Kisah Pangeran dan Setangkai Mawar

16 2 0
                                    

Hei, apa kamu tahu?

Semua yang jatuh cinta tidak selalu saling memiliki. Tiap insan lahir dengan porsi kebebasan yang sama rata. Kamu tidak berhak mengakui kepemilikan atasku, aku pun tidak berhak mengaku-aku dirimu sebagai milikku.

Boleh kuceritakan kisah mengenai pangeran dan setangkai mawar kepadamu?

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Kerajaan itu memiliki putra mahkota yang memiliki sifat dan kepribadian tak jauh berbeda dengan ayahandanya.

Suatu hari, pangeran mahkota yang saat itu berusia lima belas tahun berkeliling untuk melihat-lihat secara langsung keadaan rakyat tercinta. Di tengah perjalanan, perhatiannya terpusat pada setangkai mawar liar yang baru mekar. Warnanya merah terang, cantik. Pangeran itu mengutus salah seorang pengawal untuk memetik mawar cantik itu untuk dibawa pulang. Dia berniat meletakkan mawar itu ke vas dekat jendela kamarnya, supaya setiap hari bisa memandangi keindahan mawar itu.

Sepulangnya dari berkeliling, pangeran mahkota menunjukkan mawar cantik itu pada sang Raja.

Dia berkata, "Ayahanda, lihat betapa cantiknya mawar yang kupetik ini."

Alih-alih menjawab, sang Raja justru terdiam sembari memperhatikan setangkai mawar di tangan putranya. Sekitar lima detik kemudian, Raja membuka suara. "Putraku, mengapa engkau memetik mawar itu?"

"Karena aku menyukainya, Ayah," jawab Pangeran Mahkota.

"Tidak," tegas Raja. "Kalau engkau menyukai mawar itu, tentu engkau tidak akan memetiknya melainkan membiarkan mawar itu tumbuh di tempatnya."

Putra Mahkota menundukkan kepala, tersadar akan kesalahannya.

Kadangkala apa yang kita cintai tidak selalu untuk dimiliki.

Bukankah begitu, Pangeranku?

Pesan-Pesan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang