Chapter 16

3.7K 379 32
                                    

ApinkLu ©

*****

"Aku harus menemuinya sekarang, aku yakin dia sedang marah." Sakura sangat cemas. Dia tidak bisa tenang, dan berdoa Toneri baik baik saja. Sekarang Sasuke mengantarnya ke kontrakan.

Sasuke melihat pada Sakura, kemudian meraih tangan Sakura yang gemetar. Sakura tersentak, dan menoleh. "Kita akan sampai."

Sasuke membantu Sakura turun hati hati dari mobil. Dia mengingatkan Sakura untuk tetap stabil. Sakura mengerti, akan berusaha menjelaskannya pada Toneri semuanya dari awal. Sakura memeluk kandungannya, pasti ini yang membuat Toneri marah padanya, dan menolak mendengarkannya.

"Kita masuk Sakura. " Ajak Sasuke menggenggam tangan Sakura.

*****

Sakura membuka pintu kontrakan, dia sempat memperhatikan sekitar ruangan terlebih dahulu. Toneri melampiaskan emosinya, kursi, meja, bahkan pecahan vas bunga berserakan di lantai.

Sakura melihat Toneri dengan ekspresi menyesal. Dia melihat betapa hancurnya Toneri mengetahui faktanya. Dia tidak bisa mengambil dimana harus menempatkan hubungan mereka, dan membuat Toneri membencinya.

Sekalipun dia membuat alasannya, Toneri akan menolaknya.

Sakura berjalan mendekati Toneri. Dia memandang Toneri lalu mengusap rambutnya. Tidak ada respon, Sakura mengambil napas, matanya memanas, dia tahu ini tidak mudah menyelesaikannya. Sakura kemudian mengulurkan tangannya memeluk Toneri.

Toneri membiarkannya, karena dia juga sangat merindukannya.

"Maaf... maaf telah membohongimu." Sakura mengusap punggung Toneri.

Kepala Toneri terbenam di bahu Sakura, bibirnya terkatup gemetar.

"Toneri... aku di sini."

Toneri tidak membalas pelukannya dan tidak menanggapi, disebabkan terlalu bingung dan terkejut dengan situasi ini. Tubuhnya bergetar, Sakura mengeratkan pelukannya, menenangkan Toneri seperti waktu Toneri masih kecil, menepuk nepuk lembut punggungnya.

"Toneri maaf, aku sudah mengecewakanmu." Ucap Sakura menekan bibirnya, berusaha tidak menangis.

Sasuke memperhatikan di depan pintu masuk. Dia baru pertama kali memperhatikan bagaimana Sakura menyerahkan kasih sayang pada Toneri. Sakura membujuknya seperti seorang ibu. Ini bukan cinta seperti apa yang Sakura anggap selama ini. Ini jauh lebih dalam ikatannya, seperti saudara.

"Kakak, aku masih marah padamu. Bisakah kau meninggalkanku sendiri." pinta Toneri melepas pelukan Sakura, dan menolak menatap Sakura. Dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

Sakura mengerti dan memberikan waktu pada Toneri sebanyak yang dia inginkan. Sakura tidak memaksa Toneri harus mendengarkan penjelasannya. Mungkin Toneri belum siap membicarakan ini.

"Aku pergi... jaga dirimu baik-baik." dengan susah payah Sakura berdiri. Sasuke cepat bergerak membantu Sakura bangun dari sofa.

Sasuke merangkul bahu Sakura keluar dari sana.

Toneri diam dan tidak menatap kepergian Sakura.

Dia juga sedang marah pada dirinya.

*****

Mereka sudah tiba di apartemen.

Sasuke menghela panjang. Ekspresi Sakura belum berubah semenjak keluar dari kontrakan.

Sasuke menepuk lembut pipi Sakura, dia tidak ingin Sakura terlalu memikirkan masalah ini.

"Kau tidak usah cemas, Toneri hanya butuh waktu untuk menerima dan memahaminya. Sekarang istirahatlah." suruh Sasuke lembut.

NEED a BABY (Sasusaku-Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang