Chapter 22

4K 420 106
                                    


ApinkLu ©

*****


Malam hari. Sasuke tidak bisa tidur, dia memilih pergi ke ruang kerja, dan menghabiskan malamnya dengan minum wine gelas demi gelas.

Dia tidak bisa berhenti memikirkan permintaan Shion tadi sore, mengakhiri hubungannya dengan Sakura? dengan menghadiahkan anak padanya?

Apa Shion berpikir dia akan mudah menyanggupinya, dan mengusir Sakura dari rumah ini. Dia tidak mudah melepas Sakura yang sudah terlibat jauh dengan urusannya. Mereka telah saling memahami. Mereka bercinta dengan penuh kasih sayang dan gairah yang menggebu-gebu, seperti sepasang kekasih. Bahkan posisi Sakura lebih penting baginya di dunia ini. Sakura yang membuatnya seperti orang gila karena cemburu.

Sasuke bangun dari kursinya. Dia keluar dari ruangannya sedikit linglung, dia harus menyelesaikannya dengan caranya sendiri, sebelum membuat penyesalan pada dirinya sendiri.

.

Sasuke membuka pintu kamar Sakura dengan kemarahan. Dia sedikit mabuk. Sakura melipat pakaiannya dan menyimpan ke koper.

"Tidak ada yang mengubah kesepakatan kita, tidak Shion kecuali aku!" 

Sakura menghirup napas dalam-dalam, kemudian menghela. "Seharusnya kau bahagia Sasuke. Apa yang kau inginkan sejak dari dulu akan terjadi. Shion sudah siap menjadi Ibu. Bukankah itu berita yang menggembirakan. Jadi untuk apa kau menahanku di sini? Suatu saat jika waktunya tiba, aku akan tetap pergi darimu." Sakura menjawab sambil menyusun pakaiannya. Dia tidak akan mempersulit masalah mereka.

"Kesepakatan kita belum berakhir, anak yang kau kandung itu adalah anakku!" Sasuke berteriak. "Shion tidak berhak pada anak itu!"

Sakura tercekat, bibirnya gemetar. "Ya, aku tahu kau sangat mencintai anak ini, tapi Shion berubah pikiran dan tidak membutuhkannya. Apa kau tidak percaya padaku bahwa aku mampu membesarkannya?" tatap Sakura, ketakutannya bukan hanya sekedar pikiran buruknya selama ini, Tuhan telah memberi tanda-tanda padanya lewat mimpi. Sasuke yang berdiri di ambang pintu, mengalihkan wajahnya sebentar. Dia tidak ingin mendengarkan ini.

"Sasuke, saat aku mengambil keputusan untuk melahirkan anak untukmu. Aku sudah siap menjadi seorang ibu walaupun tidak diakui nanti. Aku juga sangat berharap anak yang kukandung memanggil ibu padaku walau hanya sekali. Aku berharap jika dia lahir nanti, aku yang menyesuinya sampai dia bisa mengenal wajahku. Aku juga ingin melihat perkembangannya dari waktu ke waktu sampai dia bisa memanggil ibu padaku." Sakura berusaha membuat Sasuke yakin melepas anak ini padanya, "Kau pikir aku mengandung anak ini tanpa cinta? Kau pikir aku tidak berat melepasnya nanti? Bahkan aku siap mempertaruhkan hidupku demi bayi ini di masa depan. Demi kebutuhannya, aku akan rela bekerja apapun." Sakura menetes air matanya diwajahnya, kemudian menyekanya.

Sasuke tertegun dan kembali menatap Sakura, dia tidak pernah meragukan tekad dan kerja keras Sakura, dia sudah melihat sendiri bagaimana Sakura berjuang untuk membesarkan Toneri selama ini. Dia tidak akan membiarkan Sakura kembali ke jalan itu. Cukup Sakura hanya bergantung padanya, dia akan memberikan apa yang dia inginkan. "Aku mohon percaya padaku. Aku tulus mencintai anak ini, anak yang kukandung ini juga anakku. Percayalah aku akan membesarkannya dengan cinta, memenuhi kebutuhannya walau tanpamu. Aku tidak ingin kehadiran anak ini merusak hubunganmu dengan Shion. Mengertilah, Shion sedang berusaha memberikan yang terbaik untukmu dan memperbaiki hubungan kalian."

Sasuke tidak ingin mendengarkan lebih banyak lagi dari Sakura. Dia tidak mengizinkan Sakura pergi darinya.

"Kau sendiri tahukan, aku yang membesarkan Toneri dan bisa membiayai pendidikannya sampai ke tingkat kuliah. Jadi kau tidak usah meragukanku." Sakura menambahkan, sementara dia juga tidak baik dengan perpisahan ini.

NEED a BABY (Sasusaku-Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang