Chapter 10

4.5K 411 87
                                    


Original story by apinklu ©

.

Tidak bisa mengatakan apapun, walaupun tidak menginginkan ini. Dia telah bersedia meluangkan waktunya untuk pergi bersama dengan Sasuke ke Singapura, dan apa yang didapatkan sekarang? Dia duduk sendiri di pesawat, sementara Sasuke lebih memilih menemani Sakura. Alasannya, Suaminya ingin menjaga Sakura dan kandungannya. Keadaan sakura jauh mengkhawatirkan, karena Sakura jarang melakukan perjalanan jauh. Shion tidak tahu sampai kapan dia bisa menahan situasi ini menjadi lebih baik saja untuknya. Dia melakukannya dengan palsu, pengertian dan kesabarannya itu adalah skemanya sendiri. Sasuke telah membujuknya sebelum mereka menaiki pesawat. Dia tidak bisa duduk disampingnya, dan harus lebih fokus pada kondisi Sakura yang sedang hamil.

"Sasuke, aku merasa mual." Shion memanggil Sasuke untuk memperhatikannya juga. Dia memiliki bakat akting yang tidak ragukan lagi, dan sudah lihai melakukannya.

Sasuke melihat pada Shion, sementara Sakura tidak enak, karena Sasuke lebih memilih duduk bersamanya. Seharusnya Shion yang mendapatkan giliran ini. "Sasuke, sepertinya nona Shion memang tidak enak badan. Pergilah, aku baik."

"Tidak, jam terbangnya sudah tinggi. Aku yakin dia mampu menanganinya." Sasuke bukan mengabaikan Shion, tapi dia harus menemani Sakura. Menjaga Sakura lebih penting baginya. Apalagi Sakura takut ketinggian, Sasuke mengetahuinya setelah mereka melakukan perjalanan ke Thailand. Sakura selalu memeluk lengannya, dan selama di pesawat, Sakura tidak bisa tidur kalau tidak dipeluk.

"Aku baik, Sasuke."

"Wajahmu lebih pucat.." tatap Sasuke, sementara tangannya merapikan anak rambut Sakura dari wajahnya. Satu lengannya memeluk bahu Sakura, dan meletakkan kepala Sakura didadanya. "Kau akan baik."

Sakura mencengkeram kemeja Sasuke, dia menyukai apa yang diberikan pria ini padanya. Sentuhannya, dan perhatiannya. Dan Sakura berusaha membuang rasa bersalahnya pada Shion. Dia telah menyakiti Shion, dan merasa berdosa, tapi dia tidak mampu melewatinya sendiri selama penerbangan. Sakura tidak bisa mengendalikan ketakutannya. Dia butuh Sasuke untuk menenangkannya.

"Sasuke ..." Shion memanggil Sasuke dengan manja.

"Kau tidur dulu. Setelah itu aku akan ke tempat Shion." Sasuke tidak melepas pelukannya pada Sakura. Sakura mengangguk dan memejamkan matanya. Dia ingin tidur selama perjalanan. Kepalanya pusing.

Sasuke memperhatikan Sakura, dia tidak bisa tidur dengan nyaman kalau dia tidak memeluknya. Wajahnya tampak gelisah. "Tidurlah, jangan berpikir apapun."

"Hm.." Sakura mengguman. Ini bukan kemauannya. Dia sedang mengandung dan ini karena pengaruh dari kehamilannya.

Sakura semakin menyamankan pelukan Sasuke padanya, dan tidak canggung mengulurkan tangannya memeluk pinggang Sasuke. Dia hanya memiliki Sasuke, selama kehamilannya. Jadi biarkan dia egois hanya selama itu saja.

Sakura tidak membuat kesalahan, dia hanya mengambil haknya, selama kehamilannya. Karena Sasuke yang memberikannya.

Sasuke terkekeh melihat tingkah Sakura lebih manja semenjak dia hamil. Dia membelai rambut Sakura.

Shion?

Ekspresinya menggelap, dan dia tidak akan mentelorir lagi.

.

Shion merasa tidak senang ketika Sasuke datang, dan duduk disebelahnya. Sasuke menghampirinya setelah memastikan Sakura tertidur. "Aku rasa isterimu bukan aku sekarang, tapi dia." Ujar Shion dingin.

Sasuke tidak menanggapi kemarahan Shion. Dia hanya perlu memberikan pengertian. "Shion.. Sakura ketakutan dengan ketinggian, aku hanya tidak ingin kondisinya menjadi lemah, dia sedang mengandung anak kita."

NEED a BABY (Sasusaku-Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang