Kadangkala aku bertanya pada gundukan tanah merah yang kerap kusinggahi, tak bisakah ia mengeluarkanmu dari perut bumi barang beberapa detik untuk kukenali bahwa kerangka tak berbentuk itu sejatinya engkau?
Atau sekadar bertanya, samurai mana yang telah tega merenggut denyut jantungmu?
Betapa tak ada yang lebih mengerikan daripada Pemberontakan Blitar puluhan tahu silam, kecuali engkau yang raib tanpa jejak;
Kecuali aku yang dijejal pedih kehilangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan-Pesan Karam
PoetryAda pesan untukmu; Sekantung terima kasih yang terbungkus dengan kain maaf paling tipis ‐---‐ Jurnal harian ini ditulis untuk mengeluarkan setidaknya sedikit dari banyaknya yang memenuhi isi kepala; yang tak pernah sempat mulut lontarkan. maka biar...