Ke 17

253 34 0
                                    

Halilintar rasanya ingin menghancurkan seisi ruangan. Tapi ia masih membutuhkan orang yang tengah menunduk ketakutan dihadapannya

"Gael, tahan dia di ruang ini" Ucap Halilintar membalikkan badannya, pergi meninggalkan mereka

Gael terdiam dan menolehkan kepalanya kearah mereka yang ketakutan duluan

Aduh, mau diapain lagi—

"Em... Kalian mau makan?"

Beralih ke Halilintar

Halilintar duduk di sofa yang berada di ruang tv. Ia masih memikirkan kejadian tadi

Apakah dia harus melapor? Atau menyelidiki diam-diam dan mencari bukti, benar atau tidak perkataan mereka tadi

Tiba-tiba Halilintar mendapatkan telepon. Dia mengangkatnya tanpa melihat nama yang meneleponnya

"Hi Halilintar anak sulung kesayangan Ayah"

Wajahnya tiba-tiba masam mendengar suara itu

"Kenapa?"

"Cepatan kamu pulang ke rumah! Sebelum Ayah jewer—Akh!"

"Halilintar, kalau masih ada urusan disekolah. Kamu selesaiin dulu baru pulang"

Halilintar mengangkat satu alisnya

"Bunda ada di rumah?"

"Iya, Hali gak kangen sama Bunda?"

"Kangen" gumamnya masih terdengar oleh Bunda yang tertawa mendengarnya

"Yaudah, nanti langsung pulang ya. Bunda tunggu"

Tut

Tiba-tiba Gael datang tergesa-gesa menuju Halilintar

"Tuan sama Nyonya udah pulang?!" Ucap Gael, dia baru dikabari oleh Papen dan disuruh segera ke rumah

"Iya, kita ke rumah"

Halilintar bangkit dari duduknya lalu pergi duluan. Gael meraih ponselnya yang berada di meja dan menyusul Halilintar

Sepertinya ada sesuatu yang serius sampai Ayah menyuruh mereka pulang lebih awal

........

Sesampainya mereka di rumah. Halilintar segera berlari ke arah pintu dan membukanya secara kasar lalu berlari masuk kedalam

Matanya melihat Bunda dan Ayahnya yang tengah duduk di meja makan

"Bun" panggil Hali

Bunda tersenyum menghampirinya dan memeluk tubuh anaknya

"Anak Bunda udah pulang. Makin tinggi aja" Ucap Bunda mengelus rambutnya

Halilintar diam-diam tersenyum. Biasanya ia berebut pelukan sama adiknya kalau mereka pulang. Tapi kali ini dia duluan yang dipeluk

"Kamu bolos lagi ya?" Ucap Bunda dengan senyuman mengerikan

Tubuhnya seketika membatu

[HIATUS!] Si Pertama || Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang