BAB 12

390 39 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Saat ini Langit sedang berada di kantor nya. Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya ia berniat untuk segera pulang.

Membiarkan tubuh nya tersandar di bangkunya, ia menarik nafas nya dalam. Mencoba melupakan apa yang telah terjadi akhir-akhir ini.

"Kok tumben jam segini gue ngantuk banget?" Setelah mengatakan itu akhirnya Langit melangkahkan kakinya menuju sofa yang berada di ruangan nya. Menjatuhkan tubuhnya di sana. Dan akhirnya Langit pun tertidur.

"Kak Langit?"

Mendengar suara itu Langit yang tengah tertidur pun akhirnya terbangun. Membenarkan posisinya untuk menghadap seseorang itu. Seseorang itu memainkan jarinya mencoba untuk mengurangi rasa gugupnya karena terus di tatap oleh Langit.

"Kok kamu ada di sini?" Ucap Langit yang langsung membuat seseorang itu menundukkan kepalanya.

Tubuh seseorang itu terlihat gemetar, rasa takut mulai melingkupi dirinya ketika tatapan elang Langit berusaha untuk Mengitrupsi dirinya.

"Barusan Kak Time jemput Kael di Fakultas, terus dia ngajak aku pulang bareng. Sampe di tengah perjalanan Kak Time baru inget kalo kunci apartemen nya ketinggalan di kantor," Seseorang itu adalah Starsa.

"Awalnya Kak Time mau nganter aku pulang dulu, tapi aku minta sama dia buat turunin aku di sini aja." Lanjutnya.

Langit terdiam di tempat nya, membuat Starsa yang tadi menundukkan kepalanya kini mendongakan untuk menatap Langit.

Pria itu menyunggingkan senyuman manisnya. Tangan kirinya kemudian meraih tangan kanan Langit dan memberikan bawaannya nya pada Langit dengan agak sedikit memaksa.

"A-aku mau minta maaf sama Kakak, setelah ini aku nggak akan pernah ganggu Kakak lagi. Maka dari itu aku cuman pingin Kakak terima ini untuk yang terakhir kalinya. Itu buat Kakak, semoga Kakak suka dengan hadiah yang aku kasih." Ucap pria itu sebelum akhirnya meninggalkan Langit yang mematung di tempat.

Langit yang masih bingung karena baru terbangun dari tidurnya itupun akhirnya hanya bisa diam membisu, mencoba untuk mencerna apa yang barusan telah Starsa katakan. Selama setengah jam Langit masih terdiam mematung di sana dengan tatapan yang sulit diartikan.

Namun ia juga merasa penasaran apa yang ada di dalam bingkisan itu. Dan akhirnya Langit pun memutuskan untuk membukanya. Setelah ia membuka bingkisan yang berwarna hitam itu, ia melihat sebuah surat dan kotak kecil di sana.

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang