya dengan  hati-hati.Membawanya kembali  kekamar. Dengan perlahan aku membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur.Dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

Aku menatapi wajahnya yang damai tertidur. Well semoga mimpi indah Catania , sebelum menghadapi mimpi burukmu esok

My Precious LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang