Lili terus menggenggam tangan Aris seperti yang diinginkan oleh pria itu. Zian benar-benar tak mau membayangkan bagaimana rupa Sasmita setelah Aris menjabarkannya tadi. Tika menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat kelakuan Zian yang terus saja menutup kedua matanya.
"Kalau kamu segitu jijiknya terhadap wanita yang kulitnya keriput, entah bagaimana nantinya kalau kamu punya Istri dan Istrimu mulai menua," ujar Tika sambil memperlihatkan wajah yang penuh rasa sebal kepada Zian.Zian pun membuka kedua matanya dan menatap ke arah Tika.
"Aku sama sekali enggak akan mempermasalahkan soal keriput, Tika. Kamu pikir Ibuku tidak terlihat keriput saat ini ketika memasuki masa tuanya? Aku paham soal manusia yang kulitnya bisa keriput. Yang aku tidak bisa terima adalah, kulitnya Sasmita bukan keriput biasa seperti manusia normal lainnya. Kamu dengar sendiri bagaimana Aris menjabarkan soal kulitnya Sasmita yang terlihat seperti meleleh, seakan tidak ada daging yang terbungkus oleh kulit itu melainkan hanya tulang saja. Itu menyeramkan Tika, demi Allah itu sangat menyeramkan bagiku," jelas Zian.
"Kak Tika, apa yang Kak Zian katakan jelas benar. Itu jelas menyeramkan karena keriput yang Sasmita alami bukanlah keriput biasa. Aku juga enggak mau membayangkan penjabaran dari Kak Aris kok dari tadi," Manda mendukung apa yang Zian pikirkan.
Tika pun berbalik ke arah belakang dan ingin sekali melancarkan ceramah untuk Manda. Namun ia mengurungkan niatnya saat menatap Manda yang tampak sedang memikirkan sesuatu. Manda tak pernah diam dengan tampang seserius itu, kecuali pada saat dirinya sedang memikirkan banyak kemungkinan dari suatu perkara.
"Kak Yvanna, boleh aku bertanya?" Manda meminta izin.
"Tanyalah, Manda. Aku akan mendengarkan pertanyaanmu," balas Yvanna.
Yvanna mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Ben. Ben benar-benar merasa nyaman saat merasakan energi dari dalam diri Yvanna yang tersalur melalui genggaman tangan tersebut. Rasanya benar-benar membuat Ben menjadi tenang dan tidak dipenuhi rasa takut.
"Kalau ular putih itu bisa menunjukkan keadaan Sasmita saat ini kepada Kak Aris, lalu apakah artinya ular putih itu sudah tidak berada di lokasi bekas rumah Sasmita?" tanya Manda.
Jojo dan Zian baru kepikiran soal itu ketika mendengar pertanyaan yang Manda ajukan. Kedua pria itu pun menatap ke arah Manda dan Yvanna secara bergantian karena ingin tahu jawabannya.
"Itu sudah jelas, Manda," jawab Yvanna. "Saat ini Sasmita jelas sedang merasa ketakutan setelah aku mengirim kembali makhluk utusannya disertai dengan pesan yang penuh ancaman. Itulah mengapa ular putih itu sekarang tidak lagi berada di lokasi bekas rumah Sasmita yang kalian datangi. Sasmita memanggil ular putih itu untuk melindungi dirinya, sampai dia mendapatkan bantuan agar bisa melarikan diri dari kejaranku. Dan soal mengapa ular putih itu akhirnya memperlihatkan pada Aris tentang keadaan Sasmita saat ini, sudah jelas itu karena dia hanya terpaksa menjalani apa yang Sasmita mau. Dia tidak benar-benar ingin Sasmita menjadi Tuannya, jadi dia menunjukkan pada Aris apa yang sedang terjadi pada Sasmita saat ini."
Semua orang terdiam dan tampak memikirkan apa yang baru saja Yvanna katakan. Mini bus tersebut sudah hampir tiba di daerah Cikalongkulon, yang artinya sebentar lagi perjalanan mereka akan segera sampai pada tujuan.
"Oh ya Kak Yvanna, satu lagi," ujar Lili. "Orang yang akan memberi Sasmita bantuan untuk melarikan diri dari kejaran Kakak, pastinya sudah tahu kalau Sasmita bisa diselamatkan dan harus diamankan untuk memulihkan diri agar bisa melakukan ritual tumbal janin yang selanjutnya. Pertanyaannya, siapa orang yang ditunggu oleh Sasmita saat ini? Sementara kita semua tahu kalau Sasmita tidak punya anggota keluarga."
"Mungkin orang yang akan membantunya itu adalah orang yang memperkenalkan Sasmita pada pesugihan meteng tembean," cetus Tika.
"Wow! That's the simplest answer I've ever heard," nilai Manda, setajam biasanya.
"Kak Tika enggak terpikirkan jawaban lain, gitu?" Lili ikut merasa stress dengan apa yang Tika cetuskan.
"Hardi," ucap Aris secara tiba-tiba.
Semua orang kembali kompak menatap ke arahnya yang ada kursi paling belakang bersama Lili. Yvanna dan Ben diam saja ketika mendengar nama itu disebut oleh Aris. Mereka berdua tampaknya mulai tahu tentang sesuatu hal, dan itulah alasan mengapa Pram meminta mereka menikah pada hari itu juga.
Aris kembali membuka kedua matanya, namun tangannya masih belum juga melepaskan genggaman tangan Dokter Lili. Tatapan Aris kembali terarah pada Yvanna melalui pantulan kaca spion dalam.
"Yv ... dia menunjukkan padaku siapa yang datang ke tempat persembunyian Sasmita. Dia baru saja tiba di sana. Orang itu adalah Hardi, Sasmita memanggilnya begitu," ujar Aris.
Yvanna pun mengangguk-anggukkan kepalanya, pertanda bahwa ia sudah paham dengan apa yang Aris sampaikan.
"Kalau begitu semuanya segeralah bersiap-siap. Kita akan segera sampai pada tempat tujuan," titah Yvanna, seraya membelokkan mini bus yang dikemudikannya pada sebuah jalan yang sangat gelap.
Sasmita membukakan pintu untuk Hardi yang baru saja tiba. Hardi menatap ke arah Sasmita dan tampak tidak kaget dengan kondisi yang wanita itu alami. Hal itu terjadi lantaran Hardi sudah pernah melihat kondisi yang sama tiga tahun lalu, ketika pertama kali Sasmita ketahuan oleh warga di sekitar tempat tinggalnya yang lama dan hendak digerebek. Jadi saat itu bukanlah pertama kalinya bagi Hardi melihat kondisi Sasmita yang sangat mengenaskan. Pria itu benar-benar tidak kaget dengan kulit keriput yang tampak seperti akan meleleh dari tubuh Sasmita, serta tidak kaget dengan daging yang nampak lenyap dari tubuh tersebut.
Hardi berjalan dengan santai untuk menghampiri Sasmita. Namun langkahnya mendadak terhenti ketika sorot lampu dari mini bus yang Yvanna kemudikan membuat matanya dan mata Sasmita menjadi silau. Cahaya dari sorot lampu mini bus itu sengaja tak dimatikan meski Yvanna dan yang lainnya turun dari sana. Hardi bisa melihat dengan jelas sosok Yvanna yang kini sedang berjalan bergandengan tangan bersama Ben.
"Yvanna Harmoko!!!" umpat Sasmita, penuh kemarahan.
"Ralat, Sasmita. Panggil aku Yvanna Adriatma mulai dari sekarang. Namaku bukan lagi Yvanna Harmoko, karena aku sudah menikah dengan Ben Adriatma," ujar Yvanna dengan santai.
Kedua mata Hardi membola seketika saat mendengar pengakuan yang terucap dari mulut Yvanna. Perasaannya yang sudah kacau sejak awal kini menjadi semakin kacau karena mendengar kenyataan itu. Ia telah dikalahkan oleh Ben, dan Yvanna kini benar-benar telah menjadi milik Ben seutuhnya.
"Dasar bodoh!!! Apa yang kamu lihat dari laki-laki itu sebenarnya??? Kamu bahkan tidak pernah memberiku satu kesempatan pun untuk mendekat. Sementara terhadapnya kamu rela memberikan kesempatan kedua!!!" murka Hardi, tak lagi ingin menyembunyikan segalanya.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL JANIN
Horror[COMPLETED] Seri Cerita TUMBAL Bagian 3 Yvanna mengambil keputusan untuk mengorbankan dirinya ketika marabahaya datang menghampiri Adik iparnya yang tengah mengandung. Hal itu membuat Yvanna harus menghadapi serangan dari tempat yang tak pernah ia d...