Ke 21

285 34 8
                                    

Halilintar berlari menuju ruang rawat inap yang sudah diatur oleh Gempa. Gael mengikuti dari belakang

Sesampainya mereka, ia langsung membuka pintu tanpa basa-basi takut salah kamar

Terlihat Ice, Solar, Gempa, yang tengah duduk di sofa juga Ubay yang berdiri sedang menjaga. Lalu Taufan yang tengah berbaring

Halilintar diam membeku memperhatikan Taufan. Kepalanya di baluti perban, bagian punggung dan perutnya di baluti perban dan alat-alat medis yang terpasang

"Bang Hali?"

Gempa menghampiri Halilintar yang berdiri diambang pintu, ia menarik tangan Hali untuk duduk

Solar memalingkan wajahnya, ia tidak mau melihat Halilintar. Ice menundukkan kepalanya

Sedangkan Gael menghampiri Ubay yang duduk di luar ruangan setelah Halilintar masuk

"Pak Ubay, kenapa bisa gini?"

Ubay hanya menggelengkan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kasar

"Biar Tuan Gempa yang ngejelasin" Ucap Ubay. Gael pun diam untuk mendengarkan percakapan 4 bersaudara itu

Halilintar menatap mereka semua yang duduk dihadapannya. Terlihat sorot matanya menajam

"Bang Hali, Gem—"

"Udah gue bilang kan?"

Mereka semua menatap Halilintar

"Jangan pernah kabur dari pengawasan Ubay!" Ucap Halilintar dengan nada tinggi, membuat ketiganya tersentak

Gempa jadi teringat perkataan Halilintar tentang syaratnya waktu itu

"Kalau kalian keluar atau ke sekolah, anak buah Ubay bakal jaga kalian. Terus, jangan pernah coba kabur"

Tangan Hali menunjuk kearah Taufan. Mereka semua mengikuti arah tangan Halilintar

"Liat?!"

"Udah ada korban! Apa harus ada yang kena dulu baru kalian kapok?!" Bentak Halilintar sambil berdiri

Solar menundukkan kepalanya, tangannya menarik baju Ice. Ia sangat takut kalau Halilintar marah

Ice pun memegang tangannya. Jujur, ia sendiri juga takut dengan kakaknya jika dalam mode marah

"Disini! Gue yang bakal dimarahin!"

"KARENA GAK BISA JAGA KALIAN!" Lanjut Halilintar

Refleks ketiganya menggenggam tangan satu sama lain. Halilintar tentu menyadari hal itu

Cara mereka sejak dulu untuk melindungi satu sama lain adalah berpegangan tangan. Entah kenapa, ia merasa bersalah sudah memarahi mereka

Halilintar menghela nafas. Sial, ia terlalu terbawa emosi

"Gue harap gak ada lagi yang kayak gini" Ucap Halilintar lalu pergi meninggalkan mereka

Ia melirik Ubay yang menundukkan kepalanya, saat ia keluar dari ruangan

"Maafkan saya Tuan, karena tidak bisa menjaga Tuan muda"

Halilintar hanya diam lalu berjalan melewatinya

"Gael kita pergi" Ucapnya tanpa menoleh

Gael diam sejenak

"Pak Ubay, saya duluan"

Ubay mengangguk

Gael sempat melirik ruangan. Solar menangis dengan Gempa yang memeluknya. Ice hanya diam menundukkan kepalanya.
Lalu Taufan yang terbaring dengan kondisi mengenaskan.

Gael tadi diceritakan oleh Ubay tentang kejadiannya

Kata para saksi. Taufan sedang duduk di dekat lampu merah, namun ada seorang gadis kecil yang hendak mengambil bonekanya yang terjatuh di tengah jalan raya dan ada sebuah truk yang menuju kearahnya. Taufan pun langsung berlari menyelamatkan anak itu

Gadis itu terluka bagian kakinya, mungkin tulangnya tergeser dan sebagiannya hanya luka ringan tapi tidak dengan Taufan. Kepalanya bocor, punggungnya terluka, juga tangannya yang melindungi gadis itu terluka 

Ia meringis pelan

Membayangkannya saja sudah ngeri. Apalagi Taufan yang mengalami

Gael menyalakan mobil, lalu mobil itu berjalan keluar dari area parkiran RS

'ini beneran mau pergi ninggalin mereka?' batin Gael. Ia khawatir dengan adik-adik Halilintar itu

"Gael, kita ke grand" Ucap Halilintar

Gael terdiam sejenak lalu tersenyum. Dasar gengsi

Mereka akan membeli makanan kesukaan para saudara elemental di cafe grand. Karena di sana bukan hanya makanan western saja, tapi ada makanan khas Indonesia yang terkenal sangat enak

Cafenya tidak terlalu jauh dari RS, hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai sana

"Ini" Ucap Halilintar memberikan kartu miliknya

"Beliin makanan buat mereka sama Ubay, juga kalau lu mau" lanjut Halilintar

"Siap bos" dengan gaya hormat

Gael pun mengambilnya lalu turun dari mobil

Ia mulai memesan makanan kesukaan saudara elemental itu, Ubay dan juga Halilintar

(walaupun Halilintar tak bilang ia ingin, tapi Gael tau Halilintar juga pasti lapar karena belum makan nasi sejak pagi)

Eh kok Gael enggak? Karena dia ingin menyicipi makanan di sekitar RS katanya ada macem-macem terus enak lagi

Setelah selesai memesan makanan, ia tinggal menunggu beberapa menit

Omong-omong soal kejadian tadi. Sebenarnya tadi bisa saja ia  menghalanginya, tapi kalau ia ikut campur yang ada malah makin rumit karena ia termasuk orang asing kan?

Gael menyilangkan tangannya di dada

Kenapa setiap ada sesuatu yang bersangkutan dengan Taufan, Halilintar selalu panik?

Apa kalian tidak penasaran soal itu?

Karena dia adik kembarnya bukan?

Bener 60%

Yang dilakukan Halilintar semata-mata terlihat seperti hanya mengkhawatirkan Taufan. Bahkan ke Gempa, Ice dan Solar yang paling bungsu saja terlihat jarang berkomunikasi dengan si sulung. Itu tanggapan orang-orang sekitarnya

Namun bukan hanya karena Taufan kembaran Halilintar, jadi Hali lebih sayang ke Taufan. Tentu saja tidak! Ia menyayangi semua adik-adiknya

Gael tentu saja tau, karena ia besar bersama dengan 5 bersaudara itu

Tapi karena Halilintar punya suatu alasan. Trauma






















































- Tbc -

[HIATUS!] Si Pertama || Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang