Kursi yang terbuat dari anyaman rindu di depanku— terlampau lama dipeluk dingin setelah kehilangan hangat punggungmu, tapi aku ialah satu-satunya yang tak pernah membiarkan ia terbengkalai.
Pohon jambu yang kita tanam dahulu rindang nian, tetapi manis buahnya tak pernah sampai pada lidahku yang terlanjur kebas pada pil-pil khawatir.
Kubiarkan mereka (jambu-jambu) berguguran memeluk bumi, sebab untuk kusimpan dalam almari yang nantinya hendak kusuguhkan padamu rupanya memaksa waktu berevolusi selama-lamanya. Maka, jika tak buahnya—biar rindangnya menjelma penghalau terik putus asa.
Dan sekali-kali engkau meletakkanku pada dahan paling puncak, tapi aku yang penakut ini masih lapang menerima cintamu yang angker.
Lapang aku lapang,
Ikhlas aku ikhlas,
Sampai muak
Hilang akalDisclaimer:
Tolong jangan copy/ salin tulisan-tulisanku tanpa menyebutkan sumber baik untuk apapun juga, termasuk sekedar ditulis di buku harian. Aku minta maaf karena melarang keras hal ini. Karena menurutku itu bagian dari plagiarisme. Boleh bgt tulis/ copy/ bahkan posting ulang, asal mencantumkan sumber yang jelas.@deviamelian
@tulisandevi_Terima kasih telah membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan-Pesan Karam
Thơ caAda pesan untukmu; Sekantung terima kasih yang terbungkus dengan kain maaf paling tipis ‐---‐ Jurnal harian ini ditulis untuk mengeluarkan setidaknya sedikit dari banyaknya yang memenuhi isi kepala; yang tak pernah sempat mulut lontarkan. maka biar...