Sekarang mereka bertujuh berada didalam elevator, keheningan terjadi sejak kedatangan Arka dan Lianz yang tak berhasil membawa Shaza kembali kedalam elevator.
"Untung aja lo berdua balik ke elevator ini tepat waktu, telat lima menit mungkin kalian gak bakal bisa keluar dari tempat ini." kata Ryula memecah keheningan.
"Tadi, pas lo keluar dari elevator, gue liat sosok berjubah itu ngikutin lo." ucap Arka.
"Coba aja kalo tadi Arka gak nyusul lo, Li, sekarang jasad lo udah gak utuh lagi." timpal Revano.
Lianz mendesah pelan, memejamkan matanya, ternyata sosok itu memang sudah mengintai dirinya.
"Lo gak berhasil ketemu sama Shaza, Li?" kali ini Altharel bertanya.
"Gue udah ketemu Shaza, bahkan gue sama dia ada niatan mau balik ke elevator ini," Lianz menjeda perkataan nya.
"Lo semua mau tau apa yang gue liat disana?" tanya Lianz.
Semua mengangguk serentak, menatap fokus Lianz.
"Coba ceritain dari awal," kata Altharel.
"Awalnya, gue cari Shaza dimana-mana tapi gak ketemu, semua lorong bener-bener gelap, gue berhenti ditengah tengah lorong itu karena gak tau harus kemana,"
"Hewan aneh itu tiba-tiba aja dateng nyerang gue, tapi tiba-tiba juga Shaza dateng nolongin gue, gue udah bujuk Shaza buat balik kesini tapi dia gak mau,"
"Hewan-hewan aneh itu mulai berdatangan ke arah kita, gue juga denger suara sosok berjubah itu nyeret pisau, langsung aja gue tarik Shaza pergi dari tempat itu," jelas Lianz.
"Oh pantes, gue liat kalian berdua lari-lari, tapi gak ada yang ngejar." kata Arka.
"Kenapa lo gak samperin mereka?" tanya Erik.
"Gue mau samperin, tapi tiba-tiba mereka berdua ngilang. Lo kan tau sendiri, di lorong ini gelap." jawab Arka.
Lianz melanjutkan ceritanya, "Akhirnya gue sama Shaza ngumpet dibalik tembok, gak lama kemudian sosok itu dateng, dia gak liat kita berdua,"
"Karena gue penasaran dia mau kemana, jadinya gue ikutin." lanjut Lianz, membuat Altharel, Erik, Ryula, Revano dan Arka sedikit terkejut.
"Anjir, gila lo, Li?"
"Yang bener aja! namanya lo cari mati, tau gak!"
Lianz menunduk, "Maaf .. gue minta maaf, kalian .. juga harus tau kalo Shaza udah meninggal, leher nya ditikam sosok berjubah hitam itu."
Lantas mereka berlima selain Lianz dan Arka melotot kaget mendengar nya, terutama Getsy.
"Jadi .. Shaza mati gara-gara kamu ajak dia buat ngikutin sosok berjubah hitam itu?" tanya Getsy.
Lianz merotasikan matanya, menarik nafas dalam-dalam,
"Gue gak ajak dia, serius deh. Shaza yang minta ikut. Gue bilang ke dia buat tunggu aja disana, biar gue sendiri yang ngikutin, tapi dia bilang takut kalo sendirian."
"Gue ngikutin sosok itu karena–" ucapan Lianz terpotong oleh Revano.
"Mangkanya jangan ceroboh, andai aja lo gak kesana–"
"Ssstt. Lo bisa gak sih jangan nyalahin Lianz? lo kan belum denger cerita lengkapnya, jangan motong pembicaraan kayak gitu, gak sopan." ucap Arka memberi pembelaan untuk Lianz.
"Tetep aja, Lianz juga bertanggung jawab atas kematian Shaza." balas Revano.
"Van, Shaza itu keluar dari elevator gitu aja atas kehendaknya dia, masih untung Lianz sama Arka mau nyamperin kan? udah lah, gausah saling salah-salahan, jengah gue dengernya." jengah Ryula.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Elixir Class : Survive ❪ ✔️ ❫
Mystery / Thriller❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ 26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...