Golf

4.2K 236 0
                                    

Chapter 21

*********

Aku terbangun karena hangatnya sinar matahari menerobos masuk menerpa sebagian wajahku.Aku membuka mataku.Menoleh kebelakang dan menemukan Justin masih tertidur memunggungiku.Aku ingat kemarin kami kembali bertengkar.

Setelah membersihkan diri,aku turun kebawah dan Ariana sudah menempati salah satu kursi dimeja makan. Ariana mendongak ketika mendengar suara kedatanganku.Ia tersenyum kepadaku dan dengan ragu aku membalasnya.

"Tenang saja Catania.Justin sudah menceriatkan segala hal tentang kontrak kalian tadi malam" ujarnya seakan membaca kekhawatiranku.

"Aku tidak akan memberitahu orang tuaku" ia mengerling kepadaku dan menyuggingkan senyum manisnya.

"Benarkah?" aku terlonjak senang.

Ariana mengangguk."Yep.Asalkan kalian berdua bersedia menemaniku bermain golf hari ini"

****

Aku bersyukur karena Ariana ingin bekerja sama bersamaku dan Justin.Sesuai kesepakatan ia tidak akan mmberitahukan mengenai apapun tentang kontrak asalkan kami menemaninya bermain golf.Tapi yang tidak bisa kuterima adalah aku bahkan tidak bisa bermain golf.

Ariana sudah sibuk berdiri dengan stik golf ditangannya sedangkan aku hanya berdiri tidak mengerti harus melakukan apa.

"Kenapa kau tidak bergabung dengan Ariana?"  Justin bertanya denganku. Aku bahkan tidak menyadari ia sudah didekatku.

"Bukan urusanmu.Kenapa kau tidak duduk dan diam saja?Kakimu,kan belum pulih benar" sahutku.Justin memang sudah bisa berjalan tapi ia belum bisa berlari jika ia tetap bersikeras untuk melakukan banyak kegiatan berjalan atau berdiri kakinya akan semakin lama pulih.

"Okay,okay untukmu Catania.Aku hanya akan duduk dan diam"

"Terserahmu" balasku.Aku menyipitkan pandanganku ketika melihat sosok yang kukenal berdiri ditengah lapangan hijau yang asri dengan serius memperhatikan satu titik didepannya.

"Skandar" seruku memanggilnya.

"Apa?" Justin terkejut dikursinya.

Aku segera menoleh kearahnya."Kau hanya akan duduk dan diam"

Aku menjulurkan lidahku pada Justin dan berlari pada Skandar.

Justin Bieber

Aku memperhatikannya.Skandar berdiri dibelakangnya dengan kedua tangannya membantu Catania. Skandar mengayun tangan Catania dengan perlahan,dan Catania dengan perhatian penuh memperhatikan arah bolanya.

"Yeyyy" Catania melompat senang dan memeluk Skandar dengan bersemangat.

Oke.Cukup sampai  disana. Aku berdiri dan berjalan mendekati mereka.

"Kau tahu? Itu tadi kurang bagus. Aku akan mengajarimu teknik yang lebih baik"

"Tapi aku sudah mencetak skor" balas Catania lugu.Dari nada bicaranya kurasa ia sudah lupa sedang marah denganku.

"Skor saja tidak cukup.Teknik juga perlu. Let me show you" Aku berdiri dibelakang Ariana,melingkarkan tanganku dari belakang tubuhnya dan menggenggam kedua tanganyya yang menggenggam stik.

"Perhatikan bolanya" bisikku.

"Justin,jangan terlalu dekat seperti ini" protes Catania,mendorongku sedikit menjauh.Dan aku mendengar Skandar terkikik geli di belakang Catania.Aku memberikan pandangan tajam kearahnya dan ia mengangkat tangannya –seperti menyerah dan pergi.

"Justin,kau jadi mengajarkanku tidak?" Catania mengingatkanku lagi.

"Tentu saja. Jadi perhatikan bolanya lalu lubang itu.Ukur berapa kuat kau harus mengayun stik ini lalu ayunkan perlahan" Aku menggerakantangan Catania dengan berhati-hati.Aku memperhatikan wajahnya yang sangat serius.

"Yeeaaahh" aku terlonjak ketika Catania melompat-lompat kegirangan. Ia bahkan tersenyum senang karenanya.

"You did great" aku membuka kedua tanganku dan bergerak untuk memeluknya.Catania meletakkan tangannya didadaku dan menahan gerakanku.

"What are you doing?" tanya Catania dengan alisnya yang terangkat.

"Memberikan pelukan selamat.Skandar bahkan dipeluk olehmu"

"What?" Catania lalu tertawa sembari menggeleng kecil."Hug this"

Ia memberikanku stik golf dan berjalan pergi dengan santainya masih dengan tertawa.

"Catania.Tunggu" seruku menahan gerakannya.

"Apa?" tanyanya berbalik.

"Tentang yang kemarin.Aku ingin menjelaskannya"

Catania mengibaskan tangannya."Tidak perlu.Semuanya sudah jelas"

"Really? So do you forgive me?"

"No" dan ia kembali berbalik.

"Catania.Please I will do anything"

"Anything?" suaranya berubah tertarik.

Aku mengangguk setuju. "Anything"

"Oke.Kau harus bertanding bersama Skandar.Jika kau menang ,aku memaafkanmu.Tapi jika kau kalah maaf,kau harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan maafku.Setuju?"

Okay,Catania terkadang memang bersikap seperti anak kecil."Setuju"

 Justin Bieber

Ini pertama kalinya setelah beberapa tahun lamanya aku tidak pernah kembali bermain golf bersama Skandar.Percaya atau tidak,dulu kami sering melakukan hal ini bersama. Sejujurnya Skandar lebih mahir dariku,dan aku sedikit takut jika aku tidak memenangkan permainan ini.

Catania  berdiri didepan kami dan memilih untuk mendukung Skandar.Giliran pertama Skandar. Ia berhasil memasukan bolanya ,hanya saja dengan dua kali jalan.

Aku harus membuatnya hanya satu kali untuk menang.Aku melonjak kegirangan ketika bola kecil itu meluncur masuk kedalam lubang ketika aku mengayunkan stik golfku sekali. Aku menang.

"Aku menang dan Catania,kau memaaf-"

Catania berlari dan menutup mulutku dengan tangannya."Sshh.Kau ingin orang lain tahu kita bertengkar?"

Aku menggeleng.

"Good" jawab Catania.

"Catania,aku harus segera pergi.Senang menghabiskan waktu bersamamu" Skandar melambai sekilas pada Catania dan berlalu.

"Katakan selamat tinggal padanya" pinta Catania padaku. Menyapanya? Sejak kapan Bieber menyapa seorang Keynes terlebih dulu.

Aku menggeleng.

"Okay,aku tidak akan memaafkanmu" sahut Catania ringan.

"What?Okay. Bye Skandar" aku berteriak.Skandar berhenti dan berbalik menatapku.Aku bisa melihat keterkejutan diwajahnya.

"Itu lebih baik" Catania tersenyum senang. Aku merasa senang melihatnya kembali tersenyum padaku.

"Jadi kau sudah memaafkanku,kan?" aku mengingatkannya.

"Uhm.." Catania terdiam,aku tahu ia hanya mengodaku dengan pura-pura berfikir.

"Catania" jengkelku.

Ia tertawa."Yes Justin.Apologize accepted"

Catania berbalik ,tapi sebelum ia berjalan lebih jauh.Aku manarik tangannya,tubuhnya tertarik kearahku dan aku mengecup pipinya dengan cepat setelah membisikannya "Happy first month anniversary" 

My Precious LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang