BAB 10

399 38 0
                                    

Pagi ini Starsa memilih untuk datang lebih awal ke fakultas nya, mengingat Kakak dan adiknya sedang pergi ke luar kota bersama Asrar, Papah Brama dan Bunda Marisa, untuk menghadiri pernikahan Kakaknya Dion membuat Starsa malas berlama-lama di ruma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Starsa memilih untuk datang lebih awal ke fakultas nya, mengingat Kakak dan adiknya sedang pergi ke luar kota bersama Asrar, Papah Brama dan Bunda Marisa, untuk menghadiri pernikahan Kakaknya Dion membuat Starsa malas berlama-lama di rumah sendirian. Dan disinilah ia sekarang, di ruang musik___duduk di hadapan sebuah piano Berwarna hitam yang ada di dalam ruangan itu.

Starsa meletakan jari jarinya di atas tuts piano, menekannya dengan lembut hingga membuat sebuah nada yang indah. Dirinya berlarut dalam setiap balok nada itu. Menyanyikan alunan lirik itu dengan suara pelan.

Forever feels like this
(Selamanya terasa seperti ini)
I can’t forget
(Aku tidak bisa melupakan)
I still feel your kiss
(Aku masih merasakan ciumanmu)
What you said
(Apa yang kamu katakan?)
What you wore
(Apa yang kamu pakai?)
Where I was
(Dimana aku berada?)
When you walked out the door
(Ketika kamu berjalan keluar pintu)

Don’t even know my own lies
(Bahkan tidak tahu kebohonganku sendiri)
Said I’m okay
(Katanya aku baik-baik saja)
But still I cry
(Tapi tetap saja aku menangis)
And I try and I try
(Dan aku mencoba dan aku mencoba)
To hold on
(Untuk bertahan)
Like it won’t end
(Seperti itu tidak akan berakhir)

Jeff Satur - Why Don't you Stay ( English Ver )


Starsa menghentikan nyanyiannya. Dadanya terasa sesak setiap kata yang terucap mengalun indah bersama dengan alunan piano yang di mainkan nya. Matanya terasa perih seperti ada yang medesak ingin keluar dari sana.

Namun dengan sekuat hati ia menahan sesuatu yang berusaha keluar itu. Berusaha untuk tidak lagi mengeluarkan bulir bening ketika mengingat kejadian yang menyakitkan itu.

Ingatannya kembali akan masa masa di mana Langit terus menerus untuk menyakiti hatinya. Tapi dengan bodohnya Starsa selalu menerima perlakuan itu dan justru semakin berusaha untuk mendapatkan hati Langit.

Dulu di mata Starsa pemuda itu adalah sebagai malaikat yang di kirim Tuhan untuk membuat dirinya bertahan hidup. Dulu dirinya selalu menganggap Langit sebagai kebahagiaan di dalam hidupnya. Tetapi ketika hati sudah merasa jera dengan semuanya, pikiran dan anggarannya seperti tadi perlahan lahan sirna___ menahan Starsa pada kesadaran, menunjukkan pada dirinya bahwa itu hanyalah sebuah kebodohan.

Tanpa sadar buliran bening yang berusaha ia tahan tadi akhirnya menetes. Starsa tidak berusaha menahannya tetapi membiarkan buliran bening itu menetes membasahi wajahnya. Rasa sakit itu datang lagi. Rasa sakit itu kembali lagi ketika ia memutar semua kenangan menyakitkan tentangnya.

"Nggak ini pilihan tepat Starsa, kamu harus lupain Kak Langit!" Starsa mencoba menguatkan dirinya berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri dengan suara yang bergetar.

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang