BAB 3

496 58 2
                                    

Suasana canggung masih melingkupi Langit dan Starsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana canggung masih melingkupi Langit dan Starsa. Keduanya sama sama terdiam, hanya terdengar suara dentingan sendok di ruangan itu.

Marisa selaku ibu dari Asrar, Langit, dan Valen, hanya bisa menatap penuh pertanyaan pada Dion, mencari jawaban pada pacar anaknya itu. Namun Dion hanya menggelengkan kepalanya, berusaha untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Starsa, bunda udah lama nggak ketemu kamu, kamu apa kabar?" Suara itu, suara yang sudah lama tak ia dengar, ingin rasanya ia bercerita pada sosok wanita itu. Namun bagaimana nanti jika wanita itu tahu, bahwa Langit dan dirinya bertengkar cukup hebat kemarin. Pasti Langit juga akan menyalahkan dirinya karena mengadukan hal itu pada bunda.

"S-Starsa baik baik aja bunda," Jawab nya diselingi senyuman merekah.

"Syukur deh, kamu harus sering sering kesini ya Starsa. Bunda sama Papah bakal seneng banget kalo kamu ada di sini." Ucap Marisa seraya mengelus rambut Starsa.

Mendapat perlakuan itu, Starsa rasanya ingin menangis, sesak di dadanya masih terasa. Apa lagi rasa ngilu di keningnya dan perih di pipinya belum hilang sampai saat ini.

Sunyi. tidak ada satupun perkataan yang keluar dari mulut Langit setelah ia melakukan hal yang mengejutkan itu kemarin. Entah bagaimana caranya dan apa yang sudah ia lakukan, ia merasa bahwa kejadian kemarin benar benar di luar batas.

Selama ini memang Langit selalu saja menyalahkan Starsa. Kenyataan nya yang pahit, bahwa Langit tidak bisa mencintainya__ Cukup membuat Langit merasa bersalah, apalagi ketika berada di posisi saat ini. Melihat berapa bahagianya Marisa dan brama ketika Starsa bisa berkumpul bersama di rumah ini.

Mereka sangat menyanyangi Starsa, bagi orang tua Langit, Starsa sudah seperti anak kandung mereka. Melihat Starsa hanya hidup bertiga dengan Kakak dan adiknya. Membuat Marisa dan Brama harus turun tangan untuk mengurus Starsa.

Orang tua Starsa telah meninggal 5 tahun yang lalu, mereka di tembak oleh seseorang yang saat ini tidak diketahui identitasnya. Bahkan yang lebih kejamnya lagi, Starsa berada tepat di tempat kejadian itu. Maka dari itu, ketika mendengar suara tembakan atau bahkan dentuman yang keras, otomatis akan membuat Starsa takut dan histeris.

"Langit, setelah ini kamu anter Starsa pulang kerumah ya," Suruh Brama papah Langit.

"Nggak usah pah, Starsa bisa pulang sendiri," Sergah Starsa ketika melihat raut wajah langit yang berubah.

"Biar gue aja kak," Timpal Valen, anak terakhir keluarga Millenno. Valen cukup mengetahui permasalahan nya hanya dengan melihat situasi canggung ini, ia bisa merasakan perubahan wajah Langit yang dingin. Di tambah lagi sedari tadi Asrar juga tak bersuara, biasanya ketika Marisa dan Brama baru pulang dari Amerika Asrar akan bergelayut manja kepada Marisa. Namun saat ini hal seperti itu pasti tidak akan di lakukan oleh Asrar. Maka dari itu Valen berinisiatif untuk menawarkan diri mengantar Starsa Pulang.

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang