10

42 6 0
                                    

"Kemarin chat gua kenapa cuma dibaca?" tanya Ranu.

Setelah selesai mengisi perut mereka kembali ke kampus dan hendak menuju ke perpustakaan utama. Giselle didepan bersama Genon dan Saka, tentu saja Genon ada ditengah tengah mereka. Sementara Hades dan Reyhan entah mengapa sedang cocok membahas sesuatu, biasanya keduanya akan ribut. Teman-teman mereka sudah berjalan jauh, jadi tidak ada yang mendengar suara kedua remaja ini. Teman-teman mereka sudah berjalan jauh, jadi tidak ada yang mendengar suara kedua remaja ini lagipula suara mereka sedikit pelan. Terurai oleh kencangnya angin yang meniup bumi.

Karina yang berjalan di samping Ranu menunduk, menatap sepatu miliknya tanpa berani menatap mata Ranu.

"Eemm, anu.. ituuu-"

"Kenapa, hmm?" sungguh ini reflek, tidak biasanya Ranu mengucapkan 'hmm'.

"Taakutt ganggu, apalagi habis lihat postingan kemarin"

"Kalau ganggu gua enggak akan balas chat lo, gua enggak kayak gitu. Kalau emang gua ada pacar ngapain gua deketin elo?"

Karina tidak tahu harus mengatakan apa. Sungguh. Hatinya saat ini campur aduk, ia memainkan jari tangannya sembari menggigit bibirnya. Gadis itu melirik sekilas sahabatnya yang sudah melangkah jauh di depan mereka. Mau tidak mau ia harus menjawab perkataan Ranu.

"Ma-aaf" hanya itu yang bisa Karina ucapkan.

Sejenak Ranu menghela nafas, "Lo enggak salah, jangan minta maaf. Gua yang kurang tegas buat deketin elo, mulai sekarang gua bakal lebih tegas lagi. Kalaupun lo enggak nyaman silahkan bilang, gua bakal berhenti saat itu juga." Tanpa aba-aba Ranu menggandeng tangan Karina, bahkan remaja itu meremas pelan tangan Karina yang mungil.

Ia hanya ingin menyalurkan perasaannya, jika dirinya memang serius terhadap Karina. Ia ingin memberikan rasa nyaman untuk Karina.

"Lo mau buka hati buat gua?"

Ranu menatap Karina, ia nampak tidak main-main mengucapkan kalimat tersebut.

"Eemmm, a-ku..." ia mendongak mata mereka bertemu, walaupun masih tidak terkontrol ritme jantungnya ia merasa nyaman.

"Aku suka kamu sejak lama," gadis itu kembali menunduk, menatap jalanan yang ia pijak.

Tidak tahukah Karina jika wajah Ranu sekarang sudah merona. Bibirnya melengkung sempurna, ia tidak bisa berfikir, blank sejenak.

Namun setelah menetralkan wajahnya ia berucap, "Kalau begitu sekarang kita resmi pacaran?" Karina menatap Ranu mengangguk kecil sebelum melihat kearah lain menyembunyikan kebahagiannya.

"Ii-iya, kita pacaran."

Ranu ingin sekali memeluk gadis disampingnya, namun tidak berani. Menurutnya Karina sangat menggemaskan saat seperti ini. Sabar Ranu, sabar, kau tidak boleh seperti itu sabar.

___

Jake menatap heran dengan kakaknya, kesurupan setan mana ia membelikan dirinya banyak jajanan. Biasanya pemuda itu akan menyuruhnya untuk berhemat dan menabung uangnya, namun apa kali ini? Jajanan satu kantung plastik itu ada di hadapannya.

Remaja yang lebih muda itu berdiri, menghampiri Ranu kemudian memegang jidat Ranu. "Kakak kesurupan kah? Atau kakak habis kejedot apa gitu?" Ranu menepis tangan Jake.

"Sembarangan! Jangan ngaco ya!"

"Ambil semuanya, sisain beberapa buat kakak. Oh iya, coklatnya itu buat kakak. Kalau mau, ambil yang kecil aja."

Bentala (𝐑𝐞𝐯𝐢𝐬𝐢) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang