Bukankah Sinta; Dewi yang Keliru?

0 0 0
                                    

Ketika Sinta memilih cinta Rama yang tak teguh dan menghindar dari cinta Rahwana yang berkecamuk,

Apakah Sinta si dewi yang keliru?

"Aku mencintaimu, Sinta. Tetapi, kau bukan lagi dewiku yang suci. Aku mencintaimu, Sinta. Tetapi, kau telah dinodai, Aku mencintaimumu, Sinta. Tetapi ....," kata Rama berulang-ulang, dengan pandangan sesal dan tak yakin.

Sinta tergugu di simpuhnya.

Bagaimana ia tidak kecewa ketika kepulangannya dari kurungan cinta Rahwana—rupanya tak lebih neraka dibanding segenap pengakuan cinta Rama yang tak berarti sebab berakhir dengan kata tetapi?

"Sinta, aku mencintaimu tanpa syarat. Jangan engkau menangis, Dewiku. Aku bersumpah akan menghabisi siapapun yang telah melukaimu," seru Rahwana, sang Dasamuka penguasa Alengka.

Siapa sangka, Rahwana mati disebabkan cintanya sendiri. Cinta Rahwana tak ubahnya busur gandiwa, menghunus Sinta tanpa ampun. Maka, sesuai ikrarnya; Rahwana sekarat tragis di kaki Rama dan Sinta.

Matanya yang selalu merah menyala berpenuh angkara tampak padam memandang Sinta yang selalu ia damba, kini mengantarnya pada gerbang kematian.

"Aku akan selalu mencintaimu, Sinta. Bahkan ketika sukmaku mengkhianati raganya. Aku tetap mencintaimu," lirih Rahwana di detik terakhir.

Dan ketika Rama mulai mempertanyakan kesucian Sinta, membuat Sang Dewi menangis dengan luka yang sama seperti yang diterima Rahwana sebelum ajal, Sukma Rahwana histeris menangis.

Sekali lagi, apakah cinta yang dipilih Sinta telah keliru?

Apakah untuk kembali mendapatkan cinta Rama, ia harus terjun di hadapan sang Kekasih beserta rakyat Ayodya pada nyala api—pembuktian kesuciannya ketika di sisi lain cinta Rahwana tak pernah goyah;  setia menerima tiap jengkal apa-apa yang menyertai Sinta?

Dan bukankah benar, memilih cinta Rama yang ragu-ragu ialah keputusan Sinta yang paling keliru?


Temui lebih banyak tulisanku di @tulisandevi_
Terima kasih!

Disclaimer:
Tolong jangan copy/ salin tulisan-tulisanku tanpa menyebutkan sumber baik untuk apapun juga, termasuk sekedar ditulis di buku harian. Aku minta maaf karena melarang keras hal ini. Karena menurutku itu bagian dari plagiarisme. Boleh bgt tulis/ copy/ bahkan posting ulang, asal mencantumkan sumber yang jelas.

@deviamelian
@tulisandevi_

Terima kasih telah membaca!

Pesan-Pesan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang