Hari ini sangat panas, sampai membuat keringat bercucuran di dahinya
Halilintar kini sedang duduk di pinggir lapangan menatap beberapa murid termasuk adiknya dan sahabat-sahabatnya yang sedang bermain basket
Sekarang jam istirahat pertama. Harusnya saat ini Hali sudah berada di kantornya mengerjakan projek kemarin dengan Verla tapi ada sedikit kendala membuat jam pertemuan mereka di tunda
Tiba-tiba ada benda dingin yang menempel di pipinya
"Akh" Halilintar sontak berdiri menatap ke sampingnya. Ternyata kerjaan Gael, dan ada Ice juga di belakang
Ia pun duduk kembali
"Pfft- makannya jangan melamun Li. Mikirin apaan sih? Cewek?" Halilintar langsung menginjak kaki Gael dan merebut minuman yang berada di genggamannya
"Aw!"
Ice pun duduk di sebelahnya. Halilintar membuka minumannya dan meneguknya
Hali melirik ke arah Ice yang berusaha membuka minumannya, ia pun merebut minuman Ice dan membukanya lalu memberikannya ke Ice
Ice mengambilnya dan langsung meneguknya
"Makasih" Ucapnya pelan tanpa melihat ke Hali yang menatapnya
"Hm" Gael menatap interaksi keduanya hanya tersenyum tipis. Dasar es krim
"Jadi hari ini gak ada?"
"Ada, tapi waktunya masih lama. Kerjaan Tuan kan 50% udah selesai" Halilintar mengangguk. Mereka bisa lebih santai dan tenang
"Lagian ya li, kapan lagi kita sempet liat si Solar pasang ekspresi jahanam gitu" Halilintar dan Ice langsung melihat ke arah Solar
Wajahnya masam, mungkin karena skor yang dimiliki timnya lebih sedikit dibanding tim Fang yang memasang wajah kemenangan
"Gue menang. Perjanjian kita kan kalau gue menang lo harus traktir tim gue di kantin" Ucap Fang tersenyum tipis
Solar berdecak kesal
"Dasar landak licik" Gumam Solar. Ia membanting bola basket lalu berbalik pergi, bola itu memantul dan mengenai kepala salah satu anggota tim Fang
"Oi!"
Halilintar terdiam melihat Solar yang keluar dari lapangan. Habis sekolah pasti dia akan ngerem di kamar sampe pagi
Benar-benar mereka ini...
"Li, gue mau nyamper si Gopal ye. Katanya tangan dia ke sangkut di botol minum" Ucap Gael yang langsung berbalik pergi
Halilintar hanya diam melihat Gael yang menghilang di antara kerumunan
Keheningan pun terjadi. Sebenarnya ini sangat canggung bagi Ice, ia duduk berdua dengan Hali yang sifatnya 11/12 dengan dia. Tapi terkecuali kan untuk Hali yang tak peduli sama sekali, ia hanya diam memandangi para pemain yang sedang menyusun strategi
Ia tidak nyaman dengan suasana ini. Ice hendak berdiri meninggalkan Hali sendiri
"Gempa ada di mana?" Tanya Hali. Ia pun terpaksa membatalkan niatnya untuk pergi
"Di ruang OSIS" jawab Ice. Saat sedang menuju ke sini, Ice melewati ruang oasis yang pintunya sedikit terbuka. Ia melihat sekilas Gempa yang sedang terlihat.... kacau
"Rapat?" Ice mengangguk sebagai jawaban. Halilintar menatap Ice
"Ada masalah?" Ice terdiam. Sebenarnya ini bukan urusan dia dan Gempa pernah mengatakan padanya jangan bilang ke Hali, tapi tetap saja masalahnya itu-
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS!] Si Pertama || Halilintar
Novela JuvenilHalilintar, anak sulung dari 5 bersaudara. Anak SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus itu ternyata adalah seorang calon pewaris. Ia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap orang-orangnya juga keluarganya Gael, adalah teman sekaligus asistenny...