.
.
.
.
Sasuke membuka pintu kamar mandi, menggosok rambutnya dengan handuk kering. Aroma isterinya membuatnya lebih tenang setelah pulang dari kantor.
Membuka jubah mandinya. Sasuke melihat pakaiannya sudah disiapkan oleh Sakura di ranjang. Dia berharap Sakura menunggunya selesai mandi. Sasuke mengambil celana dalam, memakainya dan kembali memikirkan keputusannya yang membawa Toneri tinggal bersama mereka, dengan alasan yang dibuat oleh Sakura, rumah ini terlalu besar untuk mereka berdua. Dia berencana membeli apartemen untuk Toneri, Sakura melarang karena itu akan memboroskan uangnya.
Terkadang Sakura tidak bisa ditolerir. Sakura lebih banyak meluangkan waktunya pada Toneri, sehingga Sakura melupakan tugasnya mengurusinya juga. Dan ini yang membuat Sasuke kesal, dia terus mengingatkan Sakura tentang tugasnya, dan Sakura berakhir meminta maaf padanya karena cukup sering mengabaikannya.
Sasuke beranjak keluar kamar, kemudian turun, dan mencari di mana isterinya. Sasuke melangkah ke ruang mini dan berhenti. Dia memperhatikan apa yang dilakukan Sakura. Istrinya menonton. Kedatangannya bahkan tidak disadari oleh Sakura.
Sasuke menghampirinya dan duduk di sebelah Sakura. Alisnya mengerut. Dia benar-benar diacuhkan.
Perhatian Sakura tidak beralih dari adegan drama di TV.
Isterinya agak sensitif, dan menangis hanya menonton adegan perpisahan sepasang kekasih yang diakhiri dengan pelukan dan beberapa ucapan perpisahan.
"Sakura... Siapkan makananku. Aku sudah lapar.
"Hm.." Sakura memang menyahut, sementara perhatiannya hanya tertuju pada layar Televisi.
"Kau mengabaikanku...?"
Sakura menatap suaminya. "Maaf, aku terbawa suasana,... kau sudah selesai mandi. Apa kau ingin makan?"
"Jika aku ingin melewati makan malam, aku pasti memberitahumu, Sakura."
"Oh maaf. Aku melupakannya." Sakura memegang lengan Sasuke.
"Yah, akhirnya kau mengakui, kau sangat sering melupakanku karena kau lebih sibuk mengurus Toneri. Dia memang membutuhkan perhatian darimu. Sampai kau harus memastikan dia tidak lupa memakan sarapannya." wajah Sasuke acuh tidak acuh, tapi dia menyindir bagaimana Sakura melakukannya tidak adil.
Ekspresi bersalah di wajah Sakura mengungkapkan itu. Sakura tersenyum tidak nyaman. Dia tidak bisa menjelaskan, dia seperti kehilangan energi untuk berbicara. "Aku minta maaf." Sakura membelai lengan Sasuke lembut. "Aku jahat bukan? aku berjanji akan membuat Toneri melalukannya sendiri. Dia sudah belajar mandiri hanya saja aku yang melebih-lebihkan kasih Sayangku pada Toneri." Sakura mengakui kesalahannya.
"Kau seperti menyimpan dan memiliki dua suami di rumah ini." kata Sasuke bersandar di sofa.
Sakura membulatkan matanya. Matanya bersinar rasa malu. "Itu tidak. Kau hanya mencemburui Toneri."
"Seorang pria yang sangat mencintai wanitanya akan merasakan demikian. Kau pikir aku pria tanpa emosi?"
"Temperamenmu aneh. Kau sulit mengungkapkan perasaanmu bagaimana sebenarnya. Kau menunjukkan lewat emosimu." Sakura mengingat dimana Sasuke sangat kacau hanya tidak bisa mengatasi perasaannya di masa lalu. Dia melakukan tindakan aneh dan membuatnya sempat bingung.
"Jika kau sekarang dapat melihatnya. Kau harus menjaga moodku."
Sakura tertawa dan begitu sederhana jawaban Sasuke. "Aku sudah minta maaf. Dan tidak akan mengulanginya lagi." Sakura bersungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEED a BABY (Sasusaku-Remake)
FanfictionKarena ingin memenuhi permintaan ibunya. Sasuke Uchiha, pria yang sudah beristri meminta anak pada sahabatnya, Sakura Haruno. "Lahirkan anak untukku." Main Cast : Sakura X Sasuke Pair. : Sasusaku Genre. : Romans, family and Sad? O...