Halilintar berlari menuju ruang rawat inap yang sudah diatur oleh Gempa. Gael mengikuti dari belakang
Sesampainya mereka, ia langsung membuka pintu tanpa basa-basi takut salah kamar
Terlihat Ice, Solar, Gempa, yang tengah duduk di sofa juga Ubay yang berdiri sedang menjaga. Lalu Taufan yang tengah berbaring
Halilintar diam membeku memperhatikan Taufan. Kepalanya di baluti perban, bagian punggung dan perutnya di baluti perban dan alat-alat medis yang terpasang
"Bang Hali?"
Gempa menghampiri Halilintar yang berdiri diambang pintu, ia menarik tangan Hali untuk duduk
Solar memalingkan wajahnya, ia tidak mau melihat Halilintar. Ice menundukkan kepalanya
Sedangkan Gael menghampiri Ubay yang duduk di luar ruangan setelah Halilintar masuk
"Pak Ubay, kenapa bisa gini?"
Ubay hanya menggelengkan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kasar
"Biar Tuan Gempa yang ngejelasin" Ucap Ubay. Gael pun diam untuk mendengarkan percakapan 4 bersaudara itu
Halilintar menatap mereka semua yang duduk dihadapannya. Terlihat sorot matanya menajam
"Bang Hali, Gem—"
"Udah gue bilang kan?"
Mereka semua menatap Halilintar
"Jangan pernah kabur dari pengawasan Ubay!" Ucap Halilintar dengan nada tinggi, membuat ketiganya tersentak
Gempa jadi teringat perkataan Halilintar tentang syaratnya waktu itu
"Kalau kalian keluar atau ke sekolah, anak buah Ubay bakal jaga kalian. Terus, jangan pernah coba kabur"
Tangan Hali menunjuk kearah Taufan. Mereka semua mengikuti arah tangan Halilintar
"Liat?!"
"Udah ada korban! Apa harus ada yang kena dulu baru kalian kapok?!" Bentak Halilintar sambil berdiri
Solar menundukkan kepalanya, tangannya menarik baju Ice. Ia sangat takut kalau Halilintar marah
Ice pun memegang tangannya. Jujur, ia sendiri juga takut dengan kakaknya jika dalam mode marah
"Disini! Gue yang bakal dimarahin!"
"KARENA GAK BISA JAGA KALIAN!" Lanjut Halilintar
Refleks ketiganya menggenggam tangan satu sama lain. Halilintar tentu menyadari hal itu
Cara mereka sejak dulu untuk melindungi satu sama lain adalah berpegangan tangan. Entah kenapa, ia merasa bersalah sudah memarahi mereka
Halilintar menghela nafas. Sial, ia terlalu terbawa emosi
"Gue harap gak ada lagi yang kayak gini" Ucap Halilintar lalu pergi meninggalkan mereka
Ia melirik Ubay yang menundukkan kepalanya, saat ia keluar dari ruangan
"Maafkan saya Tuan, karena tidak bisa menjaga Tuan muda"
Halilintar hanya diam lalu berjalan melewatinya
"Gael kita pergi" Ucapnya tanpa menoleh
Gael diam sejenak
"Pak Ubay, saya duluan"
Ubay mengangguk
Gael sempat melirik ruangan. Solar menangis dengan Gempa yang memeluknya. Ice hanya diam menundukkan kepalanya.
Lalu Taufan yang terbaring dengan kondisi mengenaskan.Gael tadi diceritakan oleh Ubay tentang kejadiannya
Kata para saksi. Taufan sedang duduk di dekat lampu merah, namun ada seorang gadis kecil yang hendak mengambil bonekanya yang terjatuh di tengah jalan raya dan ada sebuah truk yang menuju kearahnya. Taufan pun langsung berlari menyelamatkan anak itu
Gadis itu terluka bagian kakinya, mungkin tulangnya tergeser dan sebagiannya hanya luka ringan tapi tidak dengan Taufan. Kepalanya bocor, punggungnya terluka, juga tangannya yang melindungi gadis itu terluka
Ia meringis pelan
Membayangkannya saja sudah ngeri. Apalagi Taufan yang mengalami
Gael menyalakan mobil, lalu mobil itu berjalan keluar dari area parkiran RS
'ini beneran mau pergi ninggalin mereka?' batin Gael. Ia khawatir dengan adik-adik Halilintar itu
"Gael, kita ke grand" Ucap Halilintar
Gael terdiam sejenak lalu tersenyum. Dasar gengsi
Mereka akan membeli makanan kesukaan para saudara elemental di cafe grand. Karena di sana bukan hanya makanan western saja, tapi ada makanan khas Indonesia yang terkenal sangat enak
Cafenya tidak terlalu jauh dari RS, hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai sana
"Ini" Ucap Halilintar memberikan kartu miliknya
"Beliin makanan buat mereka sama Ubay, juga kalau lu mau" lanjut Halilintar
"Siap bos" dengan gaya hormat
Gael pun mengambilnya lalu turun dari mobil
Ia mulai memesan makanan kesukaan saudara elemental itu, Ubay dan juga Halilintar
(walaupun Halilintar tak bilang ia ingin, tapi Gael tau Halilintar juga pasti lapar karena belum makan nasi sejak pagi)
Eh kok Gael enggak? Karena dia ingin menyicipi makanan di sekitar RS katanya ada macem-macem terus enak lagi
Setelah selesai memesan makanan, ia tinggal menunggu beberapa menit
Omong-omong soal kejadian tadi. Sebenarnya tadi bisa saja ia menghalanginya, tapi kalau ia ikut campur yang ada malah makin rumit karena ia termasuk orang asing kan?
Gael menyilangkan tangannya di dada
Kenapa setiap ada sesuatu yang bersangkutan dengan Taufan, Halilintar selalu panik?
Apa kalian tidak penasaran soal itu?
Karena dia adik kembarnya bukan?
Bener 60%
Yang dilakukan Halilintar semata-mata terlihat seperti hanya mengkhawatirkan Taufan. Bahkan ke Gempa, Ice dan Solar yang paling bungsu saja terlihat jarang berkomunikasi dengan si sulung. Itu tanggapan orang-orang sekitarnya
Namun bukan hanya karena Taufan kembaran Halilintar, jadi Hali lebih sayang ke Taufan. Tentu saja tidak! Ia menyayangi semua adik-adiknya
Gael tentu saja tau, karena ia besar bersama dengan 5 bersaudara itu
Tapi karena Halilintar punya suatu alasan. Trauma
- Tbc -
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS!] Si Pertama || Halilintar
Teen FictionHalilintar, anak sulung dari 5 bersaudara. Anak SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus itu ternyata adalah seorang calon pewaris. Ia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap orang-orangnya juga keluarganya Gael, adalah teman sekaligus asistenny...