BAB 16 (21+)

636 43 1
                                    

⚠️WARNING

NC AREA. UNTUK KALIAN YANG MASIH DI BAWAH UMUR. TOLONG SKIP BAB INI YA. BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.

Pagi yang cerah, dengan hembusan angin laut yang menerpa tubuh mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah, dengan hembusan angin laut yang menerpa tubuh mereka. Dentuman ombak yang terus menabrak batu karang terus terdengar memenuhi indra pendengaran.

Saat ini mereka semua sedang berada di tepi pantai untuk menikmati suasana pagi yang cerah, ditemani sebotol wine di sana.

Di belakang mereka juga sudah terdapat bangunan indah yang akan menjadi tempat mereka menginap selama tiga hari ini.

Langit, Marsel dan Time kini memandang luas hamparan pantai itu. Ketika semesta mereka sedang berlari riang bersama. Sesekali mereka bertiga juga mengajak Langit dan kedua teman untuk bergabung, namun Langit dan temannya lebih memilih untuk menyaksikan mereka saja.

Disisi lain juga Langit hanya bisa tersenyum bahagia, ketika senyuman lebar terukir sempurna dari bibir ranum kekasihnya itu.

Ternyata memilih untuk menerima cinta Starsa sangat menyenangkan. Jika ia tahu perasaan ini akan senyaman itu mungkin dari dulu Langit sudah membalas cinta itu dan tidak akan membiarkan Starsa berjuang sendirian dengan lukanya.

"Lucu banget ya mereka," Guman Time dengan tatapan harunya.

"Gue kayaknya gak pernah deh liat Starsa senyum sebebas itu." Beo Marsel yang langsung di iya kan Langit.

"Apalagi gue Sel,"

"Kayaknya dia seneng banget deh karena lo udah bales perasaan dia." Kata Time.

Langit tersenyum, "kalo gue tau bakal seindah ini, mungkin dari dulu gue bakal cinta sama dia- lo tau sendiri kan alesan gue gak mau nerima dia itu apa. Bukan karena gue ini gak bisa nerima kenyataan bahwa gue gak normal. Tapi karena rasa takut itu selalu ngehantuin gue terus menerus sampe gue bingung harus kayak gimana lagi." Jelas Langit lirih.

"Mungkin setelah ini gue bakal berusaha buat ngelawan rasa takut itu___dan gue mau berterima kasih sama lo berdua karena mau ngeyakinin gue buat cinta sama dia." Mendengar itu Marsel dan Time hanya bisa tersenyum bahagia, akhirnya sahabat nya ini telah menemukan jalan dan kebahagiaan nya sendiri.

"K-kalian gak mau ikutan?" Tanya Rain ngos ngosan setelah bermain di pantai.

"Sini, sini kamu minum dulu." Ucap Marsel menyodorkan air kelapa untuk menyegarkan tubuh Rain yang hiperaktif.

Sementara Starsa hanya bisa berjalan malu malu ke arah Langit. "Hehe, haus.." Ucap Starsa cengengesan. Langit hanya bisa menatap Starsa gemas.

"Lagian suruh siapa lari larian kayak anak kecil___nih minum." Kata Langit memarahi Starsa sebentar, setelah itu ia memberikan Starsa air kelapa yang ada di sebelah nya.

"Kak Time, Kak Langit akhirnya luluh juga ya," Bisik Kael di telinga Time.

"Lebih tepatnya Karma sih," Gumamnya.

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang