BAB 23

303 27 0
                                    

Gadis cantik itu berjalan, tak menghiraukan pandangan dari sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik itu berjalan, tak menghiraukan pandangan dari sekitar. Ia masih membawa koper di tangannya. Setelah ia sampai dari bandara ia tak berniat untuk pulang terlebih dahulu.

Sebelumnya gadis itu datang ke rumah pria yang akan ia temui. Namun kakaknya bilang, ia sedang tak ada di rumah, jadi ia memutuskan untuk menghampiri tempat ini sekarang. Kerena pria itu ada di sini.

Kaki jenjangnya berjalan menelusuri lampu lampu indah yang terpasang. Di tambah dengan bunga bunga dan beberapa hiasan balon di sana.

Sesaat langkahnya sempat terhenti untuk mencari keberadaan pria itu. Tapi ia tidak bisa menemukan nya karena tempat ini terlalu ramai, Namun ketika ia memandang ke arah lain akhirnya ia berhasil menemukannya. Tak ingin membuang waktu, gadis itu langsung berlari menghampiri pria yang tengah duduk bersama para sahabatnya.

"Langit!"

Langit tersentak, ketika tubuh seorang gadis memeluknya, buru bru ia mendorong gadis itu agar menjauh dari dirinya. Ia tak mau membuat kekasihnya salah paham.

"Kamu kok ada di sini?!"

"Kamu kok ada di sini?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu berdecak sebal. "Huft... Kamu gak seneng aku pulang, yah?"

"Bukan begitu, Line. Kamu kan bisa hubungin aku, abis itu aku bisa suruh supir buat jemput kamu di bandara."

"Aku kira kamu yang bakal jemput aku." Ucap gadis itu berdecak sebal.

"Aku sibuk!"

"Ya, ya, ya. Dari dulu kamu emang selalu sibuk!"" Kata gadis itu kemudian ia beralih untuk memeluk sahabat Langit. "Aa Kak Marsel, Line kangen sama Kakak."

"Giliran Marsel kamu panggil Kakak." Celetuk Langit, yang hanya di balas sinisan dari Line.

"Kak, Time. Kakak apa kabar, oiya aku denger kakak udah gak pernah selingkuh lagi ya? Kok bisa, siapa yang buat kak berhenti?" Cerocos Line, yang membuat Langit, menarik tangan Line. Kemudian gadis itu ia sekap di area ketiaknya.

"Sekarang jadi bawel banget ya!"

"Aaaa, Langit! Ketek kamu bau!"

"Enak aja, wangi tau. Pacar gue aja suka."

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang