BAB 4

470 51 1
                                    

Sinar matahari yang cerah, menembus masuk menyinari kamar Starsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari yang cerah, menembus masuk menyinari kamar Starsa. Menyinari sudut ruangan itu. Seketika pintu terbuka, membuat Starsa yang masih tertidur pun kini membuka matanya.

Rupanya itu adalah sang kakak yang datang dengan membawa semangkuk sup jagung dan segelas susu hangat. Perempuan itu tersenyum manis menghampiri Starsa dan duduk di tepi kasur. Menaruh nampan pada nakas yang berada di sampingnya. Ia mengelus kening Starsa, merasakan berapa hangatnya tubuh Starsa saat ini.

"Makan dulu ya, biar kamu ada tenaga." Ucap Flouren seraya membantu Starsa duduk.

Starsa menatap kakaknya lemah, ia tampak mengalihkan pandangan, mencari sudut lain dari hadapan kakaknya itu. Menahan sesak di dadanya. Sejak kemarin Starsa mengalami demam yang cukup tinggi, tak henti hentinya ia terus memanggil nama Langit. Bahkan Flouren pun bingung harus melakukan apa lagi.

"Kakak bikinin sup jagung kesukaan ka-" Ucap Flouren terpotong.

Prang!

Tangan Starsa menghempaskan mangkuk dengan bebasnya begitu saja dari genggaman Flouren. Sup itu berhamburan, retakan mangkuk berserakan di mana mana. "Starsa kamu apa apaan sih?!" Suara Flouren sedikit lantang menegaskan betapa herannya ia terhadap adiknya itu. Ia sangat terkejut.

Padahal sejauh ini Starsa tidak pernah melakukan hal itu, bahkan untuk membantah perkataan nya saja sangat mustahil Starsa lakukan. Tapi kenapa hari ini Starsa menjadi seperti ini?

Entah apa yang salah pada Starsa sehingga ia tega melakukan hal seperti ini. Flouren pun bangkit dan bergegas memunguti kekacauan yang sudah Starsa perbuat. Sementara Starsa pun ikut bangkit dan mengambil pecahan mangkuk itu, digenggam nya kuat kuat. Bukan untuk membantu merapihkan kekacauan itu, namun yang Starsa lakukan adalah untuk melukai tanganya.

Flouren yang melihat itu langsung menghampiri Starsa dan berlutut, meng sejajar kan posisinya pada Starsa dengan rasa kekhawatiran yang mendominasi. "Starsa! Kamu ngapain?!"

Bagian paling runcing pada ujung pecahan itu, kini telah melukai kulit Starsa. Darah mengucur dengan cukup deras, membuat Flouren yang melihat itu berteriak meminta pertolongan pada Adiknya yang lain. "T-TASYA! T-TOLONGIN KAKAK!" Ucapnya sedikit gemetar.

Tasya yang mendengar itu langsung menghampiri sumber suara. Membantu Kakaknya untuk menyingkirkan pecahan beling itu dari lengan Starsa. Namun tenaga Starsa terlalu kuat untuk menjadi tandingan mereka.

Setelah berhasil menyingkirkan beling itu, Flouren berbegas untuk memeluk Starsa dan mengunci tubuhnya.

"Starsa kamu udah gila?!" Starsa terisak, ia mendesak Kakaknya untuk melepaskan pelukannya. Tapi tubuhnya terlalu lemah untuk melakukan itu. "Lepas kak! Lepasin aku!" Ia memberontak cukup hebat,  melojak lojak cukup kuat berharap untuk di lepaskan.

"Starsa, nggak gini caranya," Tekan Flouren, berusaha keras untuk menahan rontaan Starsa. Hingga Tasya yang berada di situ pun, langsung membantu Flouren menahan lojakan itu.

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang