Sebuah Prolog tanpa Epilog

28 3 0
                                    

Apa kamu tahu?

Aku ingin senantiasa terbit dalam masa milikmu tanpa pernah tenggelam. Biar aku jadi penyihir demi bisa membekukan semesta; semata-mata menjaga detiknya agar tak lari.

Kamu tidak akan bisa bersembunyi. Di balik semak liar yang kamu kira rumah itu, aku menebas segala belukarnya dan membangun kokoh menara, agar terik dan kuyup tidak sampai padamu, agar jurang-jurang kehidupan tidak membuatmu terjerumus.

Maka, boleh kupasung kedua kakimu di puncak menara itu?

Pesan-Pesan KaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang