Poranda

17 3 1
                                    

Hati Pangeran sedang poranda, ya?

Sebab serpihan puing engkau—bertandang ke depan gubuk hamba, mengotori halaman yang telah payah hamba sapu bersih.

Mengapa engkau, wahai, Pangeran, repot datang hari ini—setelah kemarin mengutuk hamba yang katamu sekadar sahaya.

Simpuhmu tidak sekokoh kemarin, tapi hamba tak mau menggadaikan rusuk untuk engkau.

Bukankah biru darahmu dengan merah darahku sahaja menjadikan lebam ungu?



Pesan-Pesan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang