Chapter 24

3.7K 393 40
                                    

ApinkLu ©

.....


Sasuke membuka pintu mobilnya. Sebelum keluar, Sakura menahan lengan Sasuke. Ini kawasan elit di kota Tokyo. Kenapa Sasuke membawanya kemari?

"Ada apa?" Sasuke menggenggam tangan Sakura yang berada di lengannya.

"Kenapa kau membawaku kemari?"

Sasuke terkekeh melepas sabuk pengamannya. "Kita tidak akan pernah kembali lagi ke sana."

Alis Sakura mengernyit, "Sasuke..."

"Yah ini rumah kita sekarang."

Sakura terkejut, kemudian memandang kembali rumah mewah bergaya modern di depannya. Jantungnya berdetak. Dia menutup mulutnya dengan jari jarinya, sementara lututnya menegang. Rumah ini sangat besar dan indah. Tanaman di depan didesain sesuai dengan prefensinya.

"Keluarlah, kita masuk."

.

Interiornya tidak rumit dengan furnitur yang ringan dan masuk ke konsep rumah yang bergaya modern dan artistik. Tata ruang terbuka, pencahayaan langsung dari luar jendela kaca besar yang terhubung ke taman.

Sakura menyukai spesifiknya, sederhana dan mengutamakan kenyamanan.

"Kau tidak ingin melihat kamar kita?" Sasuke menarik tangan Sakura untuk naik ke lantai dua.

Sasuke menekan gagang pintu dan mendorong pintunya. Kamar utama lebih besar dari kamar lainnya.

Interiornya lebih maskulin. Sasuke memilih warna putih dan menyisipkan warna abu abu untuk cat dinding kamar. Furniturnya juga menyatu dengan desain kamar, apalagi sofa hitam minimalis dua sudut kamar, sementara meja menempel di sofa mempermewah penataan ruang kamar.

"Apa kau menyukainya?"

Sasuke duduk di sofa, bersandar di sofa menatap Sakura dengan terkendali.

Sakura menarik gorden kamar.

Kamar mereka terhubung ke taman belakang, air kolam renangnya sangat jernih.

"Pasti kau membeli rumah ini sangat mahal."

"Aku tidak ingin kau terganggu dengan kenangan yang tidak ingin kau lalui jika aku tetap memaksamu tinggal di apartemen."

Sakura berbalik lalu menghampiri Sasuke. Sasuke membuka satu lengannya, menyuruh Sakura duduk di sebelahnya.

"Kau tidak suka, hm?" Sasuke memeluk bahu Sakura.

Sakura mendesah sebelum meletakkan kepalanya di dada Sasuke. "Itu bukan alasan Sasuke. Karena aku baik-baik saja."

"Tidak,.. Kau tidak baik Sakura." Sasuke membantah agak keras. Sakura memisahkan pelukan Sasuke. Dia menatap Sasuke dan tidak bisa menerima ini. Dia mampu melewati kenangan itu, karena sudah merelakannya.

Sasuke mencium bibir Sakura, dan sebelum melepasnya, Sasuke menggigitnya.

Lenguhan Sakura tertekan dan berada di mulutnya. Sakura terengah- engah begitu Sasuke menghentikan ciuman mereka. "Kau tidak baik, aku tahu itu Sakura."

Sasuke membungkuk mengambil satu kecupan di bibir Sakura yang lembap. "Jangan menolak, hm?"

Sakura belum berkata apa-apa. Dia merasa tidak berhak mendapatkan rumah ini sebagai hadiah pernikahan mereka nanti.

"Untukmu, apa yang tidak akan kulakukan. Membahagiakanmu tetap menjadi prioritasku. Mengertilah, rumah ini kubeli untukmu sebagai hadiah pernikahan kita."

NEED a BABY (Sasusaku-Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang