"Sa! Sa..." Teriak Rain dari belakang.Starsa menoleh, kini mereka bertiga sedang berada di lorong menuju ruangan panitia. Setelah makan di kantin tadi, mereka langsung kembali untuk menyiapkan acara. Berhubung mereka bertiga adalah bagian dari panitia, jadi tidak ada waktu untuk sekedar berbincang dengan Langit dan teman temannya.
Kebetulan, arah ruang panitia dan ruangan Langit sangat dekat. Bisa dibilang seperti persimpangan di jalan, disebelah kanan adalah ruang panitia sedangkan di sebelah kiri adalah ruangan Langit. Otomatis mereka berjalan di lorong yang sama, namun jarak mereka terpaut jauh.
Rain menyenggol bahu Starsa. Starsa tersadar, setelah itu Rain menyuruh Starsa untuk menengok ke belakang. Pria itu menoleh dan terdiam ketika matanya bertabrakan dengan retina elang yang kini menatapnya datar__hanya saja, Starsa langsung memalingkan wajahnya dan memilih untuk kembali manatap kedepan. Seraya memainkan ponsel nya.
"Ada Kak Langit lo noh," Ucap Rain seraya melirik pada Langit yang masih menatap ke arah mereka.
Starsa menggelengkan kepalanya, "bukan lagi." Ucap Starsa tersenyum sembari mempercepat Langkahnya menuju kursi yang berada di dalam ruang panitia.
Rain dana Kael yang mendengar itupun langsung menatap satu sama lain, mereka ikut berlari mengikuti Starsa. Dan menghampiri Starsa yang tengah duduk seraya asik berbincang dengan Gene.
Brak!
Rain yang bingung spontan menggebrak meja di hadapannya, memberhentikan aktivitas Starsa dan Gene yang tengah bercanda ria.
"Lo seriusan mau berhenti ngejar Kak Langit?!" Tanya Rain yang masih tak percaya dengan perkataan Starsa barusan.
Kael juga ikut mengubris, "Lo bercanda kan Starsa?" Sementara Gene yang berada di situ hanya bisa mengerutkan alisnya menunggu jawaban dari sang empu.
Singkat saja, bukannya mereka tidak mendukung, bahkan sangat senang jika Starsa ingin berhenti mengejar Langit dan memilih untuk mundur dari apa yang telah ia lakukan. Hanya saja mereka masih belum percaya dengan apa yang barusan di katakan oleh Starsa.
Starsa mengangguk pelan, "Aku serius," Jawab Starsa dengan mantap.
Starsa menghembuskan nafas nya pelan, berusaha untuk menyangkal perasaan yang berusaha menggangu keyakinan nya untuk melangkah mundur dan mencari jalan yang lebih baik. Tidak, dirinya harus tetap yakin jika ia mampu untuk melangkah mundur dan meninggalkan apa yang telah ia lalui. Meninggalkan kenangan menyakitkan yang sudah melukai dirinya berkali-kali.
"Bagus kalo emang itu pilihan lo, Sa." gumam Kael.
"Jangan terlalu maksain diri kamu sendiri Sa, kapanpun kamu butuh tempat untuk cerita, aku bakal selalu ada buat kamu," Beo, Gene memeluk singkat tubuh Starsa. Memberi kehangatan pada pria itu.
Sesekali Gene mengelus singkat punggung kokoh itu. Tak bisa di pungkiri, jika sebenarnya Gene sangat menyukai Starsa. Setiap luka yang Langit berikan untuk Starsa juga, menyakiti hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
langit untuk starsa (End)
RomansaStarsa hanya ingin langit mencintai starsa. Tak ada kata yang bisa di gambarkan jika suatu hari nanti Langit bisa mencintainya. Tapi bagaimana jika tiba tiba ada Langit lain yang mencintai Starsa dan ingin mengambil Starsa pergi? Akankah Starsa me...