Maaf.
Sekali lagi, maaf.
Selembar surat berisi pernyataanmu yang ingin menjagaku kubalas rematan tak berbentuk, kupaksa ia bermukim di keranjang sampah bersama kenangan-kenangan manis di dalamnya.
Aku tak cukup waras kala itu untukmu.
Dan dari penolakan yang kukirim padamu hari itu, kamu telah kuselamatkan dari begitu banyak kemungkinan yang dapat membuatmu tenggelam pada laut kekecewaan.
Tuan, kamu mungkin tak akan pernah menyesali kehilanganku karena hal itu. Tapi, tulus kepedulian yang dahulu pernah kamu berikan tak pernah sampai padaku dengan sia-sia.
Aku telah belajar banyak darimu tentang apa-apa yang selama ini belum berhasil kutaklukkan.
Jadi, terima kasih.
Disclaimer:
Tolong jangan copy/ salin tulisan-tulisanku tanpa menyebutkan sumber baik untuk apapun juga, termasuk sekedar ditulis di buku harian. Aku minta maaf karena melarang keras hal ini. Karena menurutku itu bagian dari plagiarisme. Boleh bgt tulis/ copy/ bahkan posting ulang, asal mencantumkan sumber yang jelas.@deviamelian
@tulisandevi_Terima kasih telah membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan-Pesan Karam
PoesíaAda pesan untukmu; Sekantung terima kasih yang terbungkus dengan kain maaf paling tipis ‐---‐ Jurnal harian ini ditulis untuk mengeluarkan setidaknya sedikit dari banyaknya yang memenuhi isi kepala; yang tak pernah sempat mulut lontarkan. maka biar...