Ke 19

256 36 1
                                    

"What?!" Seru Solar yang refleks berdiri namun Ice segar menarik lengannya untuk duduk kembali

"Wat wet wot! Berisik lu!" Ujar Taufan

5 bersaudara itu kini tengah mengunpul di ruang tv. Tempat mereka biasanya berkumpul untuk menonton tv—dulu

Mereka semua menatap Halilintar

Gempa baru saja selesai memberi tau mereka bertiga (Ice, Taufan, Solar) soal diskusi pertemuan tadi

Hening

Ice, Solar, Taufan terlarut pikiran masing-masing. Gempa masih marah dengan sikap Halilintar. Sedangkan Hali, tidak ingin ikut perbincangan

"Terus, kita harus gimana?" Tanya Solar pada mereka semua

Abang-abangnya pun menatapnya

"Kita gak mungkin diam terus kan?" Lanjutnya

"Bang?"

Taufan menatap Halilintar yang sejak tadi diam

"Yang pasti, dia gak mungkin ganggu sampai sini doang" Ucap Gempa. Ia kenal dengan Sorin si licik itu

Sorin. Pria yang paling tidak disukai oleh keluarga kecil Amato. Sejak dulu, dia senang membuat masalah dengan mereka, bahkan Halilintar sudah beberapa kali hampir hilang nyawa karena dia. Dia adalah musuh Amato—mereka

"Cih, kapan dia sadar diri sih?"

Solar mengacak rambutnya kesal

"Orang yang gak punya kaca gitu, Lar" Ucap Ice yang sebenarnya sedang menahan amarahnya

Ia kesal dengan Halilintar yang ingin menyelesaikan masalah sendiri. Padahal masalah itu bersangkutan dengan mereka

"Masalah ini biar gue sendiri yang nyelesain" ujar Halilintar menatap mereka lamat-lamat

Mereka semua menatap kearah si sulung dengan tatapan tak percaya (-Ice)

"Gak!" Seru Taufan berdiri

"Gue gak setuju!"

"Bang, ini bukan masalah yang bisa diselesain sendiri!" Lanjutnya

"Masalah Sorin itu masalah keluarga! BUKAN CUMAN SOAL POSISI ABANG YANG MAU DI REBUT SAMA DIA!" Bentak Gempa yang jengkel dengan sikap Halilintar

Abang sulungnya itu sejak dulu memang selalu mengorbankan dirinya. Bahkan saat dulu  saudara-saudaranya di celakai, Halilintar akan berkorban walaupun nyawanya jadi taruhan

Mungkin kali ini akan begitu, tapi ia tak akan membiarkannya terjadi lagi

Halilintar berdiri, mendekati mereka 

"Denger! Dia udah berani nyakitin Gael dan target selanjutnya pasti kalian!" Ucap Halilintar

Solar membelakkan matanya. Ah, kayak kejadian dulu

"Biarin gue nyelesain tanpa ada yang luka diantara kalian!" lanjut Hali. Tangannya tergempal

Ia menatap mereka bergantian

Taufan mendongakkan kepalanya, menatap Halilintar tajam

"TAPI NYAWA ABANG JADI TARUHANNYA!" Bentaknya

Halilintar berhasil dibungkam olehnya

Taufan mendekati Halilintar dan meraih kerahnya dan menariknya

"Kita ini kembar bang, sodara. Elu punya 3 adik lainnya. Buat apa ada kalau seandainya gak bisa bantu elu!"

Ia mendorong tubuh Halilintar kebelakang sedikit

"Rasanya kayak gak guna! Tau gak sih?!" Ucap Taufan, mengacak rambutnya frustasi

Perasaan yang ia tidak suka. Selalu saja, dari dulu ia berlindung di belakang punggung Halilintar dan itu membuatnya marah karena ia tak bisa apa-apa

Halilintar tertegun mendengarnya

Ice bangkit, menghampiri Halilintar

"Gue ngerti. Elu mau ngelindungin kita karena takut kejadian dulu ke ulang kan? Tapi, kita bukan anak kecil lagi bang" Ujar Ice menatap Halilintar yang membalas tatapannya, lalu beralih melihat tangannya yang tergempal

Ia tau seberapa traumanya Halilintar. Bahkan menurutnya, trauma Hali lebih besar dari yang mengalaminya

"Kita sekarang bisa bantuin elu, bisa ngelindungin Abang juga. Jadi kenapa enggak?"

Halilintar beralih menatap mereka yang berada di belakang Ice

"Lagian, kalau gak butuh sekarang Abang juga butuh gue nanti" Ucap Solar tersenyum

Serbuk, senjata, itu dia yang buat atas permintaan Abangnya untuk menjaga ketat perlindungan mereka

"Lu butuh gue suatu hari nanti. Karena gue 'Verng' elu" Ucap Taufan yang maju selangkah, menyamainya dengan Ice

Gempa tersenyum menatap Abang sulungnya

Halilintar menghela nafas

"Gue biarin kalian bantu" Ucap Halilintar. Walaupun sebenarnya ia sedikit takut sesuatu

Mereka semua tersenyum senang

"Tapi ada gantinya"

.......

Pagi hari. Solar mengambil ranselnya, ia berjalan keluar pintu rumah

Kakaknya sudah pergi duluan ke sekolah dan entah kenapa di depan rasanya sangat ramai

Saat pintu terbuka. Terlihat 6 orang mengenakan seragam hitam berbaris rapih, juga beberapa pelayan yang dari jauh menyaksikan dengan tatapan bingung

"Selamat pagi Tuan muda Solar!" Ucap mereka serempak sambil membungkuk

Solar bingung melihat mereka. Kenapa anak bawah Ubay ada di sini?

"Kami akan mengawal anda dari mulai hari ini sampai keadaan mereda" Ucap salah satu dari mereka

Solar membelalakkan matanya

"HAH?!"

Ternyata gak hanya Solar, tapi yang lainnya mengalaminya sesuai dengan perintah Halilintar










































- Tbc -

[HIATUS!] Si Pertama || Halilintar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang