Epilog

5.1K 323 26
                                    

©ApinkLu

*****

"Putriku sangat cantik, apalagi mata dan rambutnya mirip denganku..."

Sasuke selalu memuji putrinya yang baru lahir 3 jam lalu melalui persalinan normal. Wajah putrinya lebih banyak mengambil kemiripan darinya. Dia tetap merasa bangga pada isterinya karena melahirkan seorang putri untuknya.

Toneri mendengus. Dia sudah lelah mendengar pujian itu berulang kali. Sementara Sakura harus menahan sakit hampir 10 jam untuk melahirkan bayinya.

Sakura sedang menyusui putrinya, dia tersenyum hangat pada Sasuke. "Sayang, terimakasih kau sudah melahirkan anak kita dengan sehat." Sasuke mengecup pelipis Sakura. Dia sangat bahagia akhirnya setelah menunggu lebih kurang 36 minggu, dia bisa secara langsung melihat dan menyentuh putrinya. Tangannya yang sangat mungil dan halus. Dia takut memberikan sedikit tekanan pada saat menggenggam tangannya, bayinya terlihat rapuh. Jantung Sasuke berdetak kencang saat merasakan genggaman lembut dari jari-jari bayinya yang sangat lembut. Bayinya merespon sentuhannya. Dia mengenali ayahnya.

"Siapa namanya?" tanya Sakura memandang putrinya yang masih menyusui di pangkuannya.

Sasuke menunduk memberi kecupan di pipi anaknya. "Sarada Uchiha..." ke depannya dia pasti memiliki hari berharga mengurus bayi Sarada dan melihat pertumbuhannya.

"Nama yang bagus..." Hotaru tiba-tiba muncul di antara mereka dengan wajah gembira.

Perhatian mereka langsung beralih pada Hotaru yang baru datang membawa keranjang buah dan sebuket bunga mawar. "Kakak, selamat untukmu." Hotaru berjalan penuh semangat menghampiri Sakura, Dia meletakan bunga dan buahnya di meja samping ranjang pasien.

"Aku bahagia untukmu.." Hotaru memeluk Sakura dengan tidak canggung, kemudian mencium baby Sarada. Hotaru mempehatikan wajahnya. Bayi ini sangat cantik. Dia benar-benar menggambarkan Fitur dan Karakter keturunan darah Uchiha.

"Kemiripan milik ayahnya." Hotaru mengusap kepala Sarada. "kakak, kau tidak memiliki satu pun? Apakah itu adil?" goda Hotaru. Sakura hanya tersenyum, itu tidak mengapa, dia tidak akan keberatan, yang dia inginkan, hanya anaknya lahir sehat.

Senyum Sasuke semakin lebar. Dia kemudian berdehem untuk mengungkapkan rasa bangganya pada dirinya lagi.

"Jangan terlalu memujinya, aku sudah muak melihatnya..." komen Toneri acuh tidak acuh.

"Kau tidak pernah sopan padaku. Kau mengomentariku seperti karena kau belum menjadi seorang ayah." Sasuke berkata dengan tenang. "Jika kau memilikinya, kau baru tahu apa yang kurasakan dan ini adalah pencapaian yang membuatku bersyukur." Sasuke mengungkapkan sedikit emosional. Tentu saja, dia sekarang sudah memiliki keluarga sempurna.

Hotaru menangani Toneri. Dia tidak boleh berbicara sembarangan.

Toneri mengangkat kedua bahunya acuh tidak acuh begitu Hotaru menegur dan memperingatinya.

"Kakak, bolehkah aku menggendongnya?" pinta Hotaru mengulurkan kedua tangannya.

Sakura mengangguk, lalu mengeluarkan puting susunya dari mulut Sarada pelan-pelan.
Sarada sudah merasa kenyang. Dia tidak menangis saat dia melepasnya.

Hotaru mengambilnya hati-hati. Memeluk Sarada di lengannya dengan penuh gembira. Sarada terlihat rapuh, dia takut menyakitinya.

"Kau lucu sekali, sayang." Hotaru mencium dahi Sarada.

Hotaru berpaling pada Toneri, "Toneri, aku juga ingin punya baby, seperti baby Sarada..."

Berdehem kaku, Toneri mengusap tengkuknya. Senyumnya juga sangat canggung.

Sasuke dan Sakura menatap Toneri. "Kita harus menikah dulu..." jawabnya gugup.

"Kalau begitu cepat lamar aku..."

Sakura tersenyum menggeleng. Dia akan bahagia menerima dan menunggu pernikahan mereka terjadi.

Sasuke memeluk bahu Sakura, "Aku sudah menghubungi ibu, dan ibu sudah mendapatkan penerbangannya tadi malam. Mungkin ibu sudah tiba di Bandara."

"Aku yakin ibu tidak sabar melihat Cucunya."

"Ya..."

"Dia bangga punya menantu sepertimu." Sasuke menambahkan.

Sakura tertawa mendengarnya. Dia telah melengkapi dan memenuhi keinginan ibu mertuanya. Dia sudah mendapatkan segalanya, keluarganya dan kasih sayang dari ibu mertuanya.

Mikoto masuk dengan perasaan gugup bercampur gembira. Dia tidak datang sendiri. Dia membawa dua perawat yang berpengalaman merawat bayi.

Saat dia melihat Sarada digendongan Hotaru. Ekspresinya hanya mengungkapkan rasa syukur. Dan untuk hal-hal yang dia inginkan selama ini. Dia hanya menginginkan satu disisa hidupnya untuk menemani kesepian dan hari tuanya, yaitu cucu. Dia tidak pernah menyerah dengan harapannya. Setelah sekian lama menunggu. Akhirnya dia memilikinya.

Secara emosional Mikoto memegang pipi Sakura, dan mengucapkan terima kasih sebelum mengecup dahinya. "Kau telah menyelematkan hidupku, putraku dan keluargaku." matanya mengabur. Rasa bahagia itu begitu hidup di ruangan itu. Sasuke hanya melihat dan memberikan waktu untuk mereka. Dia memahami emosi yang dirasakan oleh ibunya.

"Aku sekarang menjadi nenek. Aku sudah punya cucu." Matanya berlinang, hatinya diliputi rasa haru.

"Kau harus menggendong cucumu, ibu. Sasuke sudah memberikan namanya. Nama cucu ibu, Sarada Uchiha." Sakura berkata menyuruh ibunya segera memeluk cucunya.

Mikoto mengangguk cepat, dan kemudian menyeka air matanya. Dia berbalik dan berjalan menghampiri Hotaru.

Dia tertegun melihat wajah cucunya. Cantik dan begitu mungil. Dia adalah darah Uchiha, sangat mirip dengan wajah putranya.

Mikoto mengulurkan tangannya dengan gemetar. Dia belum percaya, ini adalah cucunya. Akhirnya dia memikinya secara nyata.

Hotaru memindahkan Sarada dengan penuh kehati-hatian ke tangan Mikoto. "Oh... " bibir Mikoto bergetar setelah berhasil menggendong cucunya. Pandangannya mengabur dan kemudian semakin jelas saat memastikan sendiri. Dia tidak bermimpi. Dia takut kebahagian ini hanya sebagian mimpinya.

"Dia begitu halus." Mikoto membelai wajah cucunya, dan menciumnya dengan lembut. Tindakan Mikoto pada cucunya terlihat sangat penuh kasih sayang, memeluknya dengan hati-hati, dia takut menyakitinya. Baginya Sarada adalah cucunya paling berharga, dia tidak merasakan kekurangan apa pun lagi.

"Sasuke. Akhirnya ibu merasakan menjadi seorang nenek." Mikoto berkata menatap mereka berdua dengan mata berbinar, sementara senyummya dipenuhi rasa haru yang tidak tertahankan.

Sasuke duduk di samping Sakura, mereka hanya menatap bagaimana Mikoto memamerkan Sarada pada keluarganya yang lain. Kerabat jauh. Berita ini sangat penting untuk keluarga Uchiha dan disebarkan.

Sasuke mencium kening Sakura. Sekali dia mengucapkan rasa syukur. Seolah olah Sakura memberikan hadiah yang paling berharga di dalam hidupnya. Dia melihatnya, keinginan terwujud. Dia sudah memiliki anak.

"Aku membutuhanmu untuk mendapatkan semua yang kumiliki sekarang, Sakura. Terima kasih kau sudah memenuhi harapanku. Menjadiku sebagai pria dan suami yang sempurna."

Tuhan memiliki skenario dalam menentukan takdir setiap manusia, termasuk jodoh. Biarkan takdir memainkan tugasnya, dimana takdir yang akan membawa kebahagian yang tidak bisa kau prediksi di masa depan untukmu.

'Cinta akan menuju kepada siapa pemilik hati yang sesungguhnya.'


The end

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEED a BABY (Sasusaku-Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang