Chapter 10

62 4 4
                                    

Halo, everyone. Kalu balik lagi. Sori, ya, waktu belakangan ini Kalu nggak update karena pekerjaan memanggil. Jadi, baru ada waktu, deh. Nah, hari ini Kalu update lagi dungs buat kalian yang kangen sama tokoh-tokoh Januari.

Happy reading all 🖤 pejuangnaskah11
🗣️ Follow, share, vote dan komentar banyak-banyak, ya.

Memasuki bulan pertama di tahun 2023. Indonesia kembali diguyur hujan deras sejak malam pergantian tahun. Bahkan, beberapa daerah di Indonesia ada yang terendam banjir. Hal itu sudah menjadi rahasia umum saat hujan turun dengan curah yang tinggi.

Namun, bukan berarti hujan yang turun menjadi kendala bagi seluruh murid SMA Trisatya untuk kembali belajar, setelah melewati kegiatan semester pertama dan liburan akhir tahun.

Tentu saja, setiap murid memiliki resolusi yang baru di tahun yang baru ini. Termasuk seorang gadis dengan ciri khas bandana hitam yang tengah duduk di kantin seorang diri.

Dari banyaknya orang dengan resolusi baru, ia pun memiliki resolusi untuk kehidupannya mendatang, termasuk melupakan kisah cintanya yang tidak terbalas.

Bicara soal semester pertama. Alkia, gadis itu mendapat predikat juara dua di kelasnya. Saat libur kemarin, Alkia juga berlibur bersama Syifa ke tempat wisata di Lampung dan menghabiskan malam pergantian tahunnya dengan sang bunda.

Tidak ada acara spesial dengan seseorang termasuk Ken. Karena, keluarga Ken memutuskan liburan ke Bandung  bersama sang pacar. Hal itu cukup mengejutkan untuk Alka, tetapi ia sadar jika kini posisinya sebagai sahabat tidak terlalu penting lagi di hidup Ken.

Alkia menghela napas kasar. Lagi, pikirannya malah berkelana jauh yang menyakiti hatinya.

"Ayo, move on, Al," gerutunya.

Ia pun mengalihkan pandangannya ke penjuru kantin. Semalam dirinya mendapatkan pesan jika pagi ini seseorang yang mulai terlihat dalam hidupnya ingin bertemu. Namun, sejak tadi kemunculannya tidak terlihat.

Kemudian, Alkia pun meraih ponselnya yang berada di meja untuk menghubungi orang itu. Baru saja akan menekan tombol memanggil, kehadiran laki-laki dengan penampilan sedikit rapi yang duduk di hadapannya cukup mengejutkan Alkia.

"Hai, Nona, selamat pagi dan selamat kembali bersekolah," sapanya.

Alkia berdecak. "Selamat pagi, Tuan," balasnya dengan sinis.

Laki-laki itu terkekeh pelan. "Terima kasih udah nunggu gue." Arsya mencomot kentang goreng milik Alkia yang masih sisa setengah itu.

Alkia mendorong pelan piring itu ke hadapan Arsya. "Jadi, apa intinya?" tanya Alkia tanpa mau membahas hal lain karena ia mulai bosan dengan suasana kantin yang mulai ramai dan bising.

Akhir-akhir ini Alkia dan Arsya memang sering bersama. Bisa dibilang keduanya mulai dekat. Dalam artian kedekatan mereka sebatas kakak dan adik kelas saja. Tidak lebih.

Bisa dihitung, mereka dekat sejak kejadian di UKS kala itu. Keduanya terlihat sering menghabiskan obrolan bersama dan sampai belajar bersama, meskipun beda angkatan. Tidak ketinggalan, pastinya ada Syifa yang juga turut ikut di beberapa waktu.

"Gue ada info buat lo." Arsya mengambil sesuatu dari sakunya. Sebuah kertas putih yang terlipat kusut. Kemudian, memberikan pada Alkia.

"Apa ini?"

"Baca aja. Nanti juga lo tahu."

Alkia membuka lipatan kertas yang kusut itu. Di dalamnya terdapat tulisan tinta.

Alis Alkia menukik, lalu menatap curiga ke arah Arsya. "Ini punya lo?"

Arsya berdecak kesal. "Oh, halo, Nona. Apa wajah gue terlihat brengsek?" Diambilnya kertas itu dari Alkia.

Wajah Alkia berubah bingung.

"Di sini tertera nama orang lain bukan gue." Arsya menunjukkan nama pemesan pada Alkia. "Gue nggak sengaja lihat dia buang ini ke kotak sampah beberapa menit sebelum seseorang menjemputnya."

"Lo yakin?"

Arsya mengangguk. "Gue awalnya nggak mau ikut campur. Tapi setelah gue ingat sesuatu, gue rasa hal ini penting."

Pikiran Alkia mulai bekerja kelas. Ia menyimpulkan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.

"Ini bukan pertama kalinya gue lihat dia di tempat itu. Lebih tepatnya gue sering lihat dia dengan orang lain. Bisa dibilang ini perselingkuhan. Kalo lo peduli sama dia, lo buktikan aja dengan datang ke tempat itu malam ini. Gue udah dapat bocoran dari salah satu kenalan gue di sana, kalau mereka udah booking tempat untuk malam ini," papar Arsya.

Diambilnya kembali kertas itu dari tangan Arsya. Ada perasaan campur aduk. Apakah ia harus mengikuti ucapan Arsya atau tidak.

Alkia menatap Arsya ragu. "Thanks, Kak, untuk infonya."

"Semoga berhasil," pesan Arsya. Laki-laki itu beranjak dari duduknya. "Sampai ketemu nanti," ucapnya sebelum pergi meninggalkan Alkia seorang di kantin.

Sepeninggalan Arsya, dirinya kembali melihat kertas itu. Terbesit rasa tidak percaya. Apakah itu benar atau salah. Alkia tahu ini akan membuat masalah baru. Namun, ia juga tidak mau jika kebohongan semakin banyak tercipta. Alkia juga masih tidak percaya jika apa yang diucapkan Arsya benar apa adanya.

Diremasnya kertas putih itu. Ia lalu mengirimi pesan pada seseorang di seberang sana. Setelah itu, Alkia pergi meninggalkan kantin.

🌓🌓🌓

Keramaian malam yang dihiasi lampu remang-remang di salah satu tempat makan menjadi saya tarik gadis bertopi hitam dengan masker senada yang duduk di sudut kafe, dirinya sudah memesan makanan ringan beserta minumannya untuk menemani misinya itu.

Ini adalah hal pertama yang ia lakukan dalam hidupnya. Menguntit. Tidak, bisa dibilang ini mengawasi sepasang insan yang terlihat mesra malam ini.

Ini nggak mungkin, pikirnya.

Ia membenarkan maskernya, lalu mengambil sebuah buku dari tote bag miliknya beserta ponsel.

Dibalik buku itu, ia sudah menyiapkan kamera ponsel. Dirinya berjaga-jaga jika nanti ada momen yang harus ia rekam detik itu juga.

Jujur saja, tangannya bergetar hebat. Ia sangat gugup.

"Gue nggak percaya itu lo," gumamnya. Ia mengambil beberapa gambar saat kedua insan itu terlihat merangkul satu sama lain dan tidak lupa ia merekam aksi keduanya saat pipi sang wanita dicium dengan mesra dan berakhir kecupan di bibir. Menjijikkan.

Alkia juga tidak melewatkan saat keduanya insan itu saling berdansa dengan mesra, bahkan keduanya bak pasangan romantis yang begitu serasi.

Napas Alkia berderu cepat. Ia hampir ketahuan saat mata berlensa itu menatap ke arahnya.

Dengan cepat, Alkia menyudahi rekamannya, lalu mengirimkannya pada seseorang di seberang sana. Namun, saat hendak berhasil terkirim, ponselnya tiba-tiba mati.

Sial. Alkia lupa tidak mengisi baterai ponselnya.

Matanya melirik ke arah gadis yang memakai dress seksi di jarak yang tidak begitu jauh. Mata berlensa dengan penampilan yang jauh berbeda membuat Alkia yakin kalau sahabatnya telah dikhianati.

Tangannya mengepal menahan amarahnya.

"Lo harus bertanggung jawab untuk semuanya, Adelia Valtinka."

Setelah itu, Alkia memasukkan buku dan ponselnya ke dalam tote bag dan pergi dari sana. Ia harus memberitahukan Ken secepatnya, perihal apa yang baru ia dapatkan ini.

Ia harus memberitahukan jika Adel bukanlah gadis baik-baik seperti yang Ken bayangkan. Sahabatnya itu telah diselingkuhi.

🌓🌓🌓

CAMARADERIES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang