Chapter 8

67 6 4
                                    

Halo, everyone. Kalu balik lagi. Sori, ya, waktu belakangan ini Kalu nggak update. Nah, hari update lagi dungs.

Happy reading all 🖤 pejuangnaskah11
🗣️ Follow, share, vote dan komentar banyak-banyak, ya.

"Gue pergi," pamitnya.

Tapi Ken menahan tangannya. "Gue mencintai lo, Alkia."

Jantung Alkia berdebar dengan cepat. Ia menatap Ken dengan perasaan yang kembali berbunga.

"Lo mencintai gue, Ken?" tanya Alkia memastikannya.

Ken mengangguk. "Gue menyayangi dan mencintai lo melebihi seorang sahabat."

Bibir Alkia tersenyum lebar. Ia seperti bermimpi. Dirinya menghampiri Ken, menatap lurus sahabatnya itu.

"Lo adalah orang spesial, Al, di hidup gue. Lo memiliki tempat tersendiri di sini," ungkap Ken sembari menunjuk dadanya.

Hati Alkia benar-benar bahagia. Ia tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Karena pengakuan Ken benar-benar membuatnya terkejut. Selama ini, Alkia pikir perasaannya tidak akan pernah terbalas, tetapi ternyata perasannya terbalas. Ken juga mencintainya.

"Lo udah kayak saudara bagi gue, Al."

Senyum Alkia meluntur.

"Gue nggak hanya menganggap lo sahabat, tapi saudara juga. Jadi, please, jangan pernah lo diemin gue lagi, Al. Lo boleh marahin gue kalau suatu saat kita bertengkar. Karena itu jauh lebih baik."

Ia melepaskan cekalan Ken di tangannya. Kemudian, ia menatap Ken dan tersenyum getir. "Gue akan berusaha," ucap Alkia sebelum pergi.

Badannya serasa dijatuhkan dari ketinggian hingga terperosok ke dasar hingga membuat dirinya tersadar. Alkia sadar jika sampai kapan pun perasaannya tetap menjadi perasaan yang tidak terbalas.

Bahkan, Ken tak hanya menganggap Alkia sebagai seorang sahabat, tetapi juga saudara.

🌓🌓🌓

Di tengah keramaian kantin, terlihat dua gadis tengah menikmati makanan di kursi pojok kanan. Bedanya gadis berkacamata bening sudah menghabiskan sepiring nasi goreng, sedangkan gadis berbandana hitam hanya memakan keripik kentang saja.

Alkia sudah mengutarakan apa yang terjadi di aula tadi pada Syifa. Dan sahabatnya itu terkejut dengan ucapan Ken yang mencetuskan kata 'saudara' dalam persahabatan mereka.

Syifa pikir, suatu saat Alkia akan memiliki kesempatan. Namun, sepertinya tidak ada lagi. Karena rasa sayang dan cinta Ken tetap pada porsi saudara, tidak akan lebih.

"Lo sabar, ya, Al. Suatu saat lo akan mendapatkan cinta terbaik yang sangat lo idamkan," ucap Syifa.

Alkia tersenyum. "Gue nggak berharap lebih sama ekspetasi, Syif," jawab Alkia.

Matanya mengedar, menyapu bersih area kantin. Ia sedang mencari objek yang sudah membuat hatinya kembali terluka. Namun, bukannya Ken, tetapi sosok Arsya yang ia dapatkan.

Seragam laki-laki itu bahkan sudah berantakan. Tidak lupa rambutnya juga tidak tertata rapi lagi. Berbeda seperti tadi pagi.

Saat melewatinya, Alkia bisa melihat wajah berkeringat dari seniornya itu. Apa dia dihukum? pikirnya.

"Arsya, Al," ucap Syifa dengan pelan.

"Gue tahu," imbuh Alkia. Ia kembali menghadap Syifa sembari memakan keripik kentangnya.

"Ganteng, kan, kalo kayak gitu?" tanya Syifa sembari menaik-turunkan alisnya.

"Biasa aja," jawab Alkia dengan malas.

CAMARADERIES [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang